Sidang Kabinet, Presiden Soeharto Memperoleh Laporan Perkembangan Inflasi dan Ekspor [1]
RABU, 1 JULI 1992 Presiden Soeharto pagi ini memimpin sidang kabinet terbatas bidang Ekuin yang berlangsung di Bina Graha. Pada kesempatan itu Kepala Negara mengatakan bahwa masyarakat dan pemerintah perlu bersyukur karena berbagai rencana dan kegiatan yang telah dilakukan telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Sebagai contoh daripada keberhasilan yang disebutkan oleh Presiden adalah pengendalian inflasi.
Memang, sebagaimana yang dilaporkan di dalam sidang hari ini, tingkat inflasi bulanan selalu terkendali di bawah 1 %. Dalam bulan Juni yang baru lewat, inflasi tercatat sebesar 0,65%, sedangkan inflasi selama tahun takwim, dari Januari sampai Juni 1992, mencapai 3,03%., dan untuk tahun anggaran 1,68%. Sementara itu jumlah uang yang beredar hingga bulan April mencapai Rp26,107 triliun
Ekspor migas dan non-migas selama bulan April mencapai US$2,362 miliar, sedangkan impor adalah sebanyak US$2,056 miliar. Dengan demikian terdapat surplus neraca perdagangan sebanyak US$306,5 juta; berarti lebih besar dibanding periode yang sama tahun 1991 yang hanya mencapai US$71,4 juta. Nilai ekspor selama empat bulan pertama tahun ini mencapai US$9,8 miliar, sementara nilai impor adalah US$8,6 miliar. Jadi, neraca perdagangan mencatat surplus US$1,2 miliar. Surplus neraca perdagangan ini adalah 43% lebih tinggi daripada periode yang sama tahun 1991. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 559. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003