PAK HOEGENG KEPADA K E S P E K R I : SJARAT MUTLAK ABRI & RAKJAT KEMBALI KE FUNGSI MASING2

PAK HOEGENG KEPADA K E S P E K R I :

SJARAT MUTLAK ABRI & RAKJAT KEMBALI KE FUNGSI MASING2

**Pemimpin Djangan Hidup Bermewah2 & Berkelakukan Ugal2an [1]

 

Djakarta, Sinar Harapan

Kita sangat memerlukan kekompakan untuk membangun negara kita: kekompakan AKRI sendiri, kekompakan antara semua angkatan bersendjata dan kekompakan antara ABRI dan rakjat. Tetapi untuk memungkinkan itu adalah sjarat mutlak bahwa kita semua kembali kefungsi kita masing2.

Pernjataan itu dikatakan oleh Pangak Komisaris Djenderal Drs. Hoegeng Iman Santoso dalam pertemuannja dengan delegasi DPP KESPEKRI (Kesatuan Pekerdja Kristen Indonesia), hari Selasa djam 6.30 pagi di MABAK.

“Saja minta maaf,” demikian Pak Hoegeng meneruskan “karena saja minta saudara2 datang begini pagi, tetapi saja sendiri sudah mulai bekerdja djam 6 pagi dan karena ini saja mungkin disini sebagai seorang jang eksentrik atau idiot. Tetapi biarlah, saja rasa negara memerlukan “idealis2 gila” (negekke idealisten) seperti saja dan kalau karena teladan ini saja tidak disukai saja boleh diterdjang keluar. Sebab tak seorangpun jg onmis baar. Hanja Tuhan jg onmis baar,” demikian Pak Hugeng dengan hati jang amat terbuka, amat sederhana, gembira, segar, suka berkelakar, tapi amat sungguh2 pada waktunja.

Pemimpin Djangan Ugal2an & Mewah2an

“Kaum buruh/karyawan dan rakjat umumnja sudah begitu lama menderita, dan oleh karena saja senantiasa dekat dengan rakjat ketjil, saja sangat memahami perasaan mereka jang bentji terhadap pemimpin2 jang penghidupannja mewah2an dan bermegah2an dan kelakuannja ugal2an tidak karuan. Saja djuga amat mengerti perasaan mereka jang tidak senang terhadap oknum2 ABRI jang berlagak seperti warga negara kelas satu dan seolah2 rakjat adalah kelas kambing”.

Saja djuga sedih melihat itu mas, karena itu bersama semua teman2 saja akan terus berdjuang agar pemimpin2 terutama jang ditingkat tangga jang tertinggi memberikan suri teladan dengan hidup sederhana, djudjur, mengabdi dengan kasih dan tanpa pamrih, dan mengintegrasikan diri dengan rakjat. Itulah sebabnja saja suka main musik demikian Pangak Hoegeng.

AKRI bukanlah kelas istimewa jang lebih tinggi dari rakjat, karna itu saja tidak dapat menerima kalau anggota AKRI bersikap sombong dan kasar terhadap rakjat. Polisi adalah pelindung dan pendjaga keamanan rakjat demikian Pangak.

Atas sinjalemen DPP, Kespekri terhadap praktek anggota2 kepolisian jang berlaku sewenang2 mengadakan penahanan2 jang tak berdasarkan hukum dan menjiksa tanpa perikemanusiaan waktu pemeriksaan, Pangak Hoegeng mengakui bahwa “praktek sematjam itu memang masih banjak, tetapi kami akan bekerdja keras untuk melenjapkannja”.

Pengadilan ABRI Sebaiknja Sama Dengan Rakjat

Atas saran2 DPP Kespekri agar keadilan di Indonesia dapat benar2 ditegakkan dan rasa keadilan rakjat tidak tertekan, karna warga ABRI seolah2 diperlakukan dengan tjara istimewa djuga dalam soal pengadilan, maka pengadilan bagi anggota ABRI sebaik2nja sama dengan rakjat. Pangak Drs Hoegeng mengatakan bahwa pendapat itu dimengerti terutama dalam perkara2 kriminil.

Prosedur jang berlaku sekarang perlu segera ditindjau, karena kalau tidak, seorang komandan jang berhak menjerahkan suatu perkara, padahal dirinja sendiri telah berbuat kesalahan lebih dahulu atau terlibat dalam perkara jang sama, bisa sadja mendiamkan perkara itu, dan dengan demikian pemberantasan korupsi atau penumpasan kedjahatan lainnja tidak akan berhasil, demikian Komdjen Hoegeng.

Pembersihan Djalan Terus, Biar Terhadap Kawan Sekalipun

Mengenai pembersihan dalam tubuh AKRI, kami tetap waspada dan tegas, karena kami tahu PKI akan terus berusaha kembali untuk berkuasa di Indonesia, demikian agar kekuatan sendiri mereka tidak sanggup, karna itu mereka berusaha melalui orang2 jang mengagungkan Bung Karno. Oleh karena itu kami telah bertindak dan menahan orang2 sematjam itu di AKRI, sekalipun dia tadinja adalah kawan sendiri.

Perbaikan Tarap Hidup Materiil dan Spirituil

“Saja sependapat dengan saudara2 dari DPP Kespekri bahwa kita harus bekerdja keras utk memperbaiki tarap kehidupan materiil rakjat kita. Tetapi lebih dari itu perbaikan spirituil harus berdjalan sedjadjar dan kalau kita menghendaki perobahan di Indonesia ini, perobahan itu harus kita mulai dengan diri sendiri”.

Demikian Pangak Komisaris Djenderal Drs. Hoegeng Iman Santoso kepada delegasi DPP Kespekri jang terdiri dari Darius Marpaung, Drs. Kandou, SE, Sekeon. Lins. Sihombing dan Winata Ella. (DTS)

Sumber: SINAR HARAPAN (12/07/1968)

 

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 147-149.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.