Ketua MPRS:
DWI FUNGSI ABRI ATAS DASAR TRADISI DAN KEBUTUHAN [1]
Djakarta, Angkatan Bersendjata
Ketua MPRS Djenderal AH. Nasution menjatakan, bahwa sesi posisi Militer jang di negara2 Barat “di-subordinasikan kepada sipil”, di negara2 Timur “di-integrasikan dalam sistim sospol”, maka di negara2 baru Afro-Asia dan Amerika Latin tetap merupakan masalah jang bergolak, dimana berturut2 terdjadi perobahan2 dari paling udjung jang satu kepada jang lain, tetapi kita atas dasar tradisi dan kebutuhan perdjuangan sedjak 1945 dan dengan mengembangkan tata negara atas djiwa pasal2 UUD 45, mengambil djalan tengah dengan Dwi Fungsi ABRI.
Menurut Ketua MPRS, umumnja masjarakat menerima ikutnja ABRI dalam sistim sospol sebagai partner dengan kekuatan2lain, antara lain ikutnja ABRI dalam lembaga2 politik.
Hal diatas dikemukakan oleh Ketua MPRS dalam sambutan pada pembukaan sidang ke IV MPP PNI jang berlangsung di Djakarta, Kamis kemarin.
Selandjutnja dikatakan oleh Pak Nas, bahwa tjara masuknja ABRI kedalam lembaga2 perwakilan negara, mestinja tentu via Pemilu mengandung pula bahaja2 tertentu, itulah sebabnja terdjadi konsensus, baik dlm panitia negara tentang Pemilu th 62 maupun dalam DPRGR sekarang, supaja dilakukan pengangkatan. Jang untuk prosedure dan djumlahnja. DPRGR telah mengadakan konsensus pula. (DTS)
Sumber: ANGKATAN BERSENJATA (05/04/1969)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 252-253.