AKRI BUKAN ALAT JG MATI [1]
Djakarta, Berita Yudha
Presiden Soeharto dalam amanatnja pada Upatjara Peringatan hari Bhayangkara 1 Djuli 1968 jang berlangsung di lapangan pendjas MABAK kemarin al. menegaskan bahwa negara kita memerlukan Angkatan Kepolisian jang kuat jang mampu melaksanakan tugas pokoknja.
Dalam suasana ketertiban jang mantap kita semuanja ingin bahwa seorang anggota AKRI di tengah2 masjarakat benar2 telah menimbulkan rasa tentram dan untuk mendjadi AKRI jang demikian itu setiap anggota AKRI harus benar2 mampu melaksanakan TRIBRATA.
Presiden Soeharto selaku irup lebih landjut katakan bahwa suatu Angkatan memang harus bangga akan tugasnja, bangga akan tradisi2nja jang baik bangga akan semangat dan ikatan korpsnja jang kuat. Tanpa semangat dan ikatan korps itu, suatu angkatan akan tjerai berai.
Suatu angkatan jang tjerai berai bukan sadja membahajakan Angkatan itu sendiri melainkan djauh lebih besar akibatnja jaitu membahajakan rakjat, Bangsa dan Negara.
Oleh karena itu AKRI pun harus memahami tugas pokoknja sehingga AKRI dapat melaksanakan tugas pokoknja dengan baik, agar AKRI tetap melekat di hati rakjat.
Ditjintainja AKRI oleh rakjat adalah keharusan mutlak bukan sekedar untuk kepentingan AKRI melainkan djauh lebih penting lagi untuk kepentingan rakjat sendiri, untuk kepentingan pembangunan kita.
AKRI jang kuat berwibawa, disegani dan ditjintai rakjat adalah hal jang mutlak kita perlukan bagi pertumbuhan jang sehat dari kehidupan. (DTS)
Sumber: BERITA YUDHA (07/07/1968)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 60.