PERANAN ABRI KINI BUKAN MILITERISME

Presiden Dimuka Kursus Reguler III Lemhanas

PERANAN ABRI KINI BUKAN MILITERISME [1]

 

Djakarta, Kompas

Dalam pembukaan Kursus Reguler Angkatan III Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) hari Senin di Djakarta, Presiden Soeharto menjatakan, bahwa peranan ABRI sekarang bukan militerisme. Dwi-fungsi ABRI sudah djelas landasannja, baik historis, sosiologis maupun konstitussionil.

Sedjarah telah membuktikan peranan jang dipikul di pundak ABRI kini terutama didorong oleh keseriusannja pada tjita2 kemerdekaan, kesetiaannja pada Pantjasila dan UUD ‘45 serta hasratnja jang besar dewasa ini tak dapat dilepaskan dari rangkaian sebab akibat dan terutama bahaja jang mengantjam keselamatan Rakjat, Bangsa dan Negara jang timbul dari pemberontakan G30S/PKI. Demikian Kepala Negara.

Menjinggung masalah ketahanan nasional, ditekankan oleh Presiden bahwa hal itu bukan semata2 tugas Angkatan Bersendjata sadja. Tapi hal itu merupakan tugas seluruh rakjat Indonesia. Dalam rangka mewudjudkan ketahanan nasional itu hams diperhatikan tiga kelompok masalah, jakni Hankamnas (Pertahanan Keamanan Nasional) pada umumnja, pembangunan jang didukung oleh stabilitas nasional dan aspek2 luar negeri. Indonesia harus berpegang pada politik luar negeri bebas aktif.

Diikuti oleh 52 peserta, Kursus reguler ke III itu kali ini diikuti oleh 35 perwira ABRI dan 17 orang sipil. Dan diantara ke 35 perwira ABRI itu terdapat 10 perwira tinggi, 4 dari Angkatan Darat, 4 dari Angkatan Laut dan 2 dari Angkatan Udara. Untuk kursus itu diperlukan 61 dosen jang diambil dari Universitas Indonesia, Padjadjaran, Gadjah Mada dan dari ABRI sendiri.

Kursus itu akan makan waktu 8 bulan lamanja, jang dibagi dalam 7 tahap. Ketudjuh tahap itu ialah tahap pengantar 1 minggu, tahap pendahuluan 7 minggu, tahap sospol2 minggu, tahap ekonomi tehnik 3 minggu, dan tahap Hankam 2 minggu, tahap kebidjaksanaan 6 minggu. Selanjutnja untuk kundjungan dalam/luar negeri 4 minggu dan Seminar 3 minggu. (DTS)

Sumber: KOMPAS (02/06/1969)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 371-372.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.