Presiden Soeharto membuka Pameran Produksi Indonesia di Arena PRJ [1]
RABU, 15 AGUSTUS 1990 Pagi ini Presiden Soeharto membuka Pameran Produksi Indonesia (PPI) 1990 yang berlangsung di Arena Pekan Raya Jakarta. PPI tahun ini diikuti oleh 1200 peserta yang memamerkan pelbagai hasil industri, termasuk helikopter produksi IPTN dan mesin-mesin buatan PT Persero Barata Indonesia.
Kepala Negara dalam sambutannya mengatakan bahwa dengan menyelenggarakan pameran ini lima tahun sekali, maka kita dapat melihat kemajuan-kemajuan yang berhasil kita capai dibidang produksi secara berkala. Pameran Produksi Indonesia selalu kita selenggarakan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan bangsa kita. Memang, ada kaitan yang erat antara kemampuan kita dalam berproduksi dengan Kemerdekaan Nasional kita yang diproklamirkan 45 tahun yang lalu.
Apa yang kita saksikan dalam Pameran Produksi Indonesia 1990 ini mudah-mudahan akan menambah keyakinan dan membulatkan tekad kita bahwa dalam Repelita VI nanti kita benar-benar dapat mulai memasuki proses tinggal landas, yaitu tahap di mana kita dapat membangun makin cepat dan dengan mengandalkan kekuatan kita sendiri.
Presiden Soeharto menghimbau segenap pakar ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia untuk bekerja keras dan tekun di bidang masing-masing dengan penuh integritas dan kejujuran, setia, kepada hati nurani dan cita-cita bangsa. Himbauan ini dikemukakan Kepala Negara dalam pertemuan ramah tamah dengan para pakar ilmu pengetahuan dan teknologi sore ini di Istana Negara. Ibu Tien Soeharto tampak hadir diantara 350 pakar yang diundang menghadiri pertemuan itu.
Dikatakan oleh Kepala Negara bahwa dengan obyektivisme keilmuan dan idealisme kecendekiawanan para pakar tentu akan lebih mampu melihat perkembangan dan kehidupan bangsa kita secara lebih kritis. Pandangan-pandangan yang obyektif, kritis dan konstruktif sangat kita perlukan untuk memperkaya bahan-bahan pertimbangan kita dalam menentukan pilihan-pilihan yang harus kita lakukan. Oleh karena itu, demikian Kepala Negara, kepekaan para pakar ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa dan negaranya sangat diperlukan. Dalam kepekaan dan integritas para pakar terletak harapan yang lebih besar untuk kemajuan bangsa dan negara kita. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 330-331. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003