PANGDAM V MAJDJEN AMIR MACHMUD: SITUASI IBUKOTA DJADI LEBIH SERIUS-TOKOH2 PGRS TERTANGKAP-ADA GOLONGAN JANG MEMODULIR PANTJASILA

PANGDAM V MAJDJEN AMIR MACHMUD:

SITUASI IBUKOTA DJADI LEBIH SERIUS-TOKOH2 PGRS TERTANGKAP-ADA GOLONGAN JANG MEMODULIR PANTJASILA [1]

 

Djakarta, Kompas

Beberapa tokoh penting gerombolan Komunis Tjina “PGRS” jang menjusup ke Ibukota dari Kalimantan beberapa waktu jl telah berhasil kita tangkap, demikian diterangkan oleh Pangdam V/Djaya Majdjen Amir Macmud kepada pers Djumat pagi.

Panglima tidak mendjelaskan ketika ditanjakan berapa djumlah tokoh “PGPRS” jang telah ditangkap itu. Ia hanja menegaskan, bahwa djumlahnja tjukup untuk menggulung infiltrasi “PGPRS” lainnja jang disinjalir sekarang ini banjak menelusup ke Ibukota.

Situasi Serius

Menjawab pertanjaan pers mengenai seriusnja situasi di Djakarta seperti jang dinjatakan oleh rapat Muspida baru2 ini, Pangdam V/ Djaya mendjelaskan bahwa dengan kenaikan2 harga kebutuhan sehari2 rakjat seperti beras, minjak tanah, bensin dll, hal ini membuat situasi menjadi lebih serius.

Menurut Panglima, bila hal ini tidak bisa ditackle setjepat2nja, akan bisa membawa akibat jang lebih parah lagi.

Majdjen Amir Machmud mengemukakan hal ini ketika ditanja oleh wartawan, sesaat setelah menghadiri Hari Ulang tahun ke-XIX Batalion Infanteri 202 Tadjimalila di Jl. Tangerang Djakarta.

Pantjasila Sebagai Taktik

Dalam sambutannja didepan Batalion Infanteri 2020 itu, Panglima antara lain mengatakan bangsa sekarang ini, dimana segenap komponen Orde Baru dalam keadaan prihatin ada golongan2 jang memodulir Pantjasila dan menggunakan Pantjasila sebagai taktik belaka.

Golongan2 inipun berkasak­-kusuk untuk mempengaruhi ABRI, untuk menarik ABRI ke dalam rangka usaha golongan2 tsb mentjapai tudjuan programnja.

Dalam hubungan itu, Majdjen Amir Machmud berseru kepada segenap warga ABRI agar tetap berpegang teguh pada Sapta Marga dan Sumpah Pradjurit.

Dan kepada golongan2 aliran2 politik atau siapapun jang mentjoba bermain-main dengan menarik ABRI atau oknum ABRI untuk tudjuan politiknja.

Panglima mempersiapkan, agar mereka djangan melaksanakan alat jang djahat tsb. Sebab siapa jang bermain api, ia akan terbakar sendiri. (DTS)

Sumber: KOMPAS (03/11/1967)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 771-772.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.