KUNJUNGAN PRESIDEN KE TIMTIM

KUNJUNGAN PRESIDEN KE TIMTIM

PRESIDEN bersama Ny. Tien Soeharto sejak hari Minggu kemarin berkunjung ke Propinsi Timor Timur, ini adalah kunjungan Kepala Negara yang pertama sejak penduduk bekas jajahan Portugal itu berintegrasi ke dalam Republik Indonesia.

Berbeda dengan Irian Jaya, Timor Timur tidak pernah menjadi tuntutan nasional Republik Indonesia. Adalah di luar rencana dari kemauan kita yang semula, bahwa daerah itu akhirnya masuk Indonesia.

Kasus Timor Timur memang unik. Pada umumnya, akhir suatu proses dekolonisasi adalah kemerdekaan. Dalam soal Timor Timur, akhir proses dekolonisasinya adalah berintegrasi dengan Indonesia yang telah merdeka.

Maka bisa difahami, jika proses itu menimbulkan salah faham disamping adanya fihak-fihak yang untuk kepentingan strateginya sendiri berusaha mengeksploitir proses tersebut.

Sebagai suatu kasus yang dengan sengaja dipermasalahkan untuk kepentingan strategi tertentu, masih saja dijadikan kasus, misalnya lewat salah satu forum Perserikatan Bangsa-bangsa.

Proses dekolonialisasi Timor Timur, sempat membuka kesempatan untuk permainan strategi tertentu yang membahayakan keamanan Indonesia dan negara tetangga lainnya. Terutama karena peranan kelompok yang beraliran komunis.

Adalah juga suatu kenyataan, penduduk Timor Timur yang mempunyai hubungan kulturil dan ekonomi dengan penduduk Timor Kupang sebagaian terbesar ternyata memilih Indonesia. Ini ditunjukkan oleh berbagai fakta seperti arus pengungsi ke Timor Kupang, partai-partai di Timor-Timur, yang sebagaian terbesar memilih Indonesia dan dikonfirmasi yang dengan integrasi formil setahun yang lalu.

Memang terjadi bentrokan senjata, yang melibatkan tentara Indonesia dalam proses tersebut. Tetapi keterlibatan fisik indonesia itu bukanlah sebab, melainkan akibat suatu kenyataan yang dipaksakan.

Jika suatu kekacauan timbul dan bentrokan senjata tadi, maka bisa saja terjadi insiden-insiden yang tidak dikehendaki.

Tetapi adalah tidak lurus dan tidak proporsionil, jika insiden-insiden itu yang lantas dijadikan dasar menilai keseluruhan proses sikap dan keterlibatan Indonesia.

Kasus Timor Timur menunjukkan segi lain yang merupakan gejala semakin nyata dalam kehidupan internasional masakini. Yaitu, apabila timbul suatu konflik dan konflik itu melibatkan suatu gerakan berhaluan komunis, maka ia akan segera mendapat dukungan luas dari kelompok tersebut.

Dan pada jaman intervensi seperti yang nampakjelas di Afrika, kemungkinan semacam itu mengandung potensi bahaya yang tidak bisa diabaikan.

Dalam masa yang akan datang, tampaknya, pola semacam itu akan merupakan ciri dari persaingan internasional.

Dipandang dari segi strategi keamanan adalah memang lebih baik bagi Indonesia dan berbagai negara tetangga lain, bahwa proses dekolonisasi Timor Timur bermuara pada integrasi dengan Indonesia.

Integrasi itu juga berarti tanggungjawab danbeban baru, mengingat alam setempat yang tidak terlalu penuh potensi dan perkembangan penduduknya yang jauh ketinggalan.

Namun dengan ikhlas, tanggungjawab dan beban itu kita terima, kunjungan Presiden Soeharto ke Propinsi Timor Timur meneguhkan keikhlasan tersebut. Disamping juga menunjukkan perkembangan keamanan yang maju disana.

Kunjungan kepala negara didahului oleh kedatangan para Menteri di bidang Ekuin beberapa waktu yang lalu. Presiden juga disertai para pejabat di bidang tersebut.

Itulah fase baru dalam perkembangan propinsi Timor Timur, yaitu dimasukannya fase pembangunan.

Ini pekerjaan yang tidak kalah berat dari keterlibatan kita sebelumnya. Sebab kolonialisme Portugal dimasa lalu, termasuk yang paling konservatif. Keterbelakangan penduduk Timor Timur amat jauh. (DTS)

Dilli, Kompas

Sumber: KOMPAS (17/07/1978)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 688-690.

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.