1990-11-19 Tiba Kembali di Guangzhou Presiden Soeharto Menuju Vietnam

Tiba Kembali di Guangzhou Presiden Soeharto Menuju Vietnam  [1]

 

SENIN, 19 NOVEMBER 1990 Tiba kembali di Guangzhou dri Shen Zhen dengan kereta api pagi ini, Presiden Soeharto dan rombongan kemudian terbang dengan pesawat DC-10 Garuda ke Vietnam.

Sore ini Presiden dan rombongan tiba di bandar udara Noi Bai, Hanoi, untuk memulai kunjungan kenegaraan selama tiga hari. Ini adalah kunjungan Presiden dan Ibu Soeharto yang pertama di Vietnam.

Upacara penyambutan kenegaraan dilangsungkan di Lapangan Chi Linh, satu jam perjalanan dari bandar udara. Disini Presiden dan Ibu Soeharto disambut oleh Presiden Vo Chi Cong dan Ketua Dewan Menteri Vietnam Do Muoi.

Penghormatan kenegaraan yang diberikan pemerintah Vietnam kepada Presiden Soeharto dikatakan oleh kalangan yang mengetahui sebagai penyambutan terbesar yang diberikan oleh Vietnam kepada tamu negaranya selama ini, sebab Presiden Soeharto adalah kepala negara dari Asia Tenggara dan negara non-komunis pertama yang mengunjungi Vietnam setelah berakhirnya Perang Vietnam.

Malam ini Presiden dan Ibu Soeharto beserta rombongan menghadiri jamuan kenegaraan yang diselenggarakan oleh Presiden Dewan Negara Republik Sosialis Vietnam, Vo Chi Congo Jamuan makan ini dimeriahkan dengan pertunjukan kesenian.

Dalam pidato selamat datangnya, Presiden Vo Chi Cong antara lain memuji keberhasilan pembangunan nasional Indonesia, terutama di bidang pertanian dan keluarga berencana yang telah mendapat pengakuan dunia. la juga menyatakan sangat menghargai posisi Indonesia di Asia Tenggara dan Asia Pasifik, serta Gerakan Non-Blok.

Menyambut pidato Presiden Vo Chi Cong, Kepala Negara antara lain mengatakan bahwa tujuan kunjungannya adalah untuk mempererat tali persahabatan dan meningkatkan kerjasama antara kedua bangsa dan negara.

Dikatakan oleh Presiden Soeharto bahwa ia mempunyai keyakinan yang kuat bahwa peningkatan hubungan kerjasama di bidang ekonomi, teknik dan ilmu pengetahuan antara kedua negara akan menunjang pembangunan yang sedang giat dilakukan oleh masing-masing negara.

Dalam hubungan ini Indonesia, demikian Presiden, bersedia berbagi pengalaman pembangunan dengan Vietnam, baik keberhasilannya maupun kesulitannya. (DTS)

[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 364-365. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.