PERTEMUAN TERTUTUP 9 PARPOL DI SLIPI

PERTEMUAN TERTUTUP 9 PARPOL DI SLIPI [1]

 

Jakarta, HARIAN KAMI

Silent Agreement

HA Sjaichu jang berbitjara dalam kapasitas Ketua II PBNU itu membantah: “Tidak benar Pak Idham Chalis tidak setudju. Beliau bahkan telah memberikan sematjam “guidance” (petundjuk) kepada saja”, katanja sambil menundjuk salah seorang Wartawan, “tapi saja tidak perlu menerangkan apa petundjuk beliau, karena itu soal dapur Partai”. Tidak mustahil soal nasib pengelompokan Partai2 jang pernah dibentuk, djuga akan dibitjarakan; katanja mendjawab sebuah pertanjaan tentang nasib Kelompok Persatuan dan Kelompok Pembangunan jang dibentuk atas prakarsa Presiden Soeharto lk. 9 bulan jl. Pertemuan 9 parpol menurut Sjaichu djuga tidak akan membitjarakan soal djabatan Presiden atau Wakil Presiden jad. “Untuk apa itu dibitjarakan, toh antara Parpol sendiri sudah ada sematjam “silent agreement” (persetudjuan sembunji2, red) untuk tetap mempertahankan Pak Harto sebagai Presiden”, katanja melandjutkan, “tapi sebaiknja parpol2 tidak perlu memithoskan Pak Harto, karena Pak Harto tidak seperti Bung Karno”. Ia djuga berpendapat bahwa tidak relevant meng-issuekan djabatan Wakil Presiden seperti dikampanjekan oleh sementara Partai dalam kampanje Pemilu.

Terus Terang

“Jang penting bertemu dulu”, kata Sekdjen Parkindo Sabam Sirait memberi komentar Pertemuan 9 Parpol ini dalam rangka tanggungdjawab bersama 9 Parpol terhadap nasib bangsa dan negara dimasa depan. Sabam seterusnja berkata: “Menag setjara eksplisit dalam undangan tidak dinjatakan topic perombakan struktur politik, karena djika disebut malah menimbulkan prasangka – prasangka terhadap pertemuan ini”. Menurut Sabam tidak perlu di-tutup2i perlunja perombakan struktur politik dimasa depan. “Setjara djudjur mungkin soal itu ditolak karena terbentur pada konstelasi pimpinan Partai – partai itu sendiri dewasa ini. Tapi jang pasti banjak elemen modernis dikalangan Partai jg menghendaki perombakan struktur politik”, kata Sirait menegaskan, “soalnja soal waktu dimana sekarang kita tidak boleh menunggu, tapi bekerdja terus”, katanja melandjutkan. ”Tidak perlu menaruh harapan jang bukan dari pertemuan ini. Jang penting “meeting of mind”, dimana semua pimpinan Parpol bisa setjara terus terang untuk memetjahkan problim2 dimasa sekarang dan masa depan.”

Atas pertanjaan Sabam Sirait setudju agar nasib pengelompokan Parpol2 chusus, sehingga masjarakat diberi tahu apakah kedua Kelompok Parpol itu masih hidup dan djika sudah mati dikuburkan dimana. “Ja, sebaiknja hal ini dibitjarakan”, katanja terus terang.

Tidak A-Priori

Topicnja agak kabur, kata Mintaredja memberi reaksi. ketua Umum Parmusi jang djuga Menteri Penghubungan itu mengatakan “karenanja. Partai Muslimin tidak a-priori menolak dan tidak a-priori menerima hasil2 pertemuan nanti”. Ia mengakui baru kemarin menerima Undangan. ” Saja tidak bisa hadir, karena mau berobat ke Swiss Senen sore ini (kemarin, red). Jang terang Parmusi tidak absen dan akan mengirim wakil Pimpinan Partai”, katanja.

Sekdjen Partai Katolik Hary Thjan SH kemarin tampak memberitahukan setjara resmi persetudjuan Partainja untuk hadir dalam Pertemuan 9 Parpol Ketika ia keluar dari kamar kerdja Ketua DPR, mengatakan menjambut baik pertemuan. menurut ex tokoh Kesatuan Aksi Pengganjangan Gestapu PKI itu, Partai Katolik belum menetapkan siapa jg akan mewakili.

“Tapi pasti kami akan hadir. Saja belum bisa memberi komentar mengenai Pertemuan 9 Parpol ini, karena baru saja ketahui kemarin”. Dengan ketawa lebar tokoh PSII Oesman J. Helmi di DPR kemarin berkata: “PSII menjambut – baik gagasan Sabam Sirait, karena tudjuannja memang baik. Sudah waktunja Parpol2 mawas diri, sekarang djuga, djangan di-tunda2. Ia berpendapat jang penting saat ini Parpol2 bersatu, dan untuk itu perlu suatu platform dengan landasan pembangunan dan modernisasi, dimana perlu digalang suatu solidaritas antar Parpol2. “Djadi djangan saling sikut2an dan saling menjerang seperti selama ini”, katanja.

Sekdjen Parkindo Sabam Sirait jang duduk didepannja menjambut: “Bagi kami pengertian pembangunan Nasional sebagai thema-pertemuan mengandung arti perombakan struktur politik”. Ketua – I PB – NU H, Soebchan ZE ketika dihubungi Harian Kami kemarin berlum bersedia memberi komentar. Ia berkata : “benar saja jang akan memimpin perutusan PBNU. Djika saja bitjara sekarang saja kira terlalu prematuur. Nanti sesudah pertemuan saja beri komentar. Pada tgl 28 Maret nanti Soebchan ZE akan berangkat ke Saigon memenuhi undangan “Vietnam Council on Foreign Relations”. Sedemikian djauh Partai2 lain sampai kemarin belum ada jang terang2 menolak Pertemuan 9 Parpol. (DTS)

Sumber: HARlAN KAMI (05/03/1971)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 631-632.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.