HATI NURANI RAKJAT [1]
Djakarta, MAHASISWA INDONESIA
Marhaenisme, kata Ketua Umum PNI Osa Maliki, sepandjang sedjarahnja tidak pernah berdosa.
Sedjak kapan ada ideologi berdosa? Tapi kalau menjeret panganut2nja untuk berbuat dosa demi kepentingan ideologi itu, itu sangat tidak mustahil bukan? Berkata lagi sang Ketua Umum, Marhaenis tidak dogmatis.
Kalau diteruskan barangkali bunjinja:”. tidak plin-planistis, tidak kultus individu pada Soekarno, ASU bukan Mahaenisme sedjati Osa Maliki kemudian menambahkan jang selalu tjuriga terhadap PNI/Marhaenisme adalah djelas orang2 irrasionil jang kemungkinan besar takut bajangan sendiri”.
Jang selalu tjuriga dan takut akan come-backnja Soekarno atau pengikut2nja djuga irrasionil dan takut akan “bajangan disiang hari bolong bukan?
Seorang tokoh muda NU menurut IF, bukan suara: Mendjilat penguasa bagi2 rezeki haram, rebutan kursi serta arus maksiat lainnja akan tetap berlangsung dalam tubuh NU Djabar.
Masja Allah, demikian rupanja keadaannja di dalam!! (ini orang dalamsendiri jang buka rahasia….).
Lalu Rosihan Anwar (Pedoman. 1/1-69) kasih ulasan pada muktamar NU jad (kira2 April 1969) itulah dapat dilihat nanti sampai dimana dapat diselesaikan masalah “Orba dan Orba” dalam barisan partai Islam tsb.
Djadi sekarang belum djelas mana Orba mana Orla-nja? Bahaja….
Zamroni anggota Presidium KAMI Pusat bilang, banjak kekuatan Orde Baru jang tidak setudju Orde Lama, tetapi mereka itu bukanlah mempunjai motif Tritura.
Kalau setelah ikut berdjuang ditahun 1966, kemudian njelundup.. Kalau setelah Soekarno ditumbangkan, kembali bela kepentingan golongan dan partainja, itu apa bermotif Tritura atau bukan Bung Zam?
Presiden Soeharto pada pembukaan Bank Dagang Negara: Pola lama management di bidang perbankan supaja segera dirubah.
Pola lama di bidang politik bagaimana?
Pelaksanaan Pemilu setiap 5 tahun merupakan sarana mutlak bagi tegaknja kedaulatan rakjat dan tegaknja kehidupan berkonstitusi (Djen. Nasution) Sarana mutlak, tapi tidak identik dengan demokrasi, jatoeh?
Di negara komunispun ada pemilu setjara rutin namun komunisme tetap Demokratis.
Baik, baik, baik tjobalah mulai kasih bukti Tapi ingat djangan djustru segala kerdja jang dilakukan seenaknja di claim sebagai mengamalkan Pantjasila.
Lalu ditambahkan, dalam hubungan itu kita hams meninggalkan kesenangan untuk memperpolitikkan masalah2 jang kita hadapi. Dan djuga tinggalkan kesenangan menjusun klickper departemen atau Lembaga. Gubernur Lemhanas Majdjen Suadi bilang bahwa sekarang ini masih berlangsung subversi.
Sulawesi Nekolim, apa subversi Peking atawa Moskow, Israel atau Arab? Kasih djelas djangan seperti berteka-teki. UDJUNG LIDAH RAKJAT. (DTS)
Sumber: MAHASISWA INDONESIA (05/09/1969)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 311-312.