SATU PARTAI DI INDONESIA, TAK BUNUH DEMOKRASI

Mr. Sjafruddin Prawiranegara

SATU PARTAI DI INDONESIA, TAK BUNUH DEMOKRASI [1]

 

Djakarta, Sinar Harapan

FATWA Djombang dan Fatwa Ulama Golkar Muhamad bin Ali Anrobuji adalah sama2 menertawakan. Ini suatu bukti bahwa Agama Islam hanja mendjadi barang mainan.

Bila Partai Islam dibubarkan sedikitpun saja tak akan menjesal, dan ISLAM tidak akan mati, ia akan tetap hidup”, demikian Mr. Sjafruddin Prawiranegara dalam tjeramah didepan 38 utusan “Traning Kerdja” Dewan Central Porbisi malam Senin di aula Mesdjid Istiqlal, menurut IPMI.

Bekas tokoh Masjumi jang kini mendjabat Ketua Umum Husami itu berpendapat bahwa semua jang menjebut dirinja Partai Islam sebenarnja adalah Partai Musjrik, sebab banjak melanggar ketentuan2 Allah, petjah belah, suka fitnah, mereka senang djika Masjumi tidak direhabiliter, dan partai2 Islam ternjata hanja mereknja sadja jang “Islam”. Menurut IPMI, Mr. Sjafruddin mengemukakan bermatjam tjontoh antara lain pengekangan hak asasi umat Islam untuk beribadat chususnja ibadat hadji, sampai djemaah hadji dikenakan padjak, dimana Partai2 Islam hanja berdiam diri, tidak membela nasib ummatnja. Keuntungan hadji tahun 1969 lebih kurang 500 djuta, dan tahun 1970 sebanjak Rp 700 djuta. Uang ini digunakan untuk kampanje Golkar guna membunuh Partai2 Islam sendiri”, kata Sjafruddin Prawiranegara.

Satu Partai

Dinjatakan bahwa bila kita masuk PNI bukan kita kafir, dan bila masuk Partai Islam tidak pula kita akan masuk sorga. Menurut Sjafruddin Parpol berdasarkan ideologi bukan zamannja lagi. “Parpol-parpol Islam jad, sebaiknja berfungsi atau berlederasi sadja, dengan pandji Demokrasi”, kata Sjafruddin.

Ia menghendaki adanja hanja satu Partai di Indonesia, dan jakin tidak akan membunuh Demokrasi. Diambilnja tjontoh di Mexico dimana demokrasi terbukti berdjalan lantjar.

“Bila ada 2 Partai, dimana jg satu berkuasa dan satu beroposisi, ini sulit. Bangsa kita belum kenal baik dgn demokrasi/oposisi: Djadi ia nanti hanja akan digendjot terus sebagai kontra Pemerintah. Djadi lebih baik satu partai dan oposisi dilakukan didalam, tidak diluar”, kata Safruddin. Bila terpaksa satu partai, maka Partai Islam baiknja kerdjasama dgn sistim Pembangunan.

Partai2 Islam djangan segan2 bergabung dgn Katolik, Kristen, atau bubarkan diri, djadilah lembaga2 da’wah sadja. Kalau didalam da’wah boleh dipakai predikat Islam, sebab disitu lebih banjak memberi. Sedang didalam Partai lebih banjak meminta. Soal politik adalah soal dunia, demikian Sjafruddin Prawiranegara.

Ia menegaskan bahwa perdjoangan partai2 Islam selama ini terlalu puritan, demikian pula partai2 lain. Demikian IPMI. (DTS)

Sumber: SINAR HARAPAN (04/05/1971)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 713-714.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.