DUA DJAM BERDIALOG DENGAN PAK HARTO

DUA DJAM BERDIALOG DENGAN PAK HARTO

Dan Korupsi Sampai UU Perkawinan [1]

 

Oleh: Jetty Rizali Noor

 

Djakarta, Kompas

Pada hari Senen tanggal 10 Agustus perutusan Pimpinan pusat PERWARI jang terdiri dari Ibu S. Kartowijono, Ibu M. Andreas, Ibu Nani Suwondo S.H, dan saja sendiri telah diterima Presiden Soeharto kediaman beliau di Djalan Tjendana dan kami berkesempatan berdialog dengan Pak Harto selama dua djam jaitu dari djam 10.30 sampai djam 12.30.

Pertemuan ini adalah atas permintan daripada pernjataan P.P. PERWARI tentang usaha pemberantasan korupsi jg. Dikeluarkan tgl 21 Djuli j.l. Pokok2 daripada pernjataan tsb adalah:

  1. Menjokong setiap usaha jang bertudjuan memberantas korupsi, terutama untuk menegakkan mental jg sehat dalam pembangunan.
  2. Meminta perhatian jang wadjar atas hasil karya Komisi IV.
  3. Mengharapkan tindakan jang tegas terhadap usaha korupsi jang njata merugikan pemerintah dan negara.
  4. Mengharapkan pengertian wadjar atas kegiatan Pemuda dan mahasiswa dalam rangka usaha tsb. diatas.

Oleh karena saja berpendapat bahwa berita sebagaimana disiarkan oleh wartawan “Antara” tentang pertemuan Perwari dengan Pak Harto, ini bertentangan dengan pembitjaraan jg. meliputi bidang jang amat luas jang rasanja djuga perlu diketahui oleh umum jang sedang mengharapkan kebidjaksanaan dari Pemerintah, maka agaknja baiklah saja uraikan djalannja dialog ini sesuai dengan apa jang terdjadi.

Terlebih dahulu haruslah diamati bahwa satu dialog dengan Presiden sepandjang pengetahuan saja bukanlah berupa tanja djawab dimana penanja langsung didjawab sehingga memungkinkan perdebatan.

Pak Harto jang chas telah memberikan kesempatan luas kepada sipenanja, lebih dari satu orang biar bitjara semua dahulu, lalu beliau menanggapi sekaligus semua persoalan jang dikemukakan dengan uraian background jang pandjang lebar lengkap dengan data2. Keuntungan tjara begitu adalah bahwa fihak penanja memperoleh satu gambaran, tentang persoalan jang bersangkutan. Sebaliknja karena Pak Harto biasa tjenderung untuk memberi keterangan jang tjukup memakan waktu, maka biasanja pihak penanja tidak sempat lagi utk memberikan komentar, karena adjudan sudah memberi isjarat ada tamu lain jang sudah menunggu!.

Perwari menggugah Hati Pak Harto

Pada kesempatan memberikan pendjelasan tentang perdjanjian Perwari tentang pemberantasan, korupsi dikemukakan bahwa sesuai dengan lambang ”Trisula” jang mensimbolisir kesutjian, kedjudjuran dan keberanian, maka sudah sedjak zaman resim Bung Karno dahulu Perwari senantiansa memberikan reaksi atas Persoalan jang merugikan masjarakat seperti perkawinan kedua dst dari Presiden Soekarno, kenaikan harga dll.

Setelah pernjataan Perwari atas permintaan Presiden dibatjakan sekali lagi selengkapnja, maka kami berlima menambah pendjelasan/tambahan sbb: Ibu A.: “Bapak Presiden, seperti Bapak lihat berkali-kali kami harapkan adanja tindakan jang njata dari Pemerintah, chususnja Presiden oleh karena belum nampak kesediaan menindak mereka jang sudah njata bersalah. Lebih2 kalau jang ditudjukan pada mereka jang tergolong ABRI.

Maaf, ja Pak, kami dari Perwari ingin sekali supaja rakjat itu mempunjai perasaan bahwa Presiden itu benar2 untuk seluruh rakjat. Kami ada melihat ketjenderungan bahwa Bapak agak memberatkan pada corpsgeest, sehingga menimbulkan kesan bahwa Bapak pertama adalah Presiden untuk ABRI, sesudah itu baru Presiden untuk seluruh masjarakat.

Kalau kami salah penglihatan jasmani tapi inilah observasi kami (Presiden tersenjum sadja). Jang kami minta benar2 tindakan tanpa pandang bulu”

Ibu B: Seperti tertjantum dalam pernjataan kami, Perwari jakin bahwa pembrantasan korupsi dengan tegas tidak menghalangi pembanguan sebaliknja akan menambah kepertjajaan dan kegairahan membangun pada lapisan masjarakat. Itulah djuga sebabnja Perwari melihat dengan tjemas meluasnja gedjala desas-desus jang mendiskreditkan nama baik Ibu Tien Soeharto dengan djulukan “Ibu Tien persen”. Apakah tindakan jg telah Bapak ambil terhadap ini?”.

Ibu C: “Kami mendukung gerakan pemuda dan mahasiswa tentang soal ini, oleh karena kami jakin bahwa mereka bukan bermaksud mendjatuhkan atau mendiskreditkan pemerintah sekarang jang notabene ditegakkan dengan darah mereka sendiri, tetapi sebagai satu manifestasi meminta perhatian pemerintah terhadap gedjala meluasnja korupsi sedemikian rupa sehingga sudah meratjuni seluruh kehidupan kita.

Kami melihat iktikad hendak mengadakan satu malam tirakatan bukan sebagai sesuatu tindakan membandel, tetapi sebagai satu ekspressi minta perhatian jang djustru tidak perlu merugikan djika alat2 negara dapat mendjaga keamanan.

Mengapa kalau mereka diperkenankan mengadakan malam A Go-Go dan dansa-dansi semalam suntuk di Djalan Thamrin sekarang dilarang?

Ada pula Pak, sampai berita pada Ibu2 Perwari bahwa para peladjar dan mahasiswa merasa ada usaha mengadudombakan mereka satu sama lain, walau tudjuannja sama, dengan perkataan mereka sendiri: mereka merasa “di opsuskan”.

Sekiranja sekarang ada tindakan atau pernjataan jang tegas dari pemerintah umpamanja dalam pidato 16 Agustus nanti, pasti akan menimbulkan kelegaan pada masjarakat ramai, chususnja para pemuda (Presiden menggelengkan kepala).

Ibu D: ” Pak soal membrantas korupsi adalah soal moral. Generasi muda mengharap tjontoh jang baik dari pemimpin. Perwari pernah mengembalikan bulat2 uang jang diperoleh oleh pimpinan jang lama jang brasal dari deferred payment chusus kepada pemerintah, karena kami tidak mau ada sangkut paut dengan uang jang tidak benar sumbernja”.

Ibu E: Soal lain Pak Harto jang sungguh meminta perhatian kita semua setelah kita seperempat abad merdeka ialah: Soal Undang2 Perkawinan. Bahwasannja soal tiadanja Undang2 Perkawinan ada hubungannja dengan soal korupsi djelas kita lihat dizaman rezim orde lama dengan JMDnja serta bermatjam2 penjelewengan moral dan penghamburan uang negara setjara tidak bertanggungdjawab.

Tetapi sekarangpun ketiadaan kepastian hukum dalarn perkawinan menjebabkan meningkatnja angka pertjeraian jang benar2 mentjemaskan sampai 40% dari perkawinan, jaitu lebih tinggi daripada di USA dan disini setelah pertjeraian tidak ada perlindungan hukum sama sekali bagi keluarga jaitu isteri dan anak.

Perwari sangat berterima kasih kepada Presiden Soeharto jang telah menjampaikan dua rentjana Undang2 tentang perkawinan kepada DPRGR sesuai dengan penetapan MPRS, tapi njatanja pembahasannja didalam Parlemen berkali2 matjet, dipolitisir apa2 jang terdjadi dalam DPRGR disekitar kedua rentjana undang2 tsb. maka ibu E menambahkan: “Berbeda dgn tjontoh jang buruk jang diberikan oleh almarhum pemimpin2 Orla dahulu, maka Perwari dengan gembira mengkonstratir bahwa Presiden Soeharto memberikan teladan jang baik dalam kehidupan kekeluargaan beliau pribadi” (Pak Harto tersenjum Lebar).

Setelah Ibu2 memberikan pendjelasan tsb maka mulailah Pak Harto dengan utjapan terirna kasih atas persoalan2 masjarakat jg dibawa itu. Dengan pandjang lebar selama kurang lebih satu djam Presiden menguraikan kebidjaksanaan pemerintah dalam menanggulangi korupsi dan masalah lain. Pokok2 pendjelasan Presiden adalah disekitar soal sebagai berikut:

  1. Presiden Soeharto sebagai mandataris MPRS bergerak dalam batas tugas jang diberikan padanja, jaitu: menegakkan stabilitas politik dan ekonomi Melaksanakan Rentjana Pembangunan 5 tahun – melaksanakan Pemilu ­mengusahakan perbaikan apparatur negara – melaksanakan perbaikan keamanan.
  2. Soal korupsi adalah warisan dari resim jang terdahulu Presiden menginsafi bahwa kalau korupsi tidak ditackel mulai sekarang maka akan dapat menggagalkan usaha pembangunan.

Berkata Pak Harto “Saja jakin bahwa adanja korupsi bukan karena rakjat bermental korup, tetapi karena tekanan ekonomi. Oleh karena itu sumber pokok itu harus kita hilangkan terlebih dahulu. ltulah sebabnja kita mengadakan prioritas dalam Pelita jaitu bidang pertanian desa, pembangunan desa lalu bidang Perindustrian. “

Setelah Pak Harto menguraikan tentang sistim DIP, SKO beserta “Shock­therapynja” tehadap bendaharawan2 dengan memerintahkan kontrol “on the spot”. maka menurut beliau, kebidjaksanaan ini dimana dalam satu minggu seorang bendaharawan harus dapat memperlihatkan pembukuan jang rapi dengan djumlah wang jang sesuai, hampir2 menimbulkan sematjam “angsipschyose” diantara para bendaharawan tsb.

Pak Harto dan Komisi IV

Menurut Presiden setjara fundamentil tidak ada perbedaan pendapat antara beliau dan Komisi IV. Saran2 jang diadjukan adalah sama dan sedjalan dengan apa jang sudah dan sedang didjalankan “casus2” Pertamina, Bulog dll menurut Presiden sampai sekarang “djuga selama saja buka praktek untuk mahasiswa dan peladjar belum ada jang njata tentang penjelewengan”. Kata Presiden selandjutnja: “Siapa sadja boleh merasa belum puas akan tetapi djanganlah mengambil tindakan jang menghantjurkan hasil2 jang sudah ada. Saja minta pemuda dapat menilai setjara objektif. Sampai sekarang semua tuduhan ditudjukan kepada perorangan terutama Aspri, Opsus dan Ibnu Sutowo”.

Pak Harto dan Pertamina

Chusus mengenai “casus Pertamina” Pak Harto dengan pandjang lebar mendjelaskan kejakinan beliau bahwa, berbeda dengan pandangan umum jg negatif terhadap perusahaan negara ini, beliau djustru menekankan segi2 jang positif dan patut mendapat penghargaan masjarakat ramai. Kata Pak Harto, diantara sekian banjak PN2 hanjalah PN Pertamina jang berhasil dengan baik dan sekaligus diuraikanlah segala djasa Pertamina mulai dari penjatuan Pertamina dan Pertamin sampai pada status perusahaan seperti “Tugu insurance (joint – venture) hubungan dengan kontraktor2 perusahaan fasilitas dari Singapura ke Indonesia berbandingan dengan Caltex Stanvac dsb.

Menarik sekali (dan bagi kami terus terang mengedjutkan pernjataan Pak Harto bahwa usaha untuk mendiskreditkan Pertamina ada latar belakang vested interest dengan memakai “issue korupsi”).

Atas dasar apa jang sampai dimana kebenaran data dan fakta jang disebutkan oleh Presiden tentu hanja Pak Harto jg mengetahuinja dan sebaiknja fihak2 jang disebut sendiri membenarkan atau menjangkalnja.

Begitupun Pak Harto dengan sedikit emosionil berkata tentang David jang menjeret nama Maj Djenderal Soerjo (Aspri Keuangan) sebagai “ia bukan sadja seorang bandit, tapi maaf ibu2, saja namakan bandit tengik”.

Pak Harto dan “Malam Tirakatan”

Menanggapi “appeal” Ibu2 Perwari tentang niat mengadakan “malam Tirakatan” oleh mahasiswa itu supaja tidak dihadapi dengan kekerasan tapi disalurkan dengan tjara Bapak terhadap anak, Pak Harto berpendapat bahwa “sebagian peladjar jang telah mau mengerti pendjelasan saja tentang usaha pemerintah dalam pemberantasan korupsi telah menghilangkan niat untuk bertirakatan itu. Jang masih mau meneruskan itu adalah didalangi oleh fihak2 jang mempunjai motif politik tertentu dan hal ini tidak dapat saja biarkan”.

“Permissiveness atau collegislitas ?

Mendengar tanggapan Presiden tentang gerakan mahasiswa itu, maka Ibu Perwari menjeletuk” Tapi bagaimana dengan pedjabat2 sipil dan militer jang njata2 hidupnja djauh diatas kemampuan jang normal dari seorang pegawai negeri? Bapak kan mengerti pula bahwa hal itu membuat “gemes” rakjat banjak, apalagi kaum muda dimana rakjat banjak hidupnja Senin- Kamis”

”Memang sajapun anggap itu amat tertjela. Umpamanja saja tidak setudju dengan tjara perkawinan anaknja Ibnu Sutowo jang sangat mewah itu,” kata Pak Harto. Lalu setjara spontan salah seorang Ibu Perwari berkata: “Mbok Bapak djangan datang! Biar tahu bahwa Pak Harto tidak setudju”.

Mendengar ini Pak Harto agak melebarkan matanja dan berkata : “Ah djangan begitu” Bagi Ibu2 Perwari djuga menarik bahwa Pak Harto sama sekali tidak memberikan reaksi darimana Sang Pedjabat serta teman2nja jang “setaraf” itu memperoleh kekajaan jang melimpah itu, “appeal” Ibu Perwari jang mengharapkan agar “corpsgeest” Pak Harto tidak terlalu mempengaruhi kebidjaksanaan beliau terhadap rakjat banjak, sajang tidak ditanggapi sama sekali.

Tentang Undang2 Perkawinan

Pak Harto mengakui bahwa nampak kematjetan dalam pembitjaraan tentang kedua rentjana Undang2 Perkawinan jaitu Rentjana Undang2 Pokok Perkawinan serta Rentjana Undang2 Pernikahan Ummat Islam, walaupun sudah berkali2 sudah diberikan pendjelasan tentang kedua rentjana undang2 tsb, oleh Menteri Kehakiman dan menteri agama.

Ada sedikit kurang teliti waktu menjerahkan RUU pernikahan Ummat Islam dimana tertjantum tentang Piagam Djakarta dalam considerans tetapi hal ini sekarang sudah beres. Usul Perwari supaja Presiden membantu agar pembitjaraan tentang kedua RUU ini dapat dilakukan sekaligus walau dalam taraf jang berlainan ditanggapi dengan simpatik oleh Pak Harto.

Pak Harto dan Pembangunan Desa

Selama dialog jang sebagian besar agak mendjadi monolog karena uraian jang amat luas dari Presiden itu, maka bagi kelima Ibu Perwari djelas bahwa bertjerita tentang desa dan pembangunannja adalah “Stok pardje” dari Pak Harto. Wadjah beliau berseri-seri, penjelasannja penuh gaja dan nampak sekali bahwa hatinja dekat dengan pak tani dan rakjat desa. Maka mengertilah kita bahwa keributan jang ditimbulkan “the angry young people” dan mungkin dari “die lastige kaum Ibus” mengusutkan fikiran beliau, karena menurut Pak Harto “rakjat di desa tidak dipengaruhi oleh rame2 tentang korupsi di kota2. “Mendjawab pertanjaan apakah perdjalanan in cognito Presiden ke desa2 dipersiapkan lebih dahulu,” Pak Harto mengatakan dengan tegas “Tidak”.

“Dua hal jang saja minta jang dikundjungi harus desa didaerah minus. Kedua jang diberitahukan ialah bahwa akan ada inspeksi, tidak dikatakan oleh siapa dan tidak usah repot2 karena kami membawa Perbekalan sendiri”.

 Pak Harto amat terkesan akan usaha pembangunan setjara gotong rojong dengan hasil konkrit di berbagai desa seperti desa pringtelu di Djawa Timur.

Tentang “Gagasan Harapan Kita”

Sinjalemen Perwari tentang nama baik Ibu Tien Soeharto dirugikan oleh kegiatan orang2 tertentu jang dekat dengan kePresidenan, dibenarkan oleh Pak Harto dengan mengatakan :

“Memang benar bahwa ada penjalahgunaan dalam pengumpulan dana oleh oknum2 dari jajasan Harapan Kita. Maka setelah diambil tindakan sekarang dihapuskan tjara lama dan sekarang Jajasan hanja menerima sumbangan2 sukarela jang disalurkan kepada jang memerlukan, ump. rumah sakit, rumah jatim-piatu dsb”.

Pak Harto tertawa lebar sewaktu salah seorang Ibu Perwari dalam rangka usaha mendaftarkan kekajaan pegawai negeri mengusulkan agar sekaligus djuga didaftar adanja isteri kedua, ketiga dst.

Perdjalanan ke Nederland

Sebagai soal terachir Ibu2 Perwari meminta perhatian Presiden akan kechawatiran jang dikemukakan oleh beberapa orang Belanda bahwa ada usaha2 tertentu untuk mengatjaukan kundjungan beliau ke negeri Belanda, hal mana didjawab dengan “sudah diperhatikan” mengenai usaha KEM negeri Belanda supaja lebih bersedia memberi penerangan jang positif dan kalau perlu mengadakan diskusi tentang soal peranan ABRI dalam penumpasan G-30-S, Pak Harto hanja mengatakan : ” sudah di kerdjakan”.

Demikianlah berlangsung satu dialog jang walaupun ada bagian monolog jang tjukup lama namun memberikan kesan jang tjukup banjak tentang sikap dan kebidjaksanaan Presiden dalam menghadapi persoalan2 dewasa ini. Kesimpulan jang dapat di ambil ialah :

  1. Pak Harto adalah orang jang tjukup dedicated dan berkelakuan baik terhadap pembangunan.
  2. Pak Harto mempunjai kejakinan bahwa pembangunan dapat dikatakan berhasil kalau ia telah berhasil didesa.
  3. Sekali Pak Harto telah jakin bahwa kebidjaksanaannja benar, sulit sekali untuk merubah pendapatnja; kadang2 sikap beliau mirip “overconfident”.
  4. Corpsgeest dan kesetiakawanan Pak Harto sangat kuat dan mungkin dapat mengakibatkan pandangannja tidak selalu harus objektif.
  5. Informasi jang diperoleh Pak Harto tentang berbagai persoalan perlu ditambah dengan bahan dari masjarakat jang disertai dengan data2 konkrit.
  6. Dalam rangka bidang jang ditugaskan MPRS kepada Beliau, Pak Harto memperhatikan ketjenderungan kurang memberikan perhatian dan penilaian jang wadjar terhadap perkembangan sosial-politik jang achirnja dapat meningkatkan mendjadi frustrasi. (DTS)

Sumber: KOMPAS (13/8/1970)

 

 

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 487-494.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.