PRESIDEN HARAPKAN KAMPANYE PEMILU TIDAK MENJADI PERTARUNGAN ANTAR KEKUATAN [1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto mengingatkan agar kampanye pemilihan umum yang akan dimulai dalam waktu dekat ini tidak menjadi pertarungan kekuatan2 yang dapat merobek2 tubuh bangsa karena pemilihan umum adalah untuk kepentingan dan kebaikan kita semua, bukan sebaliknya.
Peringatan Presiden itu disampaikan ketika Kepala Negara membuka rapat kerja gubernur dan bupati seluruh Indonesia di Istana Merdeka hari Rabu pagi.
Presiden menyatakan, kampanye pemilihan umum boleh saja menjadi pertarungan besar gagasan2, karena demikian cakrawala pandangan kita akan menjadi luas.
Kepala Negara mengakui bahwa menghadapi pemilihan umum yang akan datang suhu politik akan naik, tetapi harus dijaga jangan sampai tubuh bangsa Indonesia menjadi kelewat panas sehingga meningkat menjadi bahaya.
“Kita harus mengembangkan kebudayaan politik yang baik, yang dapat menyelesaikan perbedaan pandangan diantara kita dengan cara2 yang baik pula,” demikian Presiden menegaskan.
Ketika menyinggung masalah persiapan, Kepala Negara mengatakan bahwa segala persiapan teknis dapat dikatakan telah rampung.
Menurut Presiden, yang penting dan harus dilakukan sekarang adalah penggarapan persiapan mental, psikologi dan politis agar pemilihan umum dapat benar2 berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Ia mengingatkan bahwa pemilihan umum adalah bagian yang sangat penting dari pembangunan politik dan pembangunan demokrasi oleh karena itu sebanyak mungkin rakyat harus ikut serta dalam pemilihan umum yang akan datang.
Proyek Inpres
Presiden Soeharto lebih jauh menegaskan bahwa proyek lnpres dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui perluasan kesempatan kerja dan berbagai pembangunan yang langsung dapat membangkitkan kemampuan daerah.
Presiden terus terang menyatakan bahwa ia telah mengetahui sendiri dari banyak mendapat laporan bahwa pelaksanaan proyek2 inpres ada yang tidak sesuai dengan tujuannya.
Kepala Negara minta agar penyelewengan dalam penggunaan uang bantuan desa yang berjumlah Rp. 350 ribu dan penyalahgunaan proyek2 padat karya sebagai proyek “gotong royong” sehingga rakyat tidak mendapat upah yang telah disediakan untuk mereka segera diterbitkan.
Proyek2 Inpres yang dilaksanakan di daerah2 harus dapat merangsang gerakan pembangunan di kalangan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, menumbuhkan kehidupan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan, Presiden menandaskan.
Kepala Negara juga mengharapkan agar proyek2 Inpres tersebut dapat meningkatkan penggalian sumber2 pendapatan daerah, sehingga kemampuan membangun daerah yang bersangkutan, juga meningkat. Tetapi ia mengingatkan penggalian sumber2 keuangan daerah harus tidak hanya dimaksudkan untuk memperbesar kas daerah semata2, melainkan harus ditujukan untuk membangkitkan kekuatan pembangunan yang lebih besar.
Hambatan Peningkatan Produksi Pangan
Mengenai usaha peningkatan produksi pangan, Kepala Negara mengakui sasaran dalam tahun ketiga Repelita II nampaknya tidak dapat tercapai karena berbagai hambatan akibat faktor alam seperti musim kemarau yang panjang dan serangan hama.
Tetapi, menurut Presiden, kegagalan dalam mencapai sasaran sebagian juga disebabkan oleh kurang sempurnanya pelaksanaan intensifikasi: areal bimas belum tercapai secara maksimal, penggunaan pupuk dan obat2an juga belum dilaksanakan sesuai ukuran yang telah ditetapkan dsb.
Dalam hal ini Presiden meminta para gubernur, bupati dan camat agar secara sungguh2 menangani program Panca Usaha dan Catur Sarana dengan BUUD/KUD-nya.
Diingatkan oleh Kepala Negara agarmereka yang menyelewengkan Kredit bimas ditindak dengan tegas.
Tiga Masalah Pokok
Rapat kerja yang akan berlangsung sampai dengan tanggal 15 Januari ini berthemakan “Pemantapan Program Kerja Tahun 1977/1978 Serta Pensuksesan Pemilihan Umum Tahun 1977”.
Dalam laporannya Menteri Dalam Negeri Amirmachmud mengatakan bahwa rapat kerja ini menitik-beratkan produksi pangan dan pelaksanaan pemilihan umum. (DTS)
Sumber : ANTARA (12/01/1977)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 285-286.