SEDJARAH MILITER PENTING BAGI PEMBINAAN ABRI [1]
Djakarta, Kompas
Djalan jang paling baik untuk mengembalikan mereka jang telah menjeleweng dan menodai nama baik ABRI adalah mengingatkan perdjuangan tahun 1945 dulu dan hakekatnja ABRI; jakni berdjuang tanpa pamrih.
Demikian Kepala Pusat Sedjarah Militer AD Brigdjen Soesatyo mendjawab pertanjaan seorang wartawan, Senin siang di ruangan pers Puspen AD.
Pertanjaan itu diadjukan, mengingat kenjataan adanja sedjumlah oknum ABRI, jang sekarang ini telah melupakan semangat perdjuangan ’45 dan hakekatnja ABRI; sebaliknja berebutan djabatan dan kekajaan.
Sedjarah Militer (seperti halnja sedjarah bidang2 lainnja), jang mengandung segi edukatif dan instruktif, dapat membantu dalam usaha pengamalan Sapta Marga. Karena dengan beladjar dari peristiwa2 historis para anggota militer dapat tergugah kebanggaan mereka akan “badju hidjau” jang mereka pakai.
Tekanan pembitjaraan pada sedjarah militer tsb. diatas, terutama sehubungan dengan peringatan genap 16 tahun usaha kerdja dibidang Sedjarah Militer AD. jang didjatuhkan pada tgl. 15 April hari ini. Usaha ini terutama didorong oleh Djenderal Nasution.
Sedjarah militer, jang djuga berkemampuan inspiratif, sangat penting pula bagi para anggota militer, jang sudah tidak mengalami perdjuangan tahun 1945, seperti perwira lulusan Akademi Militer, Terutama kalau diingat bahwa mereka inilah jang akan memimpin ABRI dimasa depan. (DTS)
Sumber: KOMPAS (14/04/1969)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 352-353.