ABRI ANAK KANDUNG REVOLUSI & BERBAKTI UNTUK REVOLUSI
Tidak Sama Dgn “Army” Negara Lain [1]
Djakarta, Angkatan Bersendjata
PANGDAM VII/DIPONEGORO, BrigDjen Surjono Supeno menegaskan, bahwa kita boleh merasa bangga kepada ABRI jang dewasa ini terkuat di Asia Tenggara dan bertaraf internasional baik dalam hal kekuatan, kondisi persendjataan, pengorganisasian maupun dalam hal ketangkasannja. Tetapi dalam satu hal berbeda, jaitu atas pendiriannja dan proses kelahirannja.
Demikian Pangdam VII/Diponegoro dalam sambutan tertulisnja pada malam Resepsi Perkenalan Panglima KODAMAR VIII Semarang, malam perpisahan dengan kolonel Laut R. Soebardi, Djum’at malam jl. di Balai Kota-Kotamadya Semarang.
ABRI Lahir, Besar Dan Berdjuang Utk Revolusi
Pangdam VII/Diponegoro mendjelaskan pula, bahwa ABRI kita bukan “Armed forces” dalam arti kata organisasi ketentaraan jang didirikan lebih dahulu, sudah itu baru menjusun dan mentjari peradjurit2 dan para sopirnja.
Tetapi ABRI kita lahir dalam dan karena Revolusi, sebagai organisasi jang didirikan kemudian, oleh Rakjat jg merasa berkewadjiban membela dan mempertahankan Kemerdekaan dan Tanah Airnja, dan memerlukan organisasi untuk menampung mereka sebagai patriot, pedjuang kemerdekaan jang berdjuang dengan djiwa dan raganja. Karena ABRI sebagai organisasi pada hakekatnja adalah sumbangan dan persembahan Rakjat kepada Revolusi. Djadi disitulah letak perbedaan ABRI dengan “ARMY” negara Asing, dimana sumber dan induknja ABRI adalah Rakjat.
Hal ini tak boleh dilupakan sedikitpun buat jang berpangkat rendah maupun jang berpangkat tinggi, “A.B. kita dari oleh dan untuk rakjat”.
ABRI & Rakjat Harus Bersatu
Pada malam Resepsi jang dihadiri oleh MenPangal Laksamana Muda Laut Muljadi, Men/Wk. Pangal Maj.Djen KKO Hartono, Para Perwira2 Tinggi dari MBAL Djakarta, Gubernur KDH Djateng Brig. Djen KKO Tit Mochtar, Pangdamar IV Surabaja Komodor Laut Sujatmo dan para pedjabat2 penting lainnja tersebut. Pangdam Diponegoro lebih landjut menekankan, bahwa dalam menghadapi dan menanggulangi segala tantangan terhadap Subversi dan intervensi Asing dan nekolim, kita mesti bersatu bersama Rakjat. Sebab kalau tidak, perdjuangan kita akan gagal ditengah djalan. (DTS)
Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (03/05/1966)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 278-279.