ABRI TIDAK BERTRADISI COUP [1]
Djakarta, Angkatan Bersendjata
Waperdam a.i. Pertahanan Keamanan Letdjen Soeharto menegaskan bahwa setelah PKI mengira dapat menguasai bidang politik dan mengatjaukan ekonomi, maka dalam sasarannja akan menghantjurkan dan melumpuhkan ABRI.
Penegasan ini dikemukakan Waperdam aj. Pertahanan dan Keamanan Letdjen Soeharto dalam penutupan pendidikan Petjad ABRI di Jogjakarta hari Selasa jl.
Waperdam a.i. Hankam mendjelaskan bahwa ABRI tidak bertradisi coup terhadap pemimpin ABRI jang ditjintainja, karena ABRI sudah dilegalkan sebagai alat revolusi di samping alat Hankam.
Letdjen Soeharto menambahkan selandjutnja bahwa kewadjiban daripada ABRI adalah kesadaran sebagai alat revolusi dan alat Hankam serta berpedoman kepada Pantja Azimat revolusi, mengamankan dan mengamalkan adjaran2 Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno djuga kekompakan persatuan dan kesatuan dalam wadah Pantjasila dengan poros Bung Karno ABRI – Rakjat.
Dalam menanggapi warisan politik Luar Negeri Letdjen Soeharto mendjelaskan bahwa memang kita mempunjai warisan politik berat sebelah, maka dengan ini kita wadjib menormalisir kembali djiwa UUD 45.
Dikatakan, pada saat ini hutang kita terhadap Luar Negeri sebanjak 2,5 miljard, dengan utang sedjumlah tersebut kita harus mentjitjilnja setiap tahun sebanjak 530 Djuta Dollar sedangkan hasil export kita sedjumlah 500 Djuta Dollar. (DTS)
Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (13/04/1966)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 259-260.