Tadjuk Rencana: PARPOL BERTEMU PRESIDEN

Tadjuk Rencana: PARPOL BERTEMU PRESIDEN [1]

 

Djakarta, ABADI

Delapan Parpol jang mengadakan pertemuan belum lama ini, atas prakarsa HA Sjaichu, Ketua DPR/Ketua PBNU, kabarnja dalam awal bulan ini akan bertemu dengan Presiden Soeharto. Mula2 diberitakan akan bertemu semua parpol dan Golkar; tetapi karena Murba dan Golkar tidak hadir dalam pertemuan parpol2 di atas, masih belum berketentuan ikutnja mereka itu.

Walaupun ada soal2 lain jang dirumuskan dalam statement parpol setelah berkumpulnja itu tetapi jang akan dibawakan kemuka presiden sesungguhnja tjuma satu jaitu perihal penjelenggaraan Pemilu jang menurut parpol2 itu kini sudah menundjukan gedjala2 jang mengetjewakan.

Kami tekankan jang mereka persoalkan dengan Presiden adalah penjelenggaraan Pemilu, djadi soal teknis sadja. Soal2 jang lebih berita tentu tak bisa lagi mereka persoalkan dengan Presiden sekarang, sebab sudah tertuang dalam Undang2 Pemilu jang telah disiagakan oleh Parpol itu sendiri.

Sebenarnja keketjewaan dalam penjelenggaraan Pemilu sekarang, sumbernja tidak lain ialah UU Pemilu itu sendiri. Atau lebih tepanja djiwa dan semangat jang menghasilkan UU Pemilu sehingga seperti bentuknja sekarang. Keteledoran parpol telah tetjadi sewaktu membitjarakan UU tersebut.

Dan apa jang dihebohkan parpol2 sekarang, tidak lain daripada misalnja jg telah disoroti oleh seorang penulis artikel di harian ini, Mrs SM. Amin, beberapa bulan jang lampau.

Soalnja parpol2 selama ini barangkali diliputi rasa takut atau mereka tidak punja konsepsi atau djuga karena antara parpol2 itu berpetjah belah tidak bersatu walaupun menghadapi soal dan tugas jang sama. Parpol2 masih terlalu egoistisme dan tidak mampu menggalang suatu front bersama jang madju dan kongkrit.

Maka keketjewaan mendjelang Pemilu jang ada sekarang, rasanja masih akan berlandjut terus. Sehingga hasilnja nanti mungkin djuga tidak akan memuaskan apa2. Kami menduga apa jang dialami sekarang ini, sesungguhnja lebih merupakan suatu pola, bukan sekedar gedjala2 belaka.

Dan menghadapi pola perkembangan tata politik sedemikian, parpol masih djuga, belum kompak. Antara lain ini dapat dilihat dari pernjataan2 parpol masing, diluar pertemuan delapan parpol tersebut; seperti jang dikeluarkan oleh Parmusi – Min, Partai Katholik, PNI, IPKI, PSII dan mungkin hari ini oleh partai NU.

Itulah maka mendagri tjuma melajani parpol2 dengan djawaban jang summir, bahwa katanja pemilu akan didjamin berdjalan bebas dan rahasia.

Semoga Presiden djuga menerima parpol dengan senjum simpul!

Dan pemilu tetap akan berdjalan, bebas dan rahasia, sekaligus ketidak bebasan dan ketidakrahasiaan lewat paksa jang kini sudah meradjalela dimana-mana. (DTS)

Sumber: ABADI (03/04/1971)

 

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 686-687.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.