Menerima Utusan Seniman Yogya, Presiden Soeharto: Pemerintah Tidak Mempunyai Niat Menelantarkan Seniman[1]
KAMIS, 11 APRIL 1991 Pemerintah RI dan Presiden Soeharto pribadi sama sekali tidak mempunyai niat untuk menelantarkan kehidupan seniman serta mematikan kreativitas mereka.
Demikian dikemukakan oleh Menteri/Sekretaris Negara Moerdiono siang ini dalam pertemuan antara Mensesneg dengan dua orang utusan para seniman Yogyakarta sehubungan dengan rencana pembongkaran gedung kesenian Senisono.
Menurut Menteri Moerdiono, rencana pembongkaran gedung kesenian Senisono itu merupakan program pemerintah DI Yogyakarta sekitar lima belas tahun yang lalu dalam rangka pembenahan kota itu.
Pemerintah pusat pada prinsipnya tidak keberatan dengan program tersebut, hanya memesankan agar sebelum gedung kesenian Senisono dibongkar, dipikirkan penggantinya yang lebih baik dan memadai.
Dikatakannya bahwa Presiden Soeharto secara pribadi telah memesankan pembongkaran gedung Senisono jangan menyebabkan matinya kreativitas dan kehidupan pada seniman. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 417. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003