PULUHAN RIBU RAKYAT AMBON SAMBUT PRESIDEN
Puluhan ribu rakyat kota Ambon memenuhi jalan raya mengelu-elukan kedatangan Presiden dan Ibu Tien Soeharto dan rombongan yang tiba di lapangan terbang Pattimura, Senin pukul 14.00 waktu setempat. Di lapangan terbang begitu turun dari pesawat, Presiden disambut Gubernur Maluku Hasan Slamet dan Nyonya, pejabat2 militer lainnya serta Ketua DPRD ditingkat I Maluku.
Penyambutan terhadap Kepala Negara dilakukan pula secara adat dan dimeriahkan tarian2 rakyat seperti tarian Cakalele, tarian Soyas-soya yang dilakukan lebih kurang oleh 500 murid sekolah dasar dan SLP.
Suasana meriah dan cuaca yang cerah turut melancarkan jalannya upacara penyambutan Kepala Negara yang untuk kedua kalinya mengadakan kunjungan kerja ke Maluku.
Dari lapangan terbang, Presiden meneruskan perjalanan ke Kota Ambon. Sebelumnya ia meresmikan Tugu Sejahtera, di lapangan terbang Pattimura.
Tugu Sejahtera tersebut melambangkan potensi daerah Maluku dan kegairahan membangun. Tinggi tugu itu sembilan meter, terbuat dari campuran beton dan sebanyak 60.000 buah kulit mutiara. Tiap kulit mutiara ukuran 2×2 cm.
Dari Pattimura, Presiden meneruskan perjalanannya ke Kota Ambon dengan menggunakan kapal ferry “Dalala”.
Saksikan Pameran Anggrek
Senin sore, Presiden dan Ibu Tien Soeharto menyaksikan pameran anggrek, pagelaran anggrek dan hasil kerajinan rakyat Maluku, kemudian Kepala Negara dan rombongan meninjau Museum Siwa Lima.
Dalam Museum Siwa Lima tersebut terdapat lebih kurang 2500 benda2 purbakala/sejarah. Senin sore ini juga, Presiden dan Ibu Tien meninjau patung Christina Martha Tiahahu, pahlawan wanita Maluku.
Senin malam, Presiden Soeharto menyaksikan kesenian daerah Maluku di kediaman Gubernur. Selasa, Presiden menyampaikan amanat pada peresmian proyek2 di Maluku yang akan dilakukan di Desa Galala, Ambon, di kompleks Perikani.
Pada kesempatan itu, Presiden menyerahkan sepuluh kapal nelayan kepada koperasi2 nelayan setempat. Presiden menurut rencana kembali ke Jakarta, Selasa siang.
Turut serta dalam kunjungan Presidenke propinsi Maluku iniantara lain Mendagri, Mensesneg, Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Pertanian, dan Menteri Pekerjaan Umum serta Jaksa Agung.
Perum Perikanan
Salah satu proyek pembangunan yang ditinjau Presiden Soeharto dan rombongan di Maluku ialah PN Perikani Maluku yang sekaligus diresmikannya.
Perikani Maluku didirikan tahun 1961 yang memiliki lima buah kapal penangkap ikan cakalang masing2 berukuran 15 ton yang sampai sekarang masih berjalan.
Disamping dapat memelihara lima buah kapal yang sudah berumur 17 tahun, perusahaan negara itu dapat menambah sendiri sebuah bengkel mesin, bengkel kayu, kantor dan slipway Galur luncur untuk menarik kapal ke darat dan memperbaiki kapal, Karena perkembangan perusahaan perikanan negara ini tampak makin baik pada tahun 1974.
Bank Dunia bersedia memberikan kredit pembangunan dan pemerintah bersedia menambah modalnya, sehingga Perum Perikani mendapatkan fasilitas tambahan serta modal kerja guna meningkatkan produksi.
Direktur Jenderal Perikani Imam Sardjono mengatakan, tujuan Perum Perikani Maluku untuk menjadi perusahaan perintis dan perusahaan inti yang selain meningkatkan produksi dan pendapatan juga diserahi beban ikut mengembangkan perikanan rakyat di daerah Maluku.
Fungsi Stabilisasi
Fungsi Perum Perikani pertama-tama menjaga stabilisasi harga ikan di kota2 kepulauan Maluku. Pada “musim” tongkol, ikan tersebut melimpah di Maluku dan harga dapat turun sangat rendah. Pada saat bukan musim, ikan tongkol sulit terdapat di Maluku hingga harganya melonjak.
Ikan tongkol atau cakalang merupakan makanan sehari-hari bagi penduduk Maluku yang memang mengkonsumir ikan laut dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada penduduk di Jawa.
Perum Perikani yang emiliki kamar dan gedung pendingin dan pembeku ikan cakalang dapat mengeluarkan ikan tongkol bila bukan musimnya.
Disamping itu, Perikani dapat membeli dan menyimpan ikan pada waktu musimnya, dengan harga wajar yang dapat dibeli dari hasil tangkapan rakyat.
Potensi cakalang di perairan Maluku cukup besar dan rakyat Maluku pada umumnya secara temurun memerlukannya.
Ikan cakalang juga diantarpulaukan guna memenuhi kebutuhan protein nabati yang segar dalam rangka perbaikan menu makanan rakyat dan sebagian pula diekspor dalam jumlah yang makin meningkat tiap tahun karena permintaan akan tuna dan sejenisnya makin meningkat di pasaran dunia.
Fasilitas tambahan
Perum Perikani Maluku dapat tambahan modal pemerintah, kredit dari bank pemerintah dan Bank Dunia mendapat fasilitas modern guna meningkatkan produksi.
Fasilitas itu antara lain berupa pabrik es dengan kapasitas produksi 50 ton/hari, gudang penyimpan es sebesar 100 ton, gudang dan kamar pembeku dan pendingin sebesar 600 ton, dermaga utama sepanjang 116,5 meter, dermaga bantuan sepanjang 140 meter, galangan kapal yang dapat menampung kapal 250 gross ton, dua kapal angkut ikan lengkap dengan kamar pembekuan yang masih belum selesai sekarang dan 27 unit kapal kecil penangkap umpan.
Di daratan, Perum Perikani mendapat fasilitas berupa gudang, perumahan karyawan, perumahan direksi dan kendaraan, Perum Perikani Maluku dapat menampung 1.110 orang nelayan, 186 pegawai perusahaan, sembilan calon pegawai negeri, delapan orang tenaga honorer, tiga pegawai negeri diperbantukan.
Presiden meresmikan Perum Perikani Maluku dengan fasilitas baru itu sekalipun belum semua fasilitas selesai. Pimpinan perusahaan negara ini dipercayakan kepada Jr. Tambunan.
Ambon, Suara Karya
Sumber: SUARA KARYA (07/11/1978)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 753-755.