PENJEDERHANAAN PARTAI MENDJADI TIGA

Pertemuan Presiden Dengan Pimpinan Parpol2 & Golkar

PENJEDERHANAAN PARTAI MENDJADI TIGA

* Parpol, Golkar dan ABRI

* Sistem Musjawarah dan Mupakat Di pertahankan [1]

 

Djakarta, Kompas

Presiden Soeharto Rabu petang mengadakan pertemuan mendadak di Istana Merdeka dengan para pimpinan kesembilan Partai Politik dan Golongan Karya. Menurut keterangan, dalam pertemuan itu Kepala Negara mengemukakan beberapa gagasan tentang djumlah fraksi dan kepemimpinan DPR hasil pemilu, dan meminta djawaban se-tjepat2nja dari Parpol dan Golkar. Para pimpinan Organisasi tsb mendapat panggilan mendadak sekitar djam 11 hari Rabu itu lewat telepon.

Sekretaris Kabinet Sudharmono SH jang memberi “keterangan resmi” pada pers hari Kamis sama sekali tidak bersedia mengemukakan perintjian pertemuan tsb. Ia hanja mengatakan bahwa pertemuan itu sifatnja konsultatif. Dalam hal ini Presiden mendjelaskan berbagai “soal jang dianggap penting setjara nasional achir2 ini”, sebagai langkah kelandjutan hasil pemilu jang lalu, chususnja tentang persiapan-persiapan peresmian DPR dan MPR hasil pemilu. Sekkab membenarkan bhw dalam satu dua hari ini pertemuan akan diadakan lagi, jakni untuk menampung djawaban atau tanggapan Parpol2 dan Golkar atas “Pendjelasan2” Presiden.

Tiga Gelombang

Menurut Soedharmono pertemuan itu dimulai djam 17.00 dan berachir 21.00 dengan tiga gelombang. Pertama dari djam 17.00 – 18.00 dengan Pimpinan2 P.N.I. (MH. Isnaeni dan Drs Hardjanto) IPKI (Hasjim Ning dan Supangkat), Murba (Maruto Nitimihardjo dan Moerbantoko), Partai Katholik (IJ Kasimo dan VB da Costa) dan Parkindo (Alex Wenas dan Sabam Sirait) selandjutnja djam 19.00 – 20.00 dengan Parpol2 Islam N.U. (Idham Chalid, lainnja sedang ke Djatim, Parmusi (Mintaredja SH dan Husni Thamrin), PSII (Anwar Tjokroaminoto dan Bustaman SH dan Perti (Rusli Cholil dan Drs Judo Paripurno. Terachir djam 20.00 – 21.00 dengan Golkar Drs JB Moerdopo dan Brigdjen Sapardjo). Dalam pertemuan2 itu, Presiden didampingi Sekkab Soedharmono, aspri Presiden Majdjen Soedjono Humardani serta Ka Bakin Letdjen Sutopo Juwono.

Mendjawab pertanjaan, apakah “isi” ketiga gelombang jang demikian itu mentjerminkan gagasan fraksi jang dilontarkan Presiden. Sekkab tidak bersedia mendjawab dan hanja mengatakan : Saja mau djawab apa ? Silahkan kalau mau bikin interpestasi sendiri?…”

Tiga Partai Politik Sadja?

Sementara itu, menurut keterangan2 jang diperoleh “Kompas” dalam pertemuan itu Presiden mengharapkan suatu proses kearah terbentuknja tiga Partai Politik di Indonesia sebelum Pemilu jad. Sehingga nanti hanja terdapat “tiga bendera” masing2 Parpol Golkar dan ABRI.

Disamping itu Presiden djuga mengulangi gagasannja jang dikeluarkan bulan Djuli jang lalu, agar dalam DPR nanti hanja terdapat empat fraksi jang kalau mungkin dirasakan djuga sampai kekehidupan masjarakat. Kini djumlah fraksi DPR DR sebanjak 13 buah dan Mendagri Amirmachmud bulan lalu mengungkapkan bahwa dalam DPR jad hanja ada empat masing2 fraksi spirituiil- materiil.

Kemudian tentang soal pimpinan DPR djuga mengatakan, bahwa Presiden menjatakan kurang menjetudjui diadakannja sistem voting dalam lembaga2 Perwakilan jg akan datang, melainkan hendaknja tetap dengan musjawarah mufakat sesuai dengan Demokrasi Pantjasila.

Mengenai sistem MPRS setelah pelantikan DPR, dikatakan bahwa Presiden telah mendjelaskan pada para pimpinan Parpol dan Golkar, bahwa pelantikan itu sekaligus berarti gugurnja keanggotaan MPRS jang berasal dari anggauta2 DPRGR.

Sehingga hal itu tinggal anggauta2 dari wakil2 daerah. Menurut rentjananja MPR jang baru akan dilantik tanggal 12 September 1972, dan mulai sidangnja tanggal 13 Maret 1973.

Sementara itu Ketua Umum Parmusi, Mintaredja SH ketika ditanja “Kompas” tentang isi pertemuan malam itu hanja mengatakan, bahwa kedua pihak (Presiden dan pimpinan organisasi2) mengadakan tukar – menukar fikiran al: tentang bagaimana sebaiknja Demokrasi Pantjasila itu didjalankan, Konsensus apapun tidak diadakan malam itu. Tapi saja tahu Soeharto adalah seorang demokrat jang betul2. Djadi dalam pertemuan jang akan diadakan lagi, tentu diperoleh hasil jang sebaik2nja. Namun seperti halnja Sekkab, Ketua Parmusi ini djuga tidak bersedia mengemukakan perintjiannja pertemuan tersebut. Sebegitu djauh, belum diketahui pasti kapan pertemuan kedua akan diadakan lagi.

Menteri Dalam Negeri lapor Mendagri Amirmachmud disertai Kaskas Hankam Letdjen Darjatmo dalam pada itu hari Kamis menghadap Presiden di Bina Graha. Sekkab Sudharmono jang ditundjuk sebagai djuru-bitjara hanja menerangkan, bahwa pertemuan selama lebih dari satu djam itu hanja untuk melaporkan persiapan2 tehnis pelantikan DPR termasuk siapa2 jang akan memimpin sidang pertama dan tatu tjaranja. Ia menambahkan, bahwa Kaskar Hankam hanja melaporkan nama2 anggauta ABRI jg diangkat sebagai anggauta DPR.

Namun ia belum bersedia mengemukakan ke – 75 anggauta ABRI dan ke – 25 orang sipil jang telah diangkat . Tunggu sadja sesudah tanggal 10, katanja. (DTS)

Sumber: KOMPAS (08/10/1971)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 800-802.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.