ALI MAHDI DIDALANGI GESTAPU ?[1]
Djakarta, Kompas
Dengan tertangkapnja Ali Mahdi kurang lebih 3 minggu jang lalu di rumah sakit Bandung ketika sedang berobat akibat terkena tembakan maka terungkaplah rahasia bahwa komplotan itu telah didalangi oleh sisa2 G.30.S/PKI.
Ini terbukti dari kerapihan organisasi tsb dalam mendjalankan rolnja jang berbeda dengan komplotan2 biasa lainnja. Mereka tidak meninggalkan djedjaknja sehingga sukar untuk diselidiki. Bila seseorang anggautannja tertangkap maka jang lainnja segera mengkonsolidasikan diri agar tetap kuat.
Ini berbeda komplotan lainnja biasanja djustru melarikan diri atau bersembunji. Selain itu dua hari setelah Ali tertangkap pihak jg berwadjib sering menerima antjaman2 baik berupa surat maupun telepon2 dari anak buahnja jang menghendaki agar Ali dibebaskan.
Surat antjaman itu di ketik rapi dan banjak memakai kata2 asing jang tidak dimengerti oleh Ali sendiri. Pada tanggal 12 Agustus anak buah Ali berdjumlah kira2 30 orang di Planit, Senen, mengadakan toast untuk keselamatan Ali dengan meneriakkan “Hidup Ali Mahdi” “Hidup Ali Mahdi”.
Ali Mahdi adalah seorang recidivis jang berhasil melarikan diri dari Nusa Kambangan dengan menjeberangi segara anakan. “Karirnja” sebagai pendjahat dimulainja sedjak ketjil dengan mendjambret dll. Ia kini mendjadi perampok dan pembunuh Kaliber berat. Korban manusia antara lain di Kalilio dan Modjopahit.
Penjelidikan dan pengusutan masih dilakukan terus. Penumpasan banditisme ini tidak terbatas di kota Djakarta sadja tetapi djuga sampai ke Djateng dan Djatim. (DTS)
Sumber: KOMPAS (12/09/1968)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 168-169.