Kami Akan Selamatan

Sopat, 3 September 1998

Kepada

Yth. Bapak Soeharto

di Cendana

KAMI AKAN SELAMATAN [1]

 

Dengan hormat,

Sengaja surat ini saya tulis untuk Bapak dan Mbak. Karena saya tak tahan menahan desakan dari dalam, sehingga napas terasa sesak.

Selama 32 tahun Bapak membangun negara ini, berbagai rintangan dilalui dengan penuh suka duka dan tak mengenal lelah.

Saat ini, Bapak berhenti memimpin negara ini dengan cara yang menyedihkah. Semoga Allah selalu melindungi Bapak dalam meng­hadapi berbagai cobaan ini. Saya selalu membacakan surat Yassin setiap malam Jumat, memohon pada Allah untuk keselamatan Bapak baik di dunia dan di akherat.

Saya menangis tanpa disadari. Hati saya berkata, air susu dibalas air tuba. Sungguh saya tak tahan menghadapinya.

Bapak yang mulia, Seandainya doa ini dikabulkan Allah saya dan orang-orang yang menyayangi Bapak akan mengadakan selamatan.

Bapak, salahkan saya bila berbuat demikian? Saya jawab sendiri tak ada salahnya kita syukuran atas rahmat yang akan Bapak terima. Amin.

Hanya sampai di sini dulu goresan hati dari saya, lain saat akan saya sambung lagi. Sebelumnya maaf yang tak terhingga atas kejanggalan kata-kata saya dalam surat ini. (DTS)

Hormat dan maaf

F. Surihati

Sopat

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 614. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.