PRESIDEN SOEHARTO PADA HUT RPKAD: ABRI TAK AKAN MONOPOLI

PRESIDEN SOEHARTO PADA HUT RPKAD: ABRI TAK AKAN MONOPOLI

* Pantang Mundur Terhadap tantangan Tugas Pembangunan [1]

 

Djakarta, Angkatan Bersendjata

Kewadjiban jang sekarang dipikul dipundak ABRI memang berat, ABRI telah mendjadi pelopor Orde-Baru dan sekarang harus mendjadi pelopor Orde Pembangunan. Pekerdjaan Nasional kita belum selesai bahkan baru kita mulai, oleh karena itu ABRI pantang akan mundur terhadap tantangan tugas pembangunan ini.

Hal ini dikemukakan oleh Presiden Soeharto dalam amanatnja selaku Inspektur Upatjara pada penganugrahan tumbal Kepresidenan “Sam Karya Nugraha” kepada Pusat Pasukan Chusus Angkatan Darat RPKAD bertepatan dengan peringatan hari djadi pasukan tsb. jang dilangsungkan di Kesatrian Group II Batudjadjar Bandung Rabu jl.

Ditegaskan oleh Kepala Negara bahwa makin banjak hasil jang kita tjapai dalam mensukseskan pembangunan ini, merupakan pula bukti kemampuan ABRI. Walaupun demikian besar peranan jang dipegangnja, ABRI sama sekali tidak akan memonopoli semua pekerdjaan, oleh karena ABRI sendiri memang tidak akan mampu mengerdjakan segala2nja.

Tingkatkan Mutu

DALAM upatjara jang dihadiri djuga oleh Kas Hankam Letdjen Sumitro, Panglima Angkatan Darat Djenderal Panggabean, para Panglima ABRI, Panglima KKO Majdjen KKO Mukijat, Pangdam VII/Diponegoro Majdjen Surono, Pangdam VI/Siliwangi Majdjen Dharsono, Pangdam V/Djaya Majdjen Makmun Murod, Menperdag Sumitro, Menteri P dan K Mashuri, Gubernur Djawa Barat Mashudi, para Bekas Komandan RPKAD, para perwira pedjabat dan atase militer negara2 sahabat itu, Kepala Negara mengamanatkan bahwa dalam ikut melaksanakan pembangunan setjara langsung, ABRI harus bersikap “ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani “, artinja, dimanapun pradjurit ABRI berada ia harus mendjadi suri tauladan bagi masjarakat setjara intensif dan riil, harus dapat menggugah semangat pembangunan masjarakat dan harus tabah mendorong madju kegiatan masjarakat.

Dalam melaksanakan peranannja bagi suksesnja pembangunan ini, ABRI sama sekali tidak boleh mengurangi kemampuannja sebagai alat pelaksana keamanan jang tangguh.

“Oleh karena itu kepada Korps Baret Merah chususnja saja minta untuk terus menerus meningkatkan mutunja sebagai pasukan komando”. Kemampuan dan prestasi tinggi jang telah ditjapai sekarang harus terus ditingkatkan. Bagi sesuatu pasukan komando sama sekali tidak dikenal puas atau berhenti dalam meningkatkan mutu, demikian Presiden.

Peranan ABRI Dalam Pelaksanaan Pembangunan

Menjinggung tentang pelaksanaan pembangunan, Presiden mengatakan, bahwa didalam melaksanakan pembangunan ini seluruh kekuatan bangsa harus kita kerahkan termasuk didalamnja sumbangan positif jang diberikan ABRI.

Dengan melaksanakan setepat2nja dwi fungsinja, ABRI harus dapat merupakan kekuatan jang memperlantjar pelaksanaan pembangunan ini. Peranan ABRI dalam melaksanakan pembangunan harus diuruskan pada dua arah. Pertama, pengamanan fisik artinja ABRI harus mentjegah segala kemungkinan dan menindas segala gangguan keamanan jang timbul jang semuanja itu harus dilakukan berdasarkan ketentuan hukum dan bidang masing2. Kedua, ABRI ikut serta setjara aktif dalam melaksanakan pembangunan melalui operasi bakti dan fungsi kekarjaannja. Kedua bidang ini harus dapat dilaksanakan oleh ABRI dengan serentak.

Pembangunan akan terganggu apabila keamanan dalam arti luas tidak dapat terwudjud, sebaliknja pembangunan jang tepat dan berhasil akan merunpakan dasar jang kuat bagi terwudjudnja keamanan.

Pembangunan jang sekarang kita laksanakan adalah mernpakan landjutan perdjuangan orde baru, dimana Korps Baret Merah merupakan salah satu kekuatan pelopornja jang kuat. Oleh karena itu, Korps ini harus menundjang suksesnja pembangunan dengan melaksanakan bidang tugasnja setjepat2nja.

Mentjerminkan Disiplin TNI

Kepala Negara selandjutnja meminta agar setiap pradjurit Baret Merah mendjundjung tinggi disiplin dan kehormatan Korps dan tindakan pradjurit Baret Merah harus mentjerminkan disiplin TNI jang hidup dan mendjadi tjontoh oleh pradjurit AD lainnja.

Presiden mengharapkan agar mempererat hubungan dan keakraban dengan pasukan2 komando dari angkatan2 jang lain sebagai manifestasi dari kekompakan Angkatan Bersendjata kita. “Djauhkan persaingan jang bersifat negatif antara sesama pasukan komando dari angkatan2. Terutama menghadapi usaha adu domba G-30-S/PKI, setiap pasukan komando harus menjadari sedalam2nja, bahwa ia mendjadi salah satu intjeran dari usaha2 destruksi pihak lawan. Untuk itu kewaspadaan jang tinggi harus selalu diutamakan,” demikian antara lain Presiden. (DTS)

Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (18/04/1969)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 354-355.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.