DAPAT DIATASI DGN KERDJA KERAS BERHEMAT DISEGALA BIDANG

DAPAT DIATASI DGN KERDJA KERAS BERHEMAT DISEGALA BIDANG

ABRI Adalah Unsur Stabilisasi & Punja Peranan Progresif [1]

 

Djakarta, Angkatan Bersendjata

DALAM menanggapi pertanjaan2 wartawan asing dan TV Katolik Belanda Waperdam Dr. H. Roeslan Abdulgani menegaskan, bahwa masalah pokok jang kini dihadapi oleh Indonesia ialah bagaimana mendobrak stagnasi dalam perkembangan sosial ekonomisnja setelah Kontrev Gestok/PKI. Memang langkah2 djangka pendek adalah djelas, jaitu menjetop inflasi dan menunda untuk mendjamin pembangunan masjarakat sosialisme Pantjasila.

Tetapi langkah2 inipun hanja merupakan pembuka djalan sadja jang terpenting ialah memperbesar produksi, meratakan distribusi dan hidup sederhana disegala bidang, agar supaja masjarakat kita dapat membajar segala beban perdjuangan Negara kita dewasa ini. Kalau dalam masalah sosial ekonomis belum tertjapai ketenangan, maka kestabilan perkembangan Negara dan masjarakat kita akan selalu terganggu.

Mendjawab pertanjaan apakah masalah sosial ekonomis ini dapat diatasi Waperdam Dr. Roeslan melahirkan kejakinannja, bahwa kita dapat mengatasinja. Kita menjadari kesulitan2 kita, tetapi kita djuga mengetahui kemungkinan2nja untuk mengatasinja.

Kombinasi antara kesulitan dan kemungkinan ini, disertai dengan kerdja keras dan djudjur rationil akan memperbesar titik2 terang. Tuan2 djangan lupa, bahwa kita telah menghadapi berkali masa2 sulit.

ABRI Bukan Diktatur

Atas pertanjaan apakah peranan Tentara Indonesia dalam situasi sekarang ini, dan apakah ABRI tidak berkembang mendjadi kekuatan militer-diktatur, didjawab oleh Waperdam Dr. Roeslan bahwa peranan ABRI kita umumnja, dan TNI/AD chususnja merupakan unsur stalibilisasi. Malahan seringkali merupakan kekuatan jang mempelopori pendobrakan. Mungkin ini jang menimbulkan kesan diluar negeri. Seakan2 ABRI kita bertindak sebagai diktatur militer. Kesan ini sama sekali keliru. Peranan tentara dalarn tiap “developing countries” adalah peranan progresip artinja mengikuti kemadjuan. Lebih2 lagi di Indonesia, dimana TNI kita sedjak lahirnja berwatak anti kolonialisme dan pro kemerdekaan dan sosialisme, karena majoritas pradjlirit2 kita adalah anak2 Rakjat, anak-tmi dan anak buruh chususnja. Jang harus didjaga ialah supaja basis sosial ekonominja djangan gojah dan ideologi Pantjasila dan Sapta Marga tetap menjala2 dalam dadanja demikian Waperdam Dr. Roeslan. (DTS)

Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (17/05/1966)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 299-300.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.