PRESIDEN SOEHARTO TEGASKAN BAHWA KEMAMPUAN SWASTA NASIONAL MENINGKAT

PRESIDEN SOEHARTO TEGASKAN BAHWA KEMAMPUAN SWASTA NASIONAL MENINGKAT [1]

 

Jakarta, Berita Buana

Presiden Soeharto menegaskan bahwa kemampuan swasta nasional dalam turut serta dalam pembangunan telah meningkat.

Dalam 7 tahun ini lebih dari 2.250 proyek penanaman modal dalam negeri telah disetujui oleh Pemerintah dengan modal investasi melampaui Rp.1,5 trilyun. Penegasan Presiden disampaikan dalam pidato Kenegaraan di depan Pleno DPR RI, hari Sabtu yang lalu dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI yang ke-30.

Dengan penanaman modal ini berarti rata2 dibangun 300 proyek setiap tahunnya. Presiden mengatakan, bahwa yang sangat penting pada tahun2 terakhir ini banyak proyek penanaman modal di-daerah2. Dana2 masyarakat di bank juga bertambah besar. Tabanas dan Taska berjumlah disekitar Rp.37 5 milyar.

Ini juga mempunyai arti penting karena memperbesar kemampuan perbankan dalam pembayaran pembangunan. Dari sinilah a.l. disalurkan kredit untuk BUUD, kredit pembelian padi dan beras, kredit investasi kecil dan kredit modal kerja permanen yang kesemuanya menyangkut kepentingan golongan ekonomi lemah.

Dalam rangka ini Presiden menyerukan kepada masyarakat untuk terus melanjutkan kebiasaan menabung. Bagi mereka yang punya agar hidup sewajarnya saja, jangan menghambur-hamburkan uang untuk hal2 yang tidak berguna dan bergaya hidup mewah. Uang yang berlebih taruhlah di bank atau tanamkan pada kegiatan2 yang produktip dan berguna bagi masyarakat.

Dengan berbuat demikian, kata Presiden, akan menambah kemampuan kita untuk membangun, tetapi sekaligus juga dapat dicegah adanya perbedaan yang menyolok antara kehidupan mewah dari sekelompok kecil orang kaya dengan lapisan terbesar masyarakat yang merupakan titik rawan dalam ketahanan nasionai. Karena itu pola hidup sederhana harus terus menerus kita camkan dan kita laksanakan, kata Presiden.

Pinjaman Luar Negeri

Menguraikan masalah pinjaman2 luar negeri, Presiden Soeharto menjelaskan bahwa sejak tahun 1974 kita telah bersedia menerima pinjaman2 luar negeri dengan persyaratan yang kurang lunak di banding dengan tahun2 sebelumnya. Didalam memanfaatkan pinjaman2 yang persyaratannya kurang lunak tsb. maka kita senantiasa waspada agar pengembalian pinjaman2 benar2 tidak memberatkan generasi yang akan datang.

Syarat2 pinjaman yang kurang lunak itu ialahjangka waktu pengembalian antara 10-20 tahun termasuk tenggang waktu 2-5 tahun dan bunga di sekitar 4­8 pCt setahun. Salah satu bentuk pinjaman dengan persyaratan kurang lunak adalah kredit ekspor yang disediakan oleh negara2 yang tergabung dalam IGGI, disamping pinjaman2 dengan persyaratan lunak yang tetap mereka sediakan. Kredit ekspor tersebut a.l. telah dimanfaatkan untuk pembangunan di bidang telekomunikasi, pembangunan proyek pasang surut, pembangunan proyek2 pelistrikan, pembangunan proyek jaringan jalan dan jembatan, proyek2 di bidang penerangan dan berbagai bidang lainnya.

Sumber2 lain dari pada pinjaman dengan persyaratan setengah lunak dari negeri2 sosialis Eropa Timur. Dalam rangka meningkatkan kerjasama ekonomi dengan negara2 Eropa Timur telah dicapai kata sepakat dengan Uni Soviet mengenai penyediaan dana2 bagi pembangunan proyek2 dibidang listrik, industri, pertambangan dan bidang2 lain yang disepakati bersama.

Dengan Yugoslavia telah dicapai kata sepakat mengenai pinjaman untuk pembangunan sektor listrik dan pembangunan industri logam.

Sementara itu sedang diselenggarakan perundingan2 dengan Chekoslovakia dan Rumania mengenai kerjasama pembangunan proyek2 di berbagai bidang, demikian a.l. Presiden. (DTS).

Sumber: BERITA BUANA (19/08/1975)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 726-727.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.