Presiden Soeharto: Peranan ABRI Bukan Wujud Militerisme
(Kepala Negara Juga Menerima Gakoptri)[1]
SENIN, 2 JUNI 1969, Presiden Soeharto menegaskan bahwa peranan ABRI sekarang ini sama sekali bukan wujud “militerisme”, bahkan bukan gejala “militerisme”. Peranan yang dipikul di pundak ABRI sekarang terutama di dorong oleh kesetiaannya pada cita-cita kemerdekaan, Pancasila, dan UUD 1945 serta hasrat yang besar untuk menyelamatkan negara dan bangsa. Menjelaskan tentang peranan ABRI dalam rangka dwifungsi, Jenderal Soeharto mengatakan bahwa sejalan dengan pelaksanaan tugasnya sebagai alat pertahanan dan keamanan, maka ABRI harus dapat dengan tepat melaksanakan peranannya sebagai kekuatan sosial-politik. Demikian antara lain dikatakan Presiden Soeharto ketika membuka Kursus Reguler Angkatan III Lemhanas pagi ini.
Presiden Soeharto meminta kepada Gakoptri (Gabungan Koperasi Produksi Tebu Rakyat) untuk bersama-sama dengan pemerintah mencari jalan bagi peningkatan produksi gula Indonesia, antara lain dengan jalan intensifikasi, bibit-bibit yang baik dan pengairan yang cukup bagi perkebunan tebu. Kepala Negara juga meminta agar supaya intensifikasi dari produksi rakyat maupun pabrik tetap dipertahankan. Demikian dikemukakan Presiden Soeharto ketika menerima pimpinan Gakoptri di Istana Merdeka siang ini. (AFR).
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968-23 Maret 1973”, hal 129. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003.