DJENAZAH DIMAKAMKAN DI TAMAN PAHLAWAN KALIBATA BER-DUJUN2 ORANG MENGHANTAR PEMAKAMAN KEDUA PAHLAWAN KKO [1]
Djakarta, Sinar Harapan
Djumat siang ini djam 13.00 kedua djenazah dari peradjurit KKO Kopral KKO Anumerta Usman bin Said alias Tahir dan Sersan II KKO Anumerta Harun bin H.M. Ali jang telah disemajamkan semalam di Aula Hankam, dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata dengan upatjara kebesaran Militer.
Bertindak sebagai Inspektur upatjara pada pemakaman tsb. di Kalibata Letdjen Sarbini mewakili Men Hankam.
Rakjat jang sedjak Kamis sore telah menunggu2 kedatangan djenazah kedua Pahlawan itu telah berdjadjar kembali disepandjang djalan jang dilalui dengan perasaan duka jang mendalam. Ibu2 bahkan gadis2 tak kuasa membendung lelehan air mata tatkala mobil jang mengangkut djenazah tersebut melintas pelan sepandjang djalan.
Iringan djenazah jang pandjang menudju Taman Pahlawan itu bukan sadja diiringi oleh pembesar2 pemerintahan dan pedjabat2 tinggi militer tapi djuga tokoh2 politik. Para peladjar, mahasiswa serta pemuda2 ikut mengantarkan pemakaman ini, berderet dalam barisan jang pandjang. Terik sinar matahari jang panas membakar udara mengurungkan sambutan rakjat sepandjang djalan jang meng-elu2kan pemakaman terachir Pahlawan nasional jang masih muda belia itu.
Kedatangan Djenazah
Setelah ditunggu lebih dari 2 djam lamanja, maka tepat pada djam 17.22 WIB. mendaratlah pesawat AURI AVIA T-418 membawa 2 djenazah pradjurit KKO jang dihukum mati gantung di Singapura hari Kamis pagi .
Lapangan terbang Kemajoran jang penuh sesak oleh pendjemput2 baik militer, mahasiswa peladjar maupun rakjat djelata telah hening tiada bersuara. Sementara kedua peti djenasah diturunkan dari pesawat untuk diterima oleh Inspektur Upatjara Pangal. Muljadi dan kemudian diserahkan kembali kepada Panglima KKO Majdjen Mukijat.
Tampak mendjemput di Kemajoran Menlu Adam Malik, Pangad Djendral Panggabean beserta istri, Pangdam V Amir Machmud, Gubernur Ali Sadikin serta beberapa Menteri Kabinet Pembangunan dan Pimpinan DPR-GR.
Pelajanan Singapura Tidak Simpatik
AKBP Soewarmo sebagai salah satu perwira AK jang ikut mendjemput kedua djenasah ke Singapura, atas pertanjaan pers menjatakan bahwa kelambatan2 jang terdjadi adalah disebabkan karena pelajanan dari Pemerintah Singapura jang tidak simpatik.
Pesawat AURI tsb tidak diperbolehkan mendarat di lapangan terbang sipil Singapura, melainkan dilapangan terbang Militer, dan para awak kapal tidak diperkenankan keluar lapangan. Bahkan pendjagaan disekitar lapangan nampak sangat ketat.
Brigdjen Tjokropranolo sebagai utusan Presiden Soeharto jang sekaligus mendjemput kedua djenazah bersama dengan Kuasa Usaha Indonesia di Singapura Letkol Ramli, atas pertanjaan pers mengatakan kebanggaannja atas ketabahan sampai achir mendjelang adjal betul2 mereka itu adalah pradjurit Indonesia jang baik.
Letkol Ramli, ketika ditanja oleh para wartawan, menjatakan bahwa untuk sementara tidak bersedia untuk memberikan keterangan pers, sebelum melaporkan kepada Pimpinan. (DTS)
Sumber: SINAR HARAPAN (18/10/1968)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 171-172.