Pak Harto Membuka Sidang Menteri-Menteri Tenaga Kerja ASEAN
(Penciptaan Lapangan Kerja Hanya Melalui Pembangunan Menyeluruh)[1]
SELASA, 1 April 1975, Penciptaan lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya hanya dimungkinkan dengan pembangunan yang menyeluruh. Demikian dikemukakan oleh Presiden Soeharto ketika membuka sidang Menteri-Menteri Tenaga Kerja ASEAN, yang membahas masalah kesempatan kerja dan kependudukan, di Bina Graha pagi ini. Menurut Kepala Negara, kini sudah saatnya kita mencari dan mengembangkan cara-cara bagaimana negara-negara ASEAN dapat menyusun program bersama yang lebih efisien, dan bukan hanya mengatasi masalah kependudukan dan kesempatan kerja saja, melainkan juga mampu menyelesaikan masalah-masalah tersebut secara menyeluruh.
Selanjutnya Kepala Negara mengemukakan bahwa masalah penduduk dan tenaga kerja merupakan kunci dari pada ketentraman dan kesejahteraan sosial masyarakat pada umumnya. Keberhasilan negara-negara ASEAN dalam memecahkan persoalan ini akan memberi sumbangan pada terwujudnya stabilitas bersama, yang merupakan unsur pendorong bagi bertambah cepat dan lancarnya pembangunan. Kita cukup menyadari betapa mutlaknya penanggulangan terhadap masalah-masalah tadi bagi berhasilnya pembangunan sebagai ikhtiar untuk mewujudkan kemakmuran bangsa dan kesejahteraan rakyat, baik materil maupun spiritual. Masalah-masalah tersebut perlu ditanggulangi melalui usaha-usaha yang panjang dengan mengatur pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana dan dengan usaha menciptakan dan memperluas lapangan kerja sebanyak mungkin. Demikian antara lain dikatakan oleh Presiden. Dapat ditambahakan bahwa sebelum menyampaikan amanatnya, Kepala Negara telah menerima kunjungan kehormatan dari para menteri tenaga kerja ASEAN tersebut.
Presiden Soeharto menginstruksi Departemen Pertanian dan Departemen Penerangan untuk menangani program kampanye intensifikasi di bidang pertanian. Instruksi ini dikeluarkan didalam sidang Dewan Stabilisasi Ekonomi Nasional yang berlangsung di Bina Graha, dimana telah ditetapkan bahwa kampanye program intensifikasi di bidang pertanian perlu ditingkatkan. Dalam hubungan ini sidang menetapkan bahwa salah satu bidang pertanian yang perlu diintensifkan adalah penanaman tebu, sehingga memungkinkan disederhanakannya masalah sewa tanah yang sekarang ini masih sangat kompleks.
Sidang juga telah membahas masalah penanggulangan hama wereng dan penyakit virus. Pada bulan Januari lalu, pemerintah telah menerima laporan mengenai adanya daerah potensi serangan hama Wereng Coklat di Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pada akhir Februari ternyata masih terjadi perluasan daerah potensi serangan hama Wereng Coklat itu, sekalipun pemberantasan telah mulai dilakukan. Selain pemberantasan hama, pemerintah juga mengganti varietas padi yang peka dengan varitas baru, yaitu PB-26, PB-28, dan PB-30 yang tahan terhadap hama wereng dan penyakit virus. (AFR)