PERTEMUAN SOEHARTO – PM HUSSEIN ONN [1]
Jakarta, Suara Karya
Presiden Soeharto menyatakan kesediannya untuk bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Datuk Hussein Onn dalam waktu dekat untuk mengadakan pembicaraan yang menyangkut hubungan kedua negara maupun kerjasama ASEAN. Hal ini dikemukakan oleh Menlu a.i. Mochtar Kusumaatmadja di Cendana, hari Kamis, kepada pers selesai melapor kepada Presiden.
Dikatakan, keinginan PM Datuk Hussein Onn untuk bertemu Presiden Soeharto itu dikemukakan kepada Menlu Mochtar sewaktu berkunjung ke Malaysia dalam rangka konsultasi dengan negara ASEAN beberapa waktu lalu mengenai penarikan kembali dukungan Indonesia bagi H.R. Dharsono sebagai Sekjen ASEAN. Hal serupa juga dinyatakan oleh Menlu Malaysia Achmad Rithaudeen langsung kepada Menlu ai. Mochtar Kusumaatmadja.
Menjawab pertanyaan wartawan, Menteri Mochtar belum bersedia mengungkapkan kepastian waktu dan tempatnya. “Masih akan diatur”, katanya. Dikemukakan, pertemuan kedua kepala Pemerintahan itu kemungkinan sesudah bulan Maret mendatang.
Pemulihan Hubungan RI – Kambodja
Sementara itu, Menlu ai. Mochtar Kusumaatmadja juga melaporkan pesan Pemerintah Kambodja melalui Menlu Muangthai Upadit Pachariyangkun yang mengunjungi negara tersebut beberapa waktu lalu. Dalam pesannya itu, Pemerintah Kambodja menyatakan kesediaannya untuk memulihkan atau menormalisir kembali hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Hubungan diplomatik Indonesia – Kambodja “terhenti” sejak 1975, setelah Pemerintah Lon Nol jatuh dan Khmer Merah menang. Dubes Kamboja untuk Indonesia yang terakhir Oung Hie Am meninggalkan Indonesia pada tanggal 30 Mei 1975. Ia menitipkan kantor dan perlengkapan Kedutaan Besar Kamboja di Jl. Cicurug 6 dan rumah kediaman di Jl. Sriwijaya di Jakarta kepada Kuasa Usaha a.i. Aljazair Bouchari Abdulkader.
Sepeninggal Dubes Kamboja itu tidak ada kegiatan diplomatik secara langsung lagi antara Indonesia -Kamboja. Sementara Dubes RI Ishak Djuarsa telah meninggalkan Pnom Penh tgl 27 Maret 1975.
Menanggapi kesediaan Kamboja itu, Presiden menyatakan, Pemerintah Indonesia menyambut baik dan bersedia memulihkan hubungan diplomatik kedua negara tanpa syarat.
Sedemikian jauh Menlu ai. Mochtar Kusumaatmadja belum bersedia mengungkapkan, kapan langkah2 nyata untuk memulihkan hubungan diplomatic diplomatik kedua negara akan diadakan.
Diungkapkan, dalam pesannya lewat Menlu Muangthai Upadit Pachariyangkun, Menlu Kambodja Ieng Sary mengharapkan agar diundang untuk berkunjung ke Indonesia. Dikatakan, pihak Indonesia sama sekali tidak keberatan atas harapan Menlu Ieng Sary itu.
“Untuk itu, perlu diatur lebih lanjut”, katanya. (DTS)
Sumber: SUARA KARYA (24/02/1978)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 620-621.