TOKOH PKI NJOTO DIUBER2 DARI PAGI SAMPAI SORE WALAUPUN DILINDUNGI OLEH SUBANDRIO ACHIRNJA BERHASIL DIBEKUK

TOKOH PKI NJOTO DIUBER2 DARI PAGI SAMPAI SORE WALAUPUN DILINDUNGI OLEH SUBANDRIO ACHIRNJA BERHASIL DIBEKUK [1]

Djakarta, Angkatan Bersendjata

Sebelum berhasil diamankan, orang ketiga PKI, Njoto ternjata telah disembunjikan oleh Subandrio dirumahnja di Djalan Imam Bondjol, Djakarta, dan selalu menggunakan mobil RI-3 (mobil dinas Subandrio) untuk melakukan kegiatan2 gerilja politiknja.

Menurut keterangan2 jang diperoleh “Ampera”, sekarang baru dapat diberitakan kisah njata tentang ditangkapnja Njoto, Wakil Ketua II PKI itu, jang kini mungkin sedang asjik2nja kongkow dgn Aidit.

Disembunjikan Subandrio

Sesudah digagalkannja kudeta Gestapu-PKI tanggal 1 Oktober, Njoto masih berkeliaran di ibukota. Bahkan Njoto masih ikut menghadiri sidang2 kabinet pertama sesudah pemberontakan jang gagal itu.

Dokumen2 jang diperoleh pihak berwadjib menundjukkan bahwa Aidit, Lukman, Njoto dan gembong2 PKI lainnja berserta partai itu sendiri telah mendjadi dalang pengchianatan berdarah tersebut. Oleh sebab itu Njoto jang masih berkeliaran di ibukota harus segera diamankan.

Tapi tindakan pengamanan Njoto selalu terbentur dg Subandrio jang memberi perlindungan padanja. Njoto waktu itu selalu menginap dirumah Subandrio jg mendapat pengawalan keras dari petugas2 keamanan.

Berhasil Disergap

Setelah sedjak beberapa lamanja mengadakan pengintaian dirumah Subandrio, alat2 negara jang mendapat tugas untuk “mengamankan” Njoto belum djuga berhasil karena seringkali kehilangan djedjak. Pada suatu hari alat2 negara ini berhasil melihat Njoto jg waktu itu masih mendjadi Menteri, keluar dari rumah Subandrio dengan menggunakan mobil dinas RI-3.

RI-3 meluntjur kedaerah Kebajoran kerumah seorang berpangkat Major dari salah satu Angkatan Bersendjata RI, Major inipun sekarang sudah diamankan. Petugas2 jang membuntuti Njoto jang hanja berdjumlah beberapa  orang, belum berani bertindak guna menghindarkan bentrok jg tidak diingini dengan pendjaga2 jg ada disana. Waktu itu Njoto memasuki rumah tersebut djam 9.00 pagi, dan baru keluar lagi pada djam 15.00 sore, dengan menggunakan mobil lain. Selama waktu itu alat2 negara jang bertugas ini menunggu dengan sabar dan hati2. Tidak ada satu menitpun rumah tersebut luput dari pengawasan.

Mobil Njoto jang kembali meluntjur menudju Djakarta (kota) diikuti terus. Sesampainja ditikungan depan Hotel Indonesia, petugas2 ini kemudian mendahului mobil Njoto dan diminta supaja berhenti.

Salah seorang petugas turun dari mobil dan mendatangi mobil Njoto minta supaja gembong PKI ini bersedia ikut dengan mereka. Njoto dengan tjongkaknja mengatakan: ‘Saja Menteri’ . Petugas tsb mendjawab: ‘Kami tahu bapak Menteri. Tapi komandan kami mengundang supaja Bapak datang kemarkas untuk sesuatu urusan.

Njoto kemudian menanjakan siapa komandan jang memerintahkan itu, dan berdjandji akan datang. Mobil Njoto meluntjur terus menudju rumahnja Subandrio. Setelah berada didepan rumah Subandrio, mobil Njoto tiba2 mentjoba membelok kedalam pekarangan rumah Subandrio.

Segera Ditangkap

Petugas2 keamanan jang selalu memperhatikan gerak-gerik mobil jang ditumpangi Njoto ini segera memburu dan berhasil mentjegah mobil tsb memasuki pekarangan. Salah seorang petugas segera mendekati mobil Njoto dan mempersilahkannja menaiki djip jang sudah disediakan. Sedangkan beberapa petugas lainnja memberi pendjelasan kepada petugas keamanan jang mengawal rumah Subandrio supaja tidak timbul salah pengertian.

Demikianlah kisah njata tentang pengamanan Njoto jang mendapat perlindungan dari Subandrio jang waktu itu masih mendjabat Waperdam I.

Kemudian diadakan penggerebekan dirumah tempat Njoto berada di Kebajoran selama enam djam itu. Setelah digeledah ternjata ditempat itu telah diadakan rapat gelap dengan gembong2 PKI lainnja, antara lain, Sudisman, Ir. Sakirman, Anwar Sanusi dll. Mereka ini berhasil lolos karena sempat melarikan diri sebelum petugas2 keamanan datang, demikian diberitakan oleh Mingguan Ampera. (DTS)

Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (02/06/1966)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 312-313.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.