TADJUK RENTJANA: APPEAL KEPADA PARA COMRADES IN ARMS

TADJUK RENTJANA: APPEAL KEPADA PARA COMRADES IN ARMS [1]

 

Djakarta, BeritaYudha

Kami rasa tidak ada rakjat Indonesia jang tidak dengan penuh harapan memberikan perhatiannja kepada Kabinet Pembangunan jang telah ditetapkan oleh MPRS supaja dibentuk selambat-lambatnja pada tanggal 5 Djuli jang akan datang ini.

Djadi tidaklah mengherankan pula bahwa, dilisankan atau tidak, diberitakan atau tidak, pembentukan Kabinet itu mendapat perhatian dari kawan dan lawan Negara dan rakjat Indonesia. Kawan dan lawan di luar negeri, ataupun kawan dan lawan di dalam negeri sendiri.

Perhatian dan harapan kawan ditjurahkan kepada memberi bantuan pertimbangan dan saran kepada Presiden/Mandataris, agar Kabinet Pembangunan itu dapat diisi dengan personalia jang paling djujur, paling tjakap dan paling berwibawa diantara semua susunan Kabinet2 jang sudah silam.

Walaupun personalia jang disarankan oleh kawan2 itu menurut pengetahuan dan kejakinannja orang jang paling tepat untuk portopel itu berbeda tetapi saran itu dimaksudkan atas dasar pengetahuannja masing2 tentang ketjakapan dan integritas pribadi dari personalia jang dimadjukannja itu.

Karena antara kawan dengan kawan, tentu pengetahuan dan kejakinan tentang ketjakapan dan integritas pribadi dari seseorang, akan selalu ada perbedaan2nja, mengingat terbatasnja kursi2 jang ada di dalam Kabinet, tentu tidak mungkin bagi Presiden sebagai formatur untuk menempatkan semua orang jang diinginkan oleh semua kawan itu di dalam Kabinetnja.

Apakah pembatasan itu akan menentukan pula batas kesediaan kawan mendjadi kawan?

Sebaliknja lawan tentu akan selalu berusaha menimbulkan prasangka pada kawan terhadap personalia jang nantinja ditetapkan oleh Presiden sebagai formatur untuk duduk di dalam kabinet pembangunan itu, prasangka tentang ketjakapannja, prasangka tentang integritas pribadinja dan prasangka terhadap wibawa dan perbawanja.

Memang tepat pernjataan seorangan negarawan, bahwa biasanja di dalam keadaan seperti penjusunan Kabinet ini, seorang formatur dengan menggembirakan seorang kawan selalu menghadapi kemungkinan mengetjewakan 9 kawan lainnja, bahkan mungkin membuat 9 kawan menjadi lawan.

Dengan demikian sebetulnja di dalam kesempatan seperti pembentukan Kabinet itu pulalah kesetiaan dan kepertjajaan Comrades in Arms mendapat udjian: apakah berlandaskan partisipasi dan tanggung djawab di dalam mensukseskan kawan melaksanakan Mission Nasional jang dipertjajakan kepadanja, ataukah berlandaskan sesuatu interest politik atau interest ekonomi bagi pribadi atau golongan.

Comrades in Arms atau kawan setjita-tjita dan seperdjuangan tentu akan mengerti problema jang dihadapi oleh formatir di dalam kesempatan2 seperti pembentukan Kabinet Pembangunan jang kapabel, akseptual dan representatip bagi semua Comrades In Arms.

Sebaliknja lawan akan selalu mentjoba menimbulkan salah pengertian antara Comrades in Arms tentang pilihan jang dilakukan oleh formatir dengan membangkitkan prasangka dan buruk sangka.

Dan berhasilnja lawan di dalam intrik2 inilah diantara lain jang membuat kawan mendjadi lawan, jang membuat oposisi konstruktif mendjadi oposisi destruktip, sehingga suksesnja suatu Kabinet tidak lagi terletak pada ketjakapan dan integritas pribadi personalianja, tetapi djuga kepada kesediaan dan kemampuannja melawan intrik dengan intrik, djuga terhadap kawan jang telah berhasil di rangkul oleh intrik lawan.

Akibat dari golongannja landasan Comrades in Arms selama 23 tahun ini, belum ada sesuatu Kabinetpun jang dihadapkan kepada kondisi dan situasi nasional jang hanja memerlukan ketjakapan dan kedjujuran personilnja semata, karena Comrades in Arms ternjata selama 23 tahun ini djuga tidak bisa dipertahankan hanja dengan ketjakapan dan kedjujuran pengabdian melaksanakan tugas sadja.

Kegojahan landasan Comrades in Arms seperti inilah jang telah menggagalkan Kabinet dimasa lampau, jang telah membuat Sjahrir, Natsir, Wilopo, Djuanda dan lainnja, bahkan djuga Hatta, tidak dapat mempertahankan Comrades in Armsnja terhadap intrik2 dari lawan seperti PKI, jang menghalalkan segala alat dan tjara untuk menggagalkan setiap Kabinet jang bukan Kabinet PKI.

Sebab itulah djauh sebelum Sidang Umum ke V MPRS di malam ini telah meminta perhatian Comrades in Arms bahwa jang menentukan sukses dari pada Sidang Umum ke-V MPRS itu bukanlah terletak pada Ketetapan2 jang akan berhasil dikeluarkannja, tetapi kepada kondisi dan situasi jang dapat ditjiptakan oleh Comrades in Arms sesudah Sidang Umum ke-V MPRS itu.

Sebab kondisi dan situasi, chususnja antara Comrades in Arms sendiri, jang akan menentukan dapat atau tidaknja Ketetapan2 jang akan dihasilkan oleh Sidang Umum ke-V MPRS itu dilaksanakan.

Begitu djuga halnja dengan pelaksanaan Tugas Pokok oleh Kabinet Pembangunan jang akan dibentuk ini. Personalia dari Kabinet memang djuga sangat penting dan menentukan di dalam melaksanakan Tugas Pokok jang ditentukan oleh MPRS itu.

Oleh sebab itu adalah wadjar dan adalah mendjadi kewajiban dan hak dari setiap Comrades in Arms untuk memadjukan saran2 personalia jang menurut pengetahuan dan kejakinannja adalah personalia jang paling tjakap dan paling tepat bagi tiap Departemen.

Tetapi jang lebih akan menentukan suksenja Kabinet Pembangunan itu nanti adalah sikap dan partisipasi dari pada Comrades in Arms itu sendiri nanti sesudah Presiden selaku formatur jang bertanggung djawab kepada MPR(S) menentukan pilihannja tentang personalia Kabinet Pembangunan itu.

Karena sikap dari Comrades in Arms itulah jang akan menentukan kondisi dan situasi bagi Kabinet Pembangunan itu untuk mendapatkan partisipasi, konstruktif, korektif, dan edukatif bagi terdjamin sukses pelaksanaan Tugas Pokok jang dipertjajakan oleh MPRS kepada Presiden/Mandataris sebagai formatur.

Mudah2an tidak terulang kondisi dan situasi jang memungkinan bagi lawan untuk melantjarkan intrik2 salah paham dan perpetjahan antara Comrades in Arms, seperti jang pernah dialami oleh Kaninet2 sebelumnja.

Kami rasa setiap Comrades in Arms jang telah memberi kepertjajaan terhadap integritas dan tanggung djawab pribadi Djenderal Soeharto akan pertjaja pula, bahwa Djenderal Soehartopun tentu tjukup menjadari bagaimana pentingnja arti pilihan personalia jang tepat bagi Kabinet Pembangunan jang akan datang ini.

Tetapi dari Comrades in Arms diharapkan pula pengertian dan kebesaran djiwa, supaja kepertjajaan jang diberikan kepada seorang Comrades in Arms djangan mengakibatkan 9 Comrades in Arms lainnja menjadi ketjewa dan memasuki rangkulan lawan, Insja Allah. (DTS)

Sumber: BERITA YUDHA (1968)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 47-49.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.