Semarang, 24 Mei 1998
Kepada
Yth. Bapak H.M. Soeharto
di Jakarta
INGIN SOWAN [1]
Herry sangat terkejut dan ikut sedih ketika melihat dan mendengarkan dari televisi bahwa Bapak H.M. Soeharto menyatakan berhenti dari jabatan sebagai presiden. Tetapi semua ini sudah menjadikan keputusan Bapak dalam mencintai dan menyelamatkan rakyat juga bangsa Indonesia. Semoga bangsa Indonesia yang tercinta dan menyelamatkan rakyat juga bangsa Indonesia. Semoga bangsa Indonesia yang tercinta ini tetap jaya, penuh ketenteraman dan menjadi bangsa yang besar, gemah ripah loh jinawi kuncoro ing bawono, yang tetap berpegang teguh pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dari dahulu Herry mengagumi Bapak H.M. Soeharto dan setiap ada acara yang ditayangkan di televisi, Herry selalu melihat dimana Bapak berbicara dengan penuh senyum dan kewibawaan. Semenjak duduk di SLTP, SLTA, dan sampai di perguruan tinggi, Herry pun yak keinginan yang amat sangat untuk sowan. Tapi Herry takut karena penjagaan yang amat ketat dan kesibukan Bapak.
Terakhir perkenankan Herry matur kepada Bapak apabila ada waktu liburan dan rejeki, ijinkan Herry sowan kepada Bapak di Jakarta, walau satu atau dua menit saja, sekedar untuk berjabat tang an dengan Bapak.
Herry haturkan banyak terima kasih kepada Bapak H.M. Soeharto yang telah memimpin bangsa dan negara Indonesia. Semoga setelah Bapak H.M. Soeharto berhenti dari jabatan sebagai presiden, Bapak selalu dalam keadaan sehat wal afiat dan selalu mendapatkan berkah dan rahmat Allah serta lindungan dari Allah Yang Maha Esa. Amiin.
Sungkem kagem putra & putri. (DTS)
Putra tresna,
Heny Prapto Rahardjo
Jawa Tengah
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 99. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.