PIDATO KENEGARAAN PD PRESIDEN DJEN. SUHARTO DI DPRGR TGL 16-8-1967 (XI)

PIDATO KENEGARAAN PD PRESIDEN DJEN. SUHARTO DI DPRGR TGL 16-8-1967 (XI)[1]

 

Djakarta, Angkatan Bersendjata

Saudara-saudara sekalian:

Dalam rangka anggaran berimbang ini, Pemerintah bermaksud untuk lebih mengintensifkan dan meningkatkan penerimaan negara dari sumber2 dalam negeri. Di dalam rangka ini chususnja tidak langsung dapat diharapkan akan memegang peranan penting, dengan dilaksanakan sistim “Menghitung Padjak Sendiri” (MPS) dan “Menghitung Padjak Orang” (MPO), jang merupakan inti sistim “self assisment”.

Kebidjaksanaan “memberikan kepertjajaan” sepenuhnja kepada para wadjib padjak untuk menentukan sendiri djumlah padjak jang diperkirakan wadjib dibajarnja kepada Negara adalah sesuai dengan garis kebidjaksanaan Pemerintah untuk lebih mendasarkan tindakannja pada unsur2 kepertjajaan, kebebasan dan tanggung djawab pada kita semua. Pemerintah mempertjajakan penentuan padjak ini pada anggota masjarakat sendiri, dengan kejakinan bahwa rasa tanggung djawab masing2 akan tjukup besar, sehingga penggunaan kebebasan ini sesuai dengan hati nurani masing2 tidak akan merugikan negara dan rakjat.

Fungsi padjak akan lebih diarahkan sebagai pembimbing kegiatan ekonomi, sehingga Pemerintah dalam menentukan bermatjam-matjam padjak dan tarif padjak, akan melakukannja dalam rangka membangkitkan kegiatan ekonomi dalam negeri.

Hubungan keuangan Pusat dan Daerah diharapkan akan terselesaikan segera. Dengan demikian, kemungkinan untuk mengintegrasikan Anggaran Pendapatan Belanja dipusat dengan didaerah akan dapat ditjapai sebaik­-baiknja.

Mengingat faktor-faktor objektif, maka menurut perkiraan untuk tahun 1968 ini penerimaan Negara untuk sebagian masih akan diperoleh dari bantuan-bantuan Negara sahabat.

Di bidang pengeluaran, Pemerintah bermaksud untuk sedjauh mungkin membiajai pengeluaran rutin dengan penerimaan dalam negeri. Dalam hubungan ini usaha penjederhanaan, efisiensi dan penghematan terus didjalankan, sedjalan dengan icthiar ini, maka perbaikan nasib pegawai negeri akan diusahakan sesuai dengan kemampuan Pemerintah.

Bentuk usaha-usaha pembangunan akan diberikan ruang gerak jang lebih luas dalam anggaran pengeluaran. Sesuai dengan skala prioritas nasional, maka anggaran pembangunan akan lebih mengutamakan bidang pertanian, prasarana ekonomi, ekspor dan industri sandang, berikut industri jang memandjang kegiatan-kegiatan di bidang pertanian.

Dalam rangka ini, diharapkan dapat diikutsertakan usaha swasta baik dari dalam maupun luar negeri, dengan demikian, anggaran pembangunan Pemerintah dapatlah diarahkan pada sektor strategis sehingga perkembangan ekonomi dapat dibimbing sesuai dengan garis kebidjaksanaan Pemerintah.

Sidang DPR-GR jg terhormat;

Chusus mengenai pengeluaran-pengeluaran dalam valuta asing akan menambah ketentuan-ketentuan jang lebih ketat lagi sehingga dapat diharapkan dalam tahun 1968 dapat dilakukan penghematan jang lebih keras dari tahun 1967.

Mengenai kemungkinan adanja kelebihan tenaga kerjda dalam bidang Pemerintahan, akan diusahkan akan mengalihkannja kesektor-sektor produksi jang dibiajai dari penanaman modal asing maupun modal domestik.

Rentjana Pembangunan Lima Tahun

Sedjalan dengan persiapan RUU APBN ini, Pemerintah memberikan pula perhatian chusus pada Rentjana Pembangunan Lima Tahun. Pemerintah telah menugaskan kepada Badan Perentjana Pembangunan Nasional jang telah disempurnakan organisasinja untuk bersama-sama dengan Departemen-departemen jang bersangkutan melakukan penjusunan rentjana pembangunan untuk djangka waktu lima tahun, jang disesuaikan dengan kondisi dewasa ini dan kebutuhan jang urgen dan mendesak dari rakjat banjak.

Diharapkan rentjana pembangunan tersebut dapat diselesaikan setjara konsitusi dalam tahun 1968, sehingga dapat segera dimulai pelaksanaannja pada 1 Djanuari 1969, seperti jang telah disebutkan diatas.

Dengan tidak mengurangi hak dan wewenang dari Lembaga-lembaga konstitusionil 5 tahun, jang disesuaikan dengan kondisi dewasa ini dan kebutuhan jang urgen jang berwenang, serta sambil menunggu bahan-bahan pertimbangan dari masjarakat luas jang memang sangat diharapkan, maka pokok2 gagasan kami dalam menjusun perentjanaan pembangunan 5 tahun itu, dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

Sasaran jang hendak ditjapai pada achir tahapan pembangunan 5 tahun pertama adalah:

  1. Penjediaan pangan jang meningkat sehingga dapat tertjapai kondisi murah pangan dan dapat terbeli oleh rakjat banjak.
  2. Penjediaan sandang jang meningkat baik jang dihasilkan oleh industry sandang sendiri maupun jang masih perlu diimpor, murah dan dapat terbeli oleh rakjat banjak.
  3. Penjediaan perumahan rakjat, meskipun masih terbatas sifatja tapi sudah dinikmati oleh rakjat;
  4. Peningkatan lapangan kerdja baik didesa-desa maupun di kota-kota;
  5. Transport umum jang tjukup murah;
  6. Peningkatan usaha-usaha dalam bidang pendidikan, kebudajaan, kesehatan & agama, sehingga hidup budaja dalam arti jang luas, serta kehidupan kerohanian jang menjadi kebutuhan insan dan masjarakat dapat dinikmati oleh rakjat.

Setjara umum, maka sasaran achir, tahap pembangunan 5 tahun jang pertama itu adalah: “tertjapainja suatu keadaan murah sandang pangan dan kebutuhan hidup dalam suasana keadaan masjarakat jang aman tenteram dan tertib dinamis.

Sasaran-sasaran tersebut diatas akan kita tjapai dengan sebuah konsepsi pembangunan berentjana dan menjeluruh, baik meliputi bidang-bidang materiil maupun spirituil dan disebarkan keseluruh wilajah Tanah Air ini sesai dengan kondisi alamiah dan faktor2 ekonomi jang memungkinkan.

Di bidang pembangunan materiil, berdasarkan kemampuan kita dewasa ini dan perkiraan kondisi jang akan datang, maka program pembangunan itu masih harus dititik beratkan pada bidang-bidang pertanian-agraria (seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan) dan pertambangan. Program ini harus diusahakan dapat dirangkaikan pula dengan program transmigrasi karena usaha transmigrasi ini merupakan kebutuhan jang mendesak pula bagi perkembangan dan kemadjuan Bangsa, sedangkan pembangunan2 di bidang pertanian agraria dan pertambangan itu pada umumnja memerlukan, banjak tenaga kerdja, memungkinkan pemindahan penduduk dalam djumlah jang agak besar.

Oleh karena itu, pembangunan pertanian dan pertambangan jang dikaitkkan dengan transmigrasi harus dilakukan serentak dengan penambahan/pembangunan infrastruktur dan alat perhubungan.

Disamping dan untuk menundjang pembangunan di bidang pertanian ­agraria itu, maka pembangunan industri ringan (ketjil) dan sedang jang dapat menghasilkan kebutuhan materiil bagi rakjat dan djuga menghasilkan alat2 pertanian jang dapat memperlantjar/meningkatkan produksi seperti pabrik, pupuk, alat2 up-grading hasil pertanian, angkutan dan sebagainja sungguh diperlukan.

Oleh karena modal kita masih sangat terbatas, maka rentjana pembangunan itu memerlukan bantuan modal dalam bentuk investasi modal asing, jang dilakukan tanpa meninggalkan basis ideologi dan prinsip-prinsip kita. (DTS)

Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (31/08/1967)

 

 

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 621-625.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.