BAHAS MASALAH BILATERAL, KERJASAMA EKONOMI DAN MASALAH REGIONAL

BAHAS MASALAH BILATERAL, KERJASAMA EKONOMI DAN MASALAH REGIONAL

 

Pertemuan empat mata Soeharto – Ziaur

Presiden Republik Rakyat Bangladesh, Ziaur, menilai pembicaraan2 yang telah diadakan dengan Presiden Soeharto sangat baik, akrab, dan bersahabat, ia juga telah mengundang Presiden Soeharto dan Nyonya berkunjung ke negaranya.

Rahman menyatakan hal di depan pertemuan pers di Istana Negara, Jum’at sore, sejak dari pagi hingga petang diadakan pembicaraan2 dengan para pejabat tinggi Indonesia.

Isinya apakah ada hasil2 lain dalam pembicaraannya dengan Menteri Pertahanan dan Keamanan Jenderal M. Jusuf, Presiden Bangladesh itu mengatakan:

“anda melihat sendiri ketika saya tiba di bandara Halim kemarin, ada beberapa orang saya yang sedang menjalani latihan angkatan laut”

Tentang pembicaraan2nya dengan Presiden Soeharto yang berlangsung selama dua jam lebih itu dikatakannya:

“saya telah mengadakan pembicaraan2 mengenai hubungan bilateral kerjasama ekonomi dan mengenai masalah2 di wilayah ini”.

Bangladesh menurut pendapatnya merupakan jembatan antara Asia Selatan dengan Asia Tenggara. Karena negaranya sedang dalam keadaan membangun, diperlukan baik di sebelah Barat maupun di sebelah Timurnya, keadaan yang stabil dan damai. Disebutnya juga, bahwa negaranya telah lama mengalami eksploitasi. Sekarang adalah waktunya untuk membangun.

Indonesia dikatakannya, telah sangat maju dalam bidang perminyakan dan gas, sedang negaranya sedang berusaha giat untuk membangun sektor ini, karenanya sedang diusahakan kerjasama yang erat dan mendalam dibidang ini.

Bangladesh bisa mengimpor pupuk, semen dan bahan2 bangunan lainnya dari Indonesia. Sebaliknya Bangladesh bisa mengekspor goni dan barang2 jadi goni lainnya. Untuk iniakan diadakan pembicaraan lanjutan tingkat Menteri.

Dieksploitir

Dikatakan, negaranya sedang mengadakan usaha peningkatan produksi pangan secara luas, dan diharapkan dengan demikian bukan saja bisa menutupi kekurangannya tetapi juga bisa mengekspornya. Demikian pula di bidang perikanan. Ekspor lainnya adalah hasil kulit dan teh. Tenaga kerja juga telah diekspor ke Timur Tengah.

“Bangladesh,” demikian Presiden Ziaur Rahman, selama ini telah dieksploitir secara kejam oleh luar, dan karenanya sekarang harus membangun secara cepat untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya yang 80 juta jiwa itu.

“Untuk itu masih diharapkannya bantuan dari negara2 besar, sahabat dan tetangga2nya. Bantuan terbesar telah di terima dari AS, Inggris, Jerman Barat dan negara2 maju lainnya, serta dari negara2 Islam”, katanya menjawab pertanyaan apakah Bangladesh menerima bantuan dari negara2 komunis.

Apakah ada ancaman komunis di negara anda, tanya wartawan yang dijawab:

“Tidak, tidak ada hal2 semacam itu”.

Ditanya apakah mungkin Bangladesh masuk ASEAN, Presiden Ziaur Rahman menjawab:

“Dalam dua tahun belakangan inikami telah menjalin hubungan yang lebih dekat dengan negara2 ASEAN, dankami mengharapkan untuk selanjutnya hubungan ini akan makin dekat dan mendalam bukan hanya di hidang ekonomi saja”.

Menjawab pertanyaan apakahjuga akan mengunjungi negara2 ASEAN lainnya, Ziaur Rahman menjawab;

“Mengapa tidak ?”.

Presiden Bangladesh itu membenarkan, bahwa negaranya berusaha untuk mendapatkan kesempatan menduduki kursi Dewan Keamanan PBB dan meminta dukungan yang diperlukan.

Mengenai adanya perbedaan2 pendapat dalam tubuh Non Blok Ziaur Rahman berpendapat, hal itu akan dapat diatasi dengan adanya saling pengertian yang baik.

Sholat Jum’at

Untuk pertama kalinya, seorang Kepala Negara asing melakukan shalat Jum’at di Mesjid Baiturrakhim, Istana Merdeka, Jum’ at kemarin. Presiden Ziaur Rahman disertai Presiden Soeharto, Wakil Presiden Adam Malik, Mensesneg Soedharmono yang setiap Jum’at melakukan shalat di mesjid itu dan Gubernur DKI Tjokropranolo sama-sama sembahyang disana.

Bertindak sebagai Imam, Said Assyiri, Imam Tetap Baiturrakhim dengan Khotib Kol. Abdjan Sulaiman dari Pusroh TNI-AD.

Sebelumnya, kedua Kepala Pemerintahan selama lebih duajam mengadakan pertemuan empat mata di Istana Merdeka. Sementara itu dua kelompok lain juga mengadakan pertemuan. Menteri Koordinator Politik dan Keamanan/Menlu a.i. M. Panggabean mengadakan pembicaraan dengan Menteri perindustrian Jamaluddin Ahmed dari Bangladesh.

Dilain pihak Ditjen Hubungan Ekonomi Sosial dan Budaya Deplu mengadakan pembicaraan dengan Pimpinan Petrobangla Dr. Nazrul Islam.

Pertemuan Dengan Menhankam

Setelah shalat Jumat dan makan siang di Wisma Negara, Presiden Ziaur Rahman mengadakan pertemuan dengan Menteri Hankam/Pangab Jenderal M. Jusuf yang didampingi oleh Wapangab Laksamana Sudomo, Ass. I (Intel) Hankam Mayjen Beni Murdani, Maxjen Yogi Supardi.

Dalam keterangannya kepada pers Wapangab Sudomo mengatakan, mereka telah mengadakan pembicaraan secara aman tentang perkembangan militer masingĀ­ masing negara serta menjajaki kemungkinan mempererat persahabatan.

Dikatakan, telah dicapai kesepakatan secara prinsip untuk mengadakan saling tukar kunjungan antara kedua angkatan bersenjata.

Sementara itu, Ass I Hankam Beni Murdani atas pertanyaan mengatakan tidak melihat alasan yang patut bagi kemungkinan kerja sama militer antara Indonesia dan Bangladesh seperti halnya Indonesia dengan Malaysia.

Tentang kemungkinan Bangladesh membeli perlengkapan militer dari Indonesia Beni mengatakan

“mereka lebih mudah berhubungan dengan Inggris”.

Eksplorasi Gas

Setelah menerima Menhankam, Presiden Zia menerima Menteri Pertambangan dan Energi a.i. Ir. Suhud yang membicarakan tentang kemungkinan kerjasama eksplorasi LNG.

Menteri Suhud, dalam keterangannya setelah pertemuan itu selesai mengatakan Bangladesh telah menaruh perhatian pada kemajuan penambangan LNG dan minyak bumi Indonesia.

Untuk melihat lebih dekat kegiatan eksplorasi di Indonesia selama beberapa hari lagi Ketua Petrobangla, Nazrul Islam serta beberapa orang stafuya, akan tinggal di Indonesia.

Selama masa di Indonesia mulai hari Minggu, Nazrul Islam akan mengadakan peninjauan ke proyek LNG Arun di Aceh, Bontang, Kaltim serta proyek pabrik pupuk.

Menurut Suhud, Bangladesh minta bantuan Indonesia terutama tenaga ahli untuk eksplorasi gas alamnya. Sebelum mengadakan pembicaraan dengan Presiden Soeharto, tamu negara itu kemarin pagi mengadakan ziarah Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Hari ini, Presiden Zia akan melakukan peninjauan ke Jatiluhur, persawahan Shanghyang Sri, Sukarnandi dan proyek pabrik pupuk Kujang.

Petang ini rombongan tamu negara akan meninggalkan Jakarta menuju Dakka. Selepas kunjungan itu tidak ada komunike yang akan dikeluarkan. (DTS)

Jakarta, Angkatan Bersenjata

Sumber: ANGKATAN BERSENJATA (29/07/1978)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 699-702.

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.