ABRI PUNJA DUA FUNGSI UTAMA

ABRI PUNJA DUA FUNGSI UTAMA

Tanja Djawab Let. Djend. Soeharto Dengan Wartawan “The Stateman” [1]

Djakarta, Angkatan Baersendjata

Pertanjaan: Apakah jang Djenderal sarankan jang harus ditjapai dalam sidang MPRS jad? Dapatkah suatu undang2 pemilihan MPR dan komposisi anggota MPR jang tetap dapat diselesaikan pada tgl. 6 Djuli jad?

Djawab: Pemerintah telah mempersiapkan rentjana undang2 pemilihan umum oleh suatu panitja negara dan segera akan disampaikan kepada DPRGR Jang diharapkan akan dapat bersidang hingga paling lambat tgl. 5 Djuli jad. bukanlah MPR hasil pemilihan, tetapi MPRS jang sekarang, jang susunannja telah disempurnakan.

Pertanjaan: Apakah Djenderal menitik beratkan pada pemilihan umum atas prinsip “satu orang satu suara” Apakah golongan karya akan tetap atas penundjukan pada DPR dan MPR jad?

 Djawab: Rentjana Undang2nja telah disiapkan oleh Panitia Negara. Semua hal ini telah tertiakup didalamnja. Tapi karena belum lagi dibitjarakan di DPR, maka kurang lajaklah djika hal ini saja bukan kini.

Pertanjaan: Bagaimanakah Djenderal memberi definisi terhadap peranan AD jad? Apakah Djenderal memakai pengalaman negara lain seperti Birma dan Jugoslavia dalam menjelesaikan masalah Indonesia?

Djawab: Tentang peranan AD sebagai bahagian dari ABRI sudah didefinir lama jakni sedjak tgl. 17 Agustus 1959, bukan oleh saja atau oleh Djendral jang lain tetapi oleh Presiden/Pemimpin Besar Revolusi. Definisi tsb. dapat dibatja dalam Manipol jakni: ABRI mempunjai dua funksi utama jakni sebagai alat negara jang bersendjata dan sebagai golongan karya untuk mentjapai tjita2 revolusi. Peranan ini tidak kami tiru dari negara manapun tapi kami ambil dari sari pengalaman kami sendiri, dari doktrin militer kami sendiri dan dari tradisi nenek mojang kami jakni gotong rojong. Pembagian golongan seperti golongan sipil dan militer bagi kami hanjalah merupakan pembedaan (distinction) dan bukan pemisahan (separation). Dan semua golongan dapat bergotong rojong, bermusjawarah, untuk melaksanakan suatu tugas Negara jang penting. Peladjarilah operasi militer kami terhadap pemberontak, umpamanja, dimana semua golongan, sipil, rakjat, ulama dll. bergotong rojong untuk menumpas pemberontakan tsb. dalam suatu operasi militer.

Pertanjaan: Bilakah pemilihan umum dapat dilaksanakan? Dalam 2 & 3 tahun?

Djawab: Pemilihan Umum hanja dapat dilaksanakan djika sjarat2 dan kondisi untuk itu telah tersedia. Pemilihan umum tidak penting djika tidak dapat mendjamin hak2 demokratis rakjat jang bebas dari ketakutan dan antjaman, jang bebas dari paksaan langsung atau tidak langsung untuk mendjamin hak2 demokratis jang sehat itu maka diperlukan keamanan physik, keamana politis. Kami telah pernah melakukan pemilihan umum, tapi kiranja pemilihan jl. itu bukan obat mudjarab (panaces) bagi kesulitan kami. Pemilihan tsb. dapat kami katakan gagal, karena salah sistemnja, sehingga terasa kemudian bahwa pemilihan itu tidak mentjerminkan keinginan rakjat kami. Pengalaman ini jang akan kami perbaiki dalam pemilihan jad. Kami berusaha keras untuk segera mentjiptakan sjarat dan kondisi jang baik untuk pemilihan tsb, sehingga dapat dilaksanakan dalam waktu sesingkat mungkin.

Pertanjaan: Dapatkan Djenderal mendjelaskan bagaimana konfrontasi dapat dilakukan melalui saluran diplomasi? Apakah Djenderal jakin bahwa Manila Agreements 1963 dapat ditjiptakan perdamaian dengan Malaysia? Apakah Manila Agreements itu sudah tidak kolot?

Djawab: Diplomasi atau tjara lain, dengan damai atau dengan kekerasan hanjalah merupakan tjara sadja dari konfrontasi. Jang penting bagi kami adalah tudjuan dari konfrontasi itu, karena tudjuan itu jang kami kedjar dengan berbagai tjara tergantung pada keadaan dan kebutuhan sesewaktu. Tudjuan kami dalam mendjamin hak demokrasi dari rakjat bekas djajahan Inggris jang meraka gabungkan dalam Malaysia setjara jang tidak sesuai dengan resolusi PBB tentang decolonization.

Kami menentang permanency dari pangkalan Inggris di sekitar kami jang didjamin oleh Pemerintah Malaysia, dimana mereka menjebutkan bahwa kehadiran Inggris di Malaysia adalah untuk mendjamin keamaan di Asia Tenggara dimana Indonesia terletak. Kami tak pernah memberikan itu kepada Inggris atau kepada Malaysia. Saja pertjaja bahwa Manila Agreements jang telah menentukan tata tjara musjawarah menentukan kerjdasama bidang kesedjahteraan ketiga negara Maphilindo menentukan stabilitas dari pangkalan asing dll. Itu adalah dasar kerdjasama jang baik untuk ketiga negara. Menurut pendapat saja sesuatu jang baik tidak mungkin pernah akan mendjadi kolot. Nilai jang baik akan tetap baik, hanja manusia jang menilai itu jang akan berobah.

Pertanjaan: Djika perdamaian telah tertjipta dengan Malaysia apakah Djenderal akan mengedjar terus ide Maphilindo? Apakah Djenderal memikirkan persekutuan wilajah jang lain? Apakah Djenderal mengira bahwa persekutuan wilajah Indonesia jang lebih luas dari India, Djepang dan Indo­nesia akan menolong menghambat expanisioisme Tiongkok?

Djawab: setelah perdamaian tertjipta maka tentu kami akan meneruskan ide2 Maphilindo serta segala nilai2 jang dikandungnja. Mengenai persekutuan wilajah Indonesia dapat menjetudjuinja asalkan persekutuan itu sebagai kerdjasama dalam bidang kesejahteraaan bangsa2. Kami menentang persekutuan militer dan kami djuga tidak menjetudjui persekutuan jang anti negara ini atau anti negara itu. Jang kami setudjui dalam persekutuan politik dalah persekutuan anti imperialisme, anti kolonialisme dalam segala bentuk.

Pertanjaan: Djika penarikan militer Inggris dari Asia Tenggara jang tetap djadi tudjuan negara Tuan, bagaimana Djenderal akan mentjapai tudjuan tersebut?

Djawab: Inggris tak mungkin mempunyai foothold di, Asia Tenggara, djika Malaysia tidak memberikan mereka tempat. Dalam Manila Agreements ada tertjantum bahwa ketiga negara dapat mentolerir pangkalan militer asing di negara2 jang bersangkutan asalkan tidak bersifat permanent dan tidak dipergunakan untuk mengganggu keamanan negara lain. Dengan mendjunjung tinggi Manila Agreement bukankah mendjadi djelas, bahwa soal pangkalan Inggris itu akan menjadi djelas pula.

Pertanjaan: Bagaimana tjara Tuan menghantjurkan sisa PKI? Apakah Djenderal betul2 mengkhawatirkan mereka?

Djawab: PKI sebagai partai sudah hantjur, jg mungkin tinggal adalah PKI sebagai ide. Saja tahu betul ide tak dapat hantjur ketjuali dengan suatu counteride jang menentang ide PKI tjukup kuat di Indonesia karena memang ide PKI adalah asing bagi Indonesia jang religius dan berpantjasila ini. Praktek PKI selama ini telah dinilai oleh bangsa kami termasuk bekas anggota2 PKI sebagai praktek2 jang bertentangan dengan susila, moral dan nilai2 bangsa Indonesia. PKI sendiri jang “menjuruh” mereka mengambil kesimpulan ini. Mungkin bagi bangsa lain ide PKI sesuai, tapi tidak bagi bangsa kami jang mempunjai nilai kebudajaan sendiri selama ribuan tahun jang ternjata masih mereka tjintai walaupun Indonesia telah dibanjiri dengan berbagai ide jang asing. Saja pertjaja dengan demikian bahwa PKI tidak akan muntjul lagi sebagai aktor, walaupun kami tetap waspada terhadap gangguan ketjil oleh pimpinan mereka jang masih mendjadi buron.

Pertanjaan: Apakah Djenderal dapat mengelu-ngelu Partai Sosialis jang baru di Indonesia?

Djawab: Saja tidak melihat gunanja partai sosialis baru di Indonesia pada saat ini, karena Marhaenisme adalah sosialisme, Pantjasila adalah sosialisme, gotong rojong adalah sosialisme, musjawarah adalah sosialisme ala Indonesia.

Pertanjaan: Apakah Djenderal mengingini pemulihan hubungan antara AB India dengan ABRI, chususnja dalam mempergunakan fasilitas latihan militer di India?

Djawab: Pada prinsipnja saja mengingini hubungan jang baik antara ABRl dengan AB negara2 lain termasuk India. Hubungan jang baik ini dapat dimanifestir tidak sadja dalam pemberian penggunaan fasilitas latihan sadja.

Mengenai latihan di Luar Negeri Indonesia selama 15 tahun jang terachir ini telah mengirimkan ribuan siswa dan trainess Perwira dan Bintara dan Tamtama ke luar negeri ke Timur dan Barat dll. termasuk India.

Untuk sementara waktu ini kami tidak akan mengirim lagi siswa ke luar negeri, karena kami anggap telah tjukup, ketjuali trainees dalam penggunaan dan perawatan alat2 militer baru jang belum kami kenal. (DTS)

Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (14/06/1966)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 321-325

.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.