DOKUMEN PENTING TENTANG KUDETA GESTAPU/PKI BERHASIL DISITA:
Djaga Baik2 Dokumen Itu ….. “Kata Ex. Brigdjen Supardjo [1]
Djakarta, Angkatan Bersendjata
Wartawan AB Irsjad dan B. Haryono Soepardie melaporkan bahwa ex Brigdjen Supardjo, bekas Dan Rem Periangan Timur “Galuh”/Siliwangi, bekas Panglima Komando Tempur Kalimantan Timur (Pangkopur Kaltim) / Kostrad dan “Wakil Ketua Dewan Revolusi Indonesia” jang selama ini belum pernah bertemu dengan isteri dan 10 orang putera puterinja kini telah berhasil ditangkap oleh operasi gabungan antara AD dan AURI jang bernama operasi “Kalong” bersama2 dengan Anwar Sanusi tokoh Gestapu / PKI jang mentjiptakan istilah “Djakarta sudah hamil tua”.
Ini merupakan hadiah Hari Raya Idhul-fitri 1 Sjawal 1386 H. dari ABRI untuk Rakjat. Mereka ditangkap disuatu tempat jang tidak djauh dari sumur maut jang menelan korban 7 Pahlawan Revolusi.
Ex Brigdjen Supardjo tertangkap dengan muka halus tanpa kumis seperti dalam gambar2nja dengan mengenakan tjelana tjoklat susu, kemedja tangan pendek berwarna putih bersih dan memakai sandal berwarna tjoklat dan badannja agak gemuk. Ketika dibawa dengan panser Saladin kelihatan air matanja berlinang2.
Dokumen jang telah disita pada waktu saja tertangkap hendaknja didjaga baik2 djangan sampai hilang, karena dokumen tsb sangat penting isinja untuk membuka dan memperdjelas persoalan jang menjangkut pemberontakan Gestapu / PKI” kata ex Brigdjen Supardjo setelah tertangkap didepan perwira2 dalam suatu dialognja.
Team Operasi ABRI “Kalong” dalam 15 bulan terachir ini setjara terus menerus melakukan pengedjaran terhadap ex Brigdjen Suardjo jang baru pada tgl. 12 Djanuari 1967 tertangkap sewaktu dia bersembunji didalam sebuah rumah jang kelihatannja dari luar seperti rumah kosong.
Tidak diketahui dengan djelas mengapa ex Brigdjen Supardjo sewaktu bersembunji di loteng rumah dengan tanpa sendjata, sedangkan menurut kebiasaannja jang disegani oleh kawan maupun lawan djustru kelebihannja dalam menembak dengan pistol.
Tidak salah lagi kalau ex Brigdjen Supardjo dikatakan sebagai seorang penembak mahir, gun fighter sehingga didaerah Kalimantan djuga terdapat sebuah mythos bahwa bagaimanapun djuga ketjilnja sasaran ditembak oleh ex Brigdjen Supardjo tentu mengenainja. Dan Dim 0501 Djakarta Pusat
Letkol. Sudjiman dengan didampingi oleh Ka. Sie Sospol di Kodam V / Djaya Letkol Drip Widodo dan Perwira Penerangan Kodam V / Djaya Lettu Hendro Muljono bersama2 dengan para Pelaksana Operasi “Kalong” Kapten Suroso dan Letnan Ddara Satu Tahir, jang djuga merupakan Pa. Intel Kowilu / AURI, menjatakan bahwa menurut perintah dari Panglima Pemulihan Keamanan agar dalam bulan terachir jakni hari Lebaran ex Brigdjen Supardjo harus telah tertangkap hidup atau mati.
Semula sewaktu diadakan operasi didaerah Tjilintjing Tandjung Priok jang dilaksanakan tgl. 30 Desember 1966 akan merupakan hadiah tahun baru bagi masjarakat kalau ex Brigdjen Supardjo tertangkap, tetapi dia rupanja masih sempat melarikan diri lagi.
Tetapi hal ini, kata Letkol Sudjiman tidak berarti operasi “Kalong” kehilangan djedjak, dan sesudah tidak berhasil meringkus ex Brigdjen Sjupardjo didaerah Tjilintjing kira2 10 hari kemudian info datang lagi jang kemudian dirumuskan untuk melakukan suatu operasi dimana ex Brig. Djen. Supardjo berada.
Baik Pangkowilu V Komodor (U) Saleh Basarah maupun Dan Lanuma Kol. (D) Rusman telah memberikan beberapa fasilitas dan dengan penuh good-will telah diberikan bantuan moril maupun materiil dan bahkan sampai personilpun djuga diberikan sampai2 soal berseragam AURI-pun djuga diberi, selama 1 djam Operasi “Kalong” melakukan briefing bersama Pangkowilu dan Dan Lanuma.
Kisah Penjergapan
Oleh Dan Pelaksana Operasi “Kalong” Kapten Suroso dinjatakan bahwa tertangkapnja ex Brigdjen Supardjo berkat bantuan jang sangat besar dari Fihak AURI.
Hal ini dibuktikan bahwa dalam perdjalanan menudju ke Lanuma Halim Perdanakusumah, mobil jang membawa team operasi “Kalong” mogok didaerah Tjawang dan kemudian seorang perwira AURI kebetulan lewat.
Setelah diberi tahukan maksud dan tudjuannja, Perwira AURI tsb menjerahkan mobil tsb. Di Lanuma semula team Operasi berdjumlah anggota 8 orang, diikutsertakan djuga 4 orang anggauta AURI dan 8 orang anggota Polisi AURI sehingga djumlah seluruhnja meliputi 20 orang, demikian Kapten Suroso.
Sasaran pertama, 8 buah rumah jang kemudian para anggota team operasi “Kalong” dibagi mendjadi 2 gabungan. Jang sebuah masuk kerumah jang satu dan pada rumah jg sebuah lainnja didindingnja penuh dg. tulisan ”Tangkap ex Brigdjen Supardjo hidup atau mati”.
Kikis habis Gestapu / PKI” dsb. jang disiarkan oleh Pemerintah, Kapten Suroso mula2 tidak menjangka kalau ex Brigdjen Supardjo bersembunji didalam rumah tsb.
Semula didalam rumah tsb, ditjari kira2 benda apa jang mendjadi petundjuk tetapi hanjalah sebuah badju jang tersangkut dengan surat tanda penduduk bernama Sjarif dan sebuah dokumentasi jang sangat rahasia untuk diumumkan.
Sedangkan persoalannja tinggal, ada ataukah tidak ada dirumah itu ex Brigdjen Supardjo tsb.
Menurut pengalaman dari bekas anak buahnja Poltu Rosidi bahwa ex Brigdjen Supardjo sering kali sembunji diatas loteng dalam keadaan jang gawat.
Kemudian diperintahkan beberapa anak buahnja untuk mengintipnja, tetapi hasilnja tidak ada.
Peltu Rosidi tetap berkejakinan kalau ex Brigdjen Supardjo diatas, kemudian dia dengan mempergunakan kebiasaan akan melihat disuatu tempat gelap dengan memedjamkan mata.
Barulah kelihatan dan bersama2 pula dengan gertakan2 “Supardjo, menjerah atau tidak. Disekitarmu penuh dengan anak buah “Kalong”. Kalau memang kau manusia tentu mendjawab pertanjaan ini”. Gertakannja dengan ngokang sendjata.
Kemudian terdjadi dialog:
* “Angkat tangan!” -” Ja, saja angkat tangan, tetapi Selamat Lebaran dulu!” katanja bersama2 dengan mendjabat tangan Kapten Suroso dan ditambahkan:
* “Sampai disini selesilah perdjuangan saja tsb”.
Sementara itu, kira2 djam 6.30 operasi tsb diselesaikan dan dialihkan kepada Anwar Sanusi jang rumahnja tidak seberapa djauh dan tertangkaplah Anwar Sanusi dengan tidak banjak bitjara karena memang tidak mempunjai kekuatan.
Hanja dia menjamar sebagai seorang petani dengan mamakai kaos singlet dan tjelana pendek dengan berkalung kain sarong.
Dengan demikian, maka dalam operasi “Kalong” jang di bentuk 15 Agustus 1966 tsb. telah berhasil ditjatat beberapa surprise dalam menumpas Gestapu / PKI tokoh2 al. seperti Naibaho, Wardojo, Sumadi, Samosir, Sujono Pradigdo, Harto Robo, Sukadi, Sudisman dan terachir Anwar Sanusi bersama ex Brigdjen Supardjo.
Sedangkan dalam waktu tidak lama lagi akan tertangkap djuga tokoh2 lainnja se
perti Munir, Sukatmo dsb;, demikian diterangkan oleh Kapten Suroso Dan Pelaksana Operasi “Kalong”. (DTS)
Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (16/01/1967)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 797-800.