INPRES “CANDAK KULAK” MULAI DIBERIKAN 3 BULAN MENDATANG

HM Soeharto dalam berita

INPRES “CANDAK KULAK” MULAI DIBERIKAN 3 BULAN MENDATANG [1]

 

Jakarta, Sinar Harapan

Presiden Soeharto, Kamis pagi, memberikan petunjuk2 lebih lanjut kepada Menteri Ekuin/Ketua Bappenas, Menteri Transkop dan Dirut Bank Rakyat Indonesia mengenai pelaksanaan pemberian kredit “Candak Kulak” yang sudah di Inpreskan.

Menteri Transkop yg memberikan keterangan kepada pers selesai diterima Kepala Negara di Bina Graha mengatakan bahwa kredit “Candak Kulak” sudah akan bisa mulai diberikan dalam waktu tiga bulan mendatang, segera sesudah pelaksana2 di desa selesai menerima pendidikan.

Batas Maksimal

Tidak ada batas minimal penerimaan kredit ”Candak Kulak” akantetapi maksimal adalah Rp. 15.000,- Kredit tsb. akan disalurkan oleh BRI Pusat kepada BRI unit Desa. Di BUUD/KUD dibentuk Unit Simpan Pinjam yang akan meneruskannya kepada nasabah2 bakul di desa.

BUUD calon nasabah akan disaring atas dasar konduite mereka yang akan diketahui melalui pamong desa atau tetangga. Seperti sudah diumumkan sebelumnya kredit tsb. dapat diperoleh tanpa jaminan. Pengembalian kredit tsb. berdasarkan keperluan di desa dimana terdapat 5 hari pasar dari pasar wage sampai kliwon. Oleh karena itu ia bisa meminjam 2 kali lima hari. Bunga dikenakan hanya 1% sebulan. Akan tetapi apabila nasabah memilih ia boleh meminjam hanya untuk hari pasar saja.

Menurut Menteri, besar dana yang disediakan untuk sementara waktu sebesar Rp. 500.000,- untuk melayani satu BUUD. Dan pilot proyek dipilih di Jawa terlebih dahulu. Selanjutnya BUUD yg akan melaksanakan kredit Candak Kulak tsb akan diseleksi berdasarkan konduitenya antara lain apakah mempunyai rekor mengembalikan kredit dengan baik selama ini.

Berbagai Kredit

Menteri Subroto kemudian memberikan gambaran mengenai desa2 di Indonesia yang selama ini sudah menerima kredit bermacam-macam dari pemerintah umpamanya kredit Bimas dan investasi lalu kredit untuk petani kecil dan buruh kecil, menengah termasuk didalamnya nelayan yang menggunakan kredit miniuntuk kerja dan investasi.

Kredit yang belakangan ini maksimal Rp. 100.000,- kemudian ada yang lebih kecil lagi bagi yang tidak mampu khusus untuk berdagang yang dimaksudkan tidak hanya utk produksi tetapi juga untuk distribusi dan dengan demikian mereka dapat memperoleh pendapatan danmerasakan turut ikut dalam pembangunan.

Dirut BRI Parmadi kemudian menambah keterangan dengan memberikan angka2 bahwa selama ini 12.778 nasabah sudah menerima kredit ini sebanyakRp. 6,2 milyar yg tersebar di seluruh Indonesia. Khusus mengenai kredit ini berjumlah dari Rp. 10.000,- sampai Rp. 100.000,- yg dipergunakan khusus untuk eksploitasi mini dan investasi mini.

Kredit yang sudah berjalan selama 2 tahun terakhir untuk investasi adalah untuk jangka waktu 3 tahun dgn bunga 1% per bulan sementara kredit eksploitasi untuk jangka waktu yang sama dgn bunga 11,4 % per bulan.

Sasaran

Sasaran dari pada kredit ini adalah pengusaha kecil yang terdiri dari petani, pedagang, peternak, buruh bangunan.

Kredit dapat dipergunakan, umpamanya untuk membeli alat2 produksi, alat pengolahan tanah, alat penyemprotan hama, atau alat proses produksi. Untuk petemak umpamanya membeli kerbau bajak atau sapi kereman. Untuk pedagang umpamanya membeli alat transpor seperti sepeda atau gerobak atau untuk membangun warung. Bagi buruh bangunan umpamanya untukmembeli sekop atau cetok semen.

Sebegitu jauh kata Parmadi pengembalian kredit investasi dan eksploitasi ini baik sekali. Hanya terdapat 2 % tunggakan dan malahan di beberapa tempat yang sudah diperiksa tunggakan berada dibawah persentase. (DTS).

Sumber: SINAR HARAPAN (08/07/1976)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 141-142.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.