GARIS P’RDJUANGAN KOSTRAD ^[1]

Djakarta, Berita Yudha

Panglima Kostrad Let. Djen. Umar Wirahadikusumah di hadapan para wartawan dalam dan luar negeri menegaskan, bahwa achir2 ini nama Kostrad telah banjak disebut-sebut dalam pemberitaan pers, jang dapat menimbulkan kesan2 dan pengertian2 seakan2 Kostrad telah masuk dan mendjadi slagorde dalam salah satu golongan atau kekuatan tertentu dalam masjarakat, jang akan menimbulkan tafsiran2 bahwa Kostrad sebagai unsur TNI/AD dan sebagai unsur ABRI telah memisahkan diri dari unsur2 TNI AD dan dari unsur ABRI jang lain. Sangat mungkin akan timbul suatu anggapan jang kuat, bahwa Kostrad telah mempunjai garis2 perdjoangan tersendiri di bidang politik maupun militer, jang mempunjai tudjuan2 tertentu dan untuk kepentingan golongan tertentu maupun untuk kepentingan sendiri, jang menjimpang daripada garis2 dan strategi perdjoangan jg telah ditentukan oleh TNI/AD atau ABRI.

Fakta2 sebagai tsb diatas akan dapat mengaburkan pengertian jang sesungguhnja daripada masjarakat, bahwa Kostrad sesuai dengan fungsi dan tugasnja sebagai unsur strategis TNI/AD dan sebagai unsur kekuatan ABRI dapat digunakan dan diperalat oleh golongan2 tertentu maupun gerpol untuk mengadakan usaha2 pemetjah belah dalam tubuh TNI/AD sendiri, maupun dalam tubuh ABRI, jang dapat mengakibatkan kegojahan kepertjajaan masjarakat terhadap Kostrad.

Dan sesuai dengan fungsi Kostrad sebagai unsur strategis TNI/AD dan sebagai unsur Strategis TNI/AD dan sebagai unsur kekuatan ABRI jang telah membuktikan kemampuan memberi Dharma Bhaktinnja kepada negara dan rakjat sedjak Trikora, Dwikora dan achir2 ini dalam penumpasan G 30 S, pembinaan dan penegakan Orde Baru. (DTS)

Sumber: BERITA YUDHA (06/04/1967)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 727-728.