BENIH2 KERESAHAN PERLU DICEGAH

BENIH2 KERESAHAN PERLU DICEGAH

Masalah keresahan belakangan ini semakin ramai dibicarakan. Keresahan itu umumnya terdapat di kalangan masyarakat. Ada yang merasa kesal melihat kenyataan tidak seperti yang ia harapkan. Ada pula yang dongkol karena kehendaknya tidak terpenuhi.

Kekesalan itu tidak ia ungkapkan seperti apa adanya. Maklum manusia dengan pikiran dan perasaannya. Walau perasaannya sudah kesal, tapi ia masih berpikir untuk mengungkapkan kekesalan itu dengan kata2 yang lebih sopan sehingga tidak keliwat menyakitkan hati.

Malah ada yang tidak mau mengungkapkan kekesalannya secara terbuka atau menyalurkannya kepada pihak lain. Alasannya macam2. Pertama, karena sadar kalaupun ia ungkapkan tidak banyak manfaatnya. Kedua, takut kalau ungkapannya itu justru jadi bumerang bagi dirinya.

Akibatnya, ia berdiam seribu basa, sehingga lebih sulit lagi untuk mengetahui kekesalan ataupun kedongkolannya. Sukar untuk mengetahui secara tepat apa2 saja yang ia rasakan termasuk masalah2 dan kesulitan2 yang dihadapinya. Orang ini jadi apatis.

Kekesalan atau kedongkolan seseorang adalah wajar. Yang tidak wajar jika kekesalan meluas di kalangan masyarakat dan sempat masuk ke lingkungan aparatur pemerintah. Kita katakan tidak wajar, sebagai kebalikan dari kegairahan yang sepatutnya harus diciptakan dalam periode pembangunan.

Keresahan yang sempat meluas di kalangan masyarakat, cepat atau lambat akan mempengaruhi kestabilan yang pada gilirannya mengganggu jalannya pembangunan. Maka itu keresahan perlu diatasi. Pemerintahlah yang mengatasinya dengan bantuan masyarakat.

Secara objektif bisa dikemukakan dua sumber utama yang memungkinkan timbulnya keresahan. Pertama, dari kelompok2 masyarakat sendiri, sedang kedua dari kebijaksanaan, langkah dan tindakan aparatur pemerintah yang tidak terjangkau oleh penghayatan masyarakat.

Banyak contoh yang dapat dikemukakan. Pemerintah dan masyarakat sendiri mengetahuinya. Tapi pengetahuan itu belum membuat mereka sadar untuk tidak melahirkan benih2 keresahan. Keresahan yang timbul tidak jarang disebabkan oleh benih2 yang sama.

Belum sepenuhnya ditaati ketentuan2 konstitusi, hukum dan peraturan hanyalah tiga benih utama. Memang belum merupakan benih unggul yang menyuburkan keresahan, tapi punya pengaruh berantai terhadap tumbuhnya benih2 keresahan lainnya

Presidan Soeharto di depan peserta2 penataran pemuka agama se-Indonesia di lstana Negara kemarin menyatakan, sebagian dari keresahan di kalangan masyarakat juga disebabkan oleh ekses2 yang terjadi dalam pelaksanaan pembangunan dan akibat sampingannya.

Dengan kata lain Kepala Negara minta agar ekses dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi, sosial dan politik, harus dicegah. Pemerintah sendirilah yang utama mencegahnya, karena lembaga inilah yang menentukan kebijaksanaan dan yang sebagian besar menangani pembangunan.

Pemerintah perlu segera menyelesaikan berbagai masalah kasus tanah, mencari jalan keluar yang lebih tepat untuk mengatasi keresahan di kalangan mahasiswa, menciptakan situasi yang lebih baik di mana kelompok masyarakat terangsang untuk mengungkapkan keluhan2nya.

Pendek kata kedudukan dan peranan pemerintah teramat menentukan untuk mencegah tumbuhnya benih2 keresahan dan mengatasi keresahan yang sudah sempat terdapat di kalangan masyarakat. Ini bukan berarti bahwa masyarakat berdiam diri, tapi harus aktif pula memberikan bantuannya.

Untuk itu semakin diperlukan kerjasama. Sebaliknya kultur oposisi dalam situasi resah perlu dikurangi. Jangan dibuat garis batas antara kelompok2 pemerintah dan yang berada di luarnya. Semua pihak boleh untuk mengatasi keresahan itu. (DTS)

Jakarta, Pelita

Sumber: PELITA (07/07/1978)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 118-120.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.