PENDIRIAN PIMPINAN AKRI TEGAS [1]
Djakarta, Berita Yudha
Dalam rangka meningkatkan kekompakan dan wibawa AKRI, serta peningkatan pelaksanaan tugas AKRI, baik sebagai alat HANKAMNAS maupun sebagai alat sosial Politik, maka Pangak Kondjenpol. Drs. Hoegeng menganggap perlu mengeluarkan penegasan sebagai berikut:
- Dalam menegakkan demokrasi, hukum dan sistim konstitusionil, serta dalam ikut mensukseskan usaha pembangunan ekonomi, maka AKRI berpegang kepada Ketetapan2 Sidang Umum ke-IV, Sidang Istimewa dan Sidang Umum ke-V MPRS.
- Sebagai unsur Orde Baru dan sebagai unsur ABRI, maka AKRI harus merupakan pengaman dan pengamal PANTJASILA dan Undang2 Dasar 1945 setjara murni dan konsekwen.
- Sebagai bahagian dari ABRI, AKRI harus merupakan pengetrap sedjati dari SAPTAMARGA, TRI BRATA dan TJATUR PRASATI. Dalam pelaksanaan I, II dan II tsb. diatas, maka perlu:
- Ditjabut “Kebulatan tekad AKRI atau Program Perdjuangan Takari” jang dikeluarkan tgl. 4 September 1965;
- Ditjabut mental attitude AKRI jang berbunji “Revolutie gericht, Bung Karno sentris dan open management” jang ditjetuskan pada tgl. 14 Djuli 1966;
- Dilaksanakan setjara terus menerus pembersihan dan permurnian tubuh AKRI dari sisa2 G.30.S/PKI, Orde Lama, serta unsur2 negatif dan destruktif jang membahajakan persatuan dan kesatuan AKRI serta merosotkan martabat AKRI dimata masjarakat.
- Ditingkatkan setjara terus menerus mental ORBA dalam tubuh AKRI, moril, disiplin l’esprit decorps, pengabdian kepada kepentingan rakjat banjak serta meningkatkan pula ketjakapan dan kemampuan technis ataupun managerial pada seluruh warga AKRI.
Semua pernjataan jang pemah dikeluarkan jang tidak sedjiwa dengan penegasan ini, dinjatakan tidak berlaku lagi. Demikian Pangak. (DTS)
Sumber: BERITA YUDHA (11/07/1968)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 145-146.