MINTAREDJA SH: ‘PARMUSI BUKAN YES MAN’

MINTAREDJA SH: ‘PARMUSI BUKAN YES MAN’

. Djakarta Charter Tidak Perlu Diributkan Lagi [1]

 

Djakarta, Kompas

H.M.S. Mintaredja SH dari Parmusi mengatakan, dalam pidato kampanje di depan RRI – TVRI, partainja adalah jang termuda diantara partai2 politik jang ada, karena baru lahir dalam hutan Pebruari 1968, atas persetudjuan penuh dari jang berkuasa jl. Pemerintah dibawah Pimpinan Orde Baru sekarang Djenderal Soeharto.

Terhadap orang2 jang bersikap sinis, Mintaredja menegaskan bahwa Parmusi akan bertindak sebagai “bukan Yes Man“. Artinja akan menghalangi siapapun termasuk pemerintah sendiri untuk tidak berbuat jang bertentangan dengan agama, dengan moral dsb. Tapi tentunja dengan tjara2 jang demokratis penuh dan tatakrama dan sopan santun dan dengan sendirinja dengan memberikan way outnja jang wadjar. Djadi djangan kritik asal kritik sadja, tapi kritik dengan usul2 jang konkrit, baik dalam DPR maupun di luar DPR.

Parmusi sudah bertekad penuh untuk menjerahkan soal dakwah kepada ormas Islam dan para kijai2, ustadz2 mualimnja dan sebagainja. Parmusi sendiri akan bergerak dalam bidang politik sadja walaupun tentunja atas azas Islam. Parmusi tidak lupa akan tjara2 jang modern, tjara2 pemikiran jang modern sesuai dengan zaman modern ini, pengalaman dan ilmu pengetahuan jang di peroleh para pemimpin Parmusi di dalam Universitas2, Fakultas2.

Tidak Akan Didirikan Negara Islam

Mintaredja selandjutnja mengatakan dalam statemen PP Parmusi tanggal 17 Maret 1971 jang lalu jang dikuatkan oleh sidang Dewan Partai di Tjiloto Puntjak April jang lalu. Parmusi dengan tegas menjatakan bahwa partai tsb tidak akan mendirikan negara Islam atau negara baru lainnja. Sebab Parmusi akan mempertahankan UUD 1945 dengan falsafah Pantjasila.

Dalam rangka inilah kamipun sangat menghajati benar2 fatwa alm. Bapak KH Faqih Usman jang di tudjukan kepada kami, bahwa “Djakarta Charter” tidak perlu diributkan lagi tidak perlu diperdebatkan lagi oleh ummat Islam, sebab pasal 29 ajat (1) UUD 45 sudahlah tjukup mendjamin kehidupan agama Islam, disamping agama/kepertjajaan lainnja. Demikian para pendengar tentang hal2 jang perlu dikemukakan, jg lalu diketahui oleh semua fihak tentang Parmusi.

Oleh karena hal2 tsb diatas maka tentunja timbul pertanjaan apa sebenarnja jang akan dilaksanakan oleh Parti Muslimin tentunja jang positip, jang mendjadi programnnja. Programnja ialah mentjapai masjarakat jang adil dan makmur melalui pembangunan di dalam segala bidang, chususnja dalam bidang sandang, pangan, papan, pendidikan selandjutnja sesuai dengan Pelita jang telah disadjikan oleh Kabinet Pembangunan sekarang dan jg hasilnja dalam dua tahun terachir ini benar2 sudah mulai kita rasakan bersama.

Bukan Untuk Golongan Semalam Sadja

Walaupun berazaskan Islam, tapi sudah terang merupakan suatu wadah jang akan bekerdja, bukan untuk Golongan Islam sadja, tapi Parmusi akan bekerdja untuk semua golongan, untuk seluruh bangsa. Bagi Partai Muslimin tidak ada masalah Golongan minoritas. Kalau ada jang merasa minoritas, seperti misalnja sadja golongan Tionghoa, kami dapat mengemukakan, bahwa diantara sekian warga golongan Tionghoa adalah warganegara dan sudah banjak jang menganut adjaran Islam. Karena itulah djanganlah merasa mendjadi golongan minoritas. Saudara2 seharusnja sudah digolongkan majoritas terbesar di Indonesia ini jaitu bangsa Indonesia. Demikian Mintaredja. (DTS)

Sumber: KOMPAS (04/05/1971)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 715-716.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.