PENGELOMPOKAN PARTAI2

Tadjuk Rencana:

PENGELOMPOKAN PARTAI2 [1]

 

Djakarta, KOMPAS

Pada hari Rabu malam, Presiden Soeharto bertemu dengan pimpinan partai2an golkar setjara berturut2 kabarnja dalam pertemuan itu Presiden Soeharto mengemukakan gagasannja tentang pengelompokan partai2. Dari dari gagasan itu penjederhanaan djumlah partai setjara bertahap, sehingga achirnja bisa tertjapai djumlah partai jang lebih mampu mendjadi sarana berfungsinja demokrasi Pantjasila.

Seperti baru sadja dikemukakan oleh bekas Wakil Presden Dr. Mohammad Hatta gagasan menjederhanakan djumlah partai sudah lama ada ialah satu ketetapan MPRS djuga mengamanatkannja.

Tetapi sekalipun ketetapan MPR ada kurang ada prakarsa dari partai2 sendiri untuk melaksanakannja, paling ideal tentu sadja dilakukan lewat sistim pemilu. Tetapi Undang2 pemilu jang baru lalu tidak djuga mendjamin sistim jang demikian itu.

Presiden Soeharto beberapa waktu jang lalu melontarkan struktur pengelompokan, lantas lahirlah lewat pertemuan2 antar partai Kelompok Persatuan dan kelompok Demokrasi Pembangunan jang pertama terdiri dari partai 2 Islam. Jang kedua terdiri dari PNI, Katholik, Parkindo, IPKI, Murba.

Pengelompokan sudah diresmikan dengan nama, tapi belum berfungsi karena dalam pemilu jang baru lalu, partai2 masih hendak mengadu untuk sendiri2. Pemerintahpun tidak mendesakkan lagi waktu itu. mungkin ada djuga pertimbangan taktis daripada bersatu lebih baik partai2 itu sendiri2 menghadapi pemilu. Sehingga lebih mudah melantjarkan kemenangan Golkar.

Kini mendjelang bersidangnja DPR baru gagasan pengelompokan dilantjarkan lagi oleh Presiden. Kita belum tahu dengan tepat bagaimana struktur dan komposisi jang diusulkannja. Apakah seperti komposisi Persatuan dan Demokrasi pembangunan tempo hari, hanja adja namanja lain? ataukah ada perubahan komposisi.

Pengelompokan jang diusulkan Presiden tentunja punja dua tudjuan djangka pendek untuk merintis fraksi2 dalam DPR termasuk struktur pimpinan DPR dan djangka pandjang. Djangka pandjang ini terwudjudnja tjita2 kita semua jaitu menumbuhkan struktur kepartaian jang bisa mendjamin berfungsinja demokrasi Pantjasila.

Apabila benar tudjuan pengelompokan itu ganda jaitu djangka pendek dan djangka pandjang seterusnja pemilu 1976 misalnja, maka sebaliknja komposisi pengelompokan itu dipertimbangkan dalam hubungan djangka pandjang itu.

Setjara kongkret kita ingin menjarankan struktur 4 fraksi 4 kelompok seperti jang sudah diusulkan bisa didjadikan pegangan, tetapi bagaimana komposisi kelompok2 itu tidakkah ini sebaiknja diserahkan kepada partai2 untuk mengusahakannja sendiri. sekaligus ini untuk memberikan kesempatan baru kepada partai menundjukkan daja kreatipitasnja dalam ikut mengusahakan struktur jang mendjamin berfungsinja demokrasi Pantjasila.

Mungkin sadja hasil dari pengelompokan oleh partai2 itu komposisinja akan tidak sama seperti komposisi dalam kelompok Persatuan dan Demokrasi pembangunan. Kita mendukung gagasan dan usaha pengelompokan struktur politik mendjadi 4 kelompok 4 fraksi. Hanja bagaimana komposisi dari pengelompokan itu (diluar fraksi ABRI dan mungkin djuga Golkar) tidakkah bisa misalnja diserahkan kepada kreativitas partai2 itu sendiri. Ini sekedar sumbangan pikiran. (DTS)

Sumber: KOMPAS (08/10/1971)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 803-804.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.