PRESIDEN SOEHARTO MENJELANG SIDANG UNCTAD KE V: PERJUANGAN KESEPAKATAN KELOMPOK 77 DI TANZANIA

PRESIDEN SOEHARTO MENJELANG SIDANG UNCTAD KE V: PERJUANGAN KESEPAKATAN KELOMPOK 77 DI TANZANIA

Sasaran Indonesia adanya kesepakatan prinsip2 tertentu

PRESIDEN Soeharto mengharapkan agar delegasi RI ke sidang UNCTAD V di Manila nanti memperjuangkan kesepakatan “kelompok 77” di Arauza Tanzania bulan Maret yang lalu.

Hal tersebut dikemukakan oleh Menteri Ekuin Widjojo Nitisastro selaku Ketua Delegasi RI ke sidang – UNCTAD tersebut, menjawab pertanyaan wartawan selesai diterima Presiden Soeharto di Istana Merdeka Sabtu pagi.

Keputusan Tanzania tersebut yang dikenal dengan “Piagam Arauza” tersebut akan dijadikan pedoman bagi negara-negara berkembang yang menghendaki adanya perombakan struktur ekonomi dunia, apalagi menghadapi penyusunan strategi pembangunan pada dasarwarsa kedelapan puluhan PBB.

Dikatakan, sekarang ini struktur produksi dunia tidak sesuai karena negara­ negara industri menghasilkan barang-barang industri, sedangkan negara berkembang hanya menghasilkan bahan mentah saja. “Struktur demikian tidak tepat lagi”, katanya.

Dalam piagam Arauza ditegaskan bahwa sebagian dari industri dari negara-negara industri harus dipindahkan ke negara berkembang (restructuring).

Hasil-hasil produksi ataupun komoditi mengalami kesulitan kalau diekspor ke negara-negara industri, karena negara-negara tersebut mengadakan proteksi yang ketat. Pengelolaan ekonomi sampai dengan dunia manejemen negara-negara berkembang.

“Dalam mengatur dunia, negara2 industri kadang2 seolah-olah mereka yang mengatur ekonomi dunia, padahal mestinya harus seimbang,” katanya.

Masalah lainnya yang dianggap penting adalah masalah bidang pengaturan bidang moneter perdagangan dunia. Di dunia banyak krisis-krisis ekonomi yang disebabkan karena ketentuan pengaturan ekonomi dunia sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang. Pengaturan2 tersebut disusun setelah Perang Dunia II yang sekarang sudah berkembang banyak.

Sasaran Indonesia

Yang menjadi sasaran Indonesia dalam sidang nanti menurut Menko Ekuin adalah adanya kata sepakat mengenai pembentukan struktur barn tersebut. Prinsip2 tersebut harus tercermin dalam perundingan2 lebih lanjut menghadapi Dasa Warsa kedelapanpuluhan strategi pembangunan PBB nanti.

“Negara2 industri harus merubah pendapat bahwa ekonomi dunia adalah ekonomi mereka”, tambahnya. Seperti halnya jika suatu negara mengenakan pajak bagi mereka yang mampu, maka duniapun juga harus ada pajak internasional bagi negara2 yang mampu.

Ditanya tentang kemungkinan2 adanya pertentangan dalam sidang, Widjojo mengatakan negara2 industri selalu mengadakan prestasi hasil industri, karena mereka hanya memperhatikan kepentingan mereka sendiri2.

“Mereka lupa bahwa dunia tak bisa baik kalau masih terdapat kepincangan2 tersebut”, tambahnya.

Dikalangan kelompok negara industri seperti kelompok MEE, Jepang dan AS juga terjadi pertentangan dalam menghadapi Kelompok 77.

Dibuka Sekjen PBB

Sekjen PBB Kurt Waldhelm hari Minggu menuju Manila setelah menyelesaikan kunjungan tiga hari di Korea Selatan (Korsel). Di Manila Sekjen PBB akan membuka Konferensi Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD ke-V) Sementara itu Ketua Bappenas/Menko Ekuin Prof. Widjojo Nitisastro hari Seninpagi bertolak ke Manila dalam rangka menghadapi konferensi tersebut.

Delegasi RI terdiri dari Rusli Nur (Dirjen HESBLN), Alex Alatas (Sekr. Wapres), Suhadi Mangkusuwondo (Dedagkop), Wakil2 dari Dep. Pertanian, Dep. Pertambangan dan Bank Indonesia.

Perwakilan Tetap RI untuk PBB Dubes Atmono Soeryo mengatakan masalah yang akan dibahas dalam konferensi UNCTAD ke-V di Manila mencakup berbagai aspek yang sangat luas. Berbeda dengan sidang ANCTAD ke-V Nairobi tahun 1976.

Sidang ini mengkonsentrasikan pembahasan pada masalah komoditi, khususnya tentang pembentukan dana bersama. Maka sidang Manila akan meliputi front yang lebih luas. Thema pokok dari UNCTAD ke-V di Manila kl. 4 minggu “mengadakan perombakan struktur perekonomian dunia”.

Sekretaris Jenderal UNCTAD (Konferensi Perdagangan dan Pembangunan) Gamani Corea dalam wawancara dengan wartawan AFP di Manila Jum’ at mengatakan bahwa Cina telah memainkan peranan aktif dan konstruktif dalam perundingan­perundingan di Jenewa yang membantu pembentukan Dana Bersama untuk komoditi­ komodliti.

Corea mengatakan kegiatan-kegiatan Cina dalam berbagai forum internasional makin meningkat dan Peking pada umumnya mendukung garis Dunia Ketiga yang diambil kelompok 77 untuk mencapai pembaharuan ekonomi dunia.

Cina akan mengirim delegasi 24 orang ke UNCTAD-V yang dibuka di Manila hari Senin.

Delegasi Cina dipimpin oleh Liu Xiwen, Wakil Menteri pada Kementerian Perdagangan Luar Negeri dan juga Sai Zishuang, Wakil Direktur Hubungan Luar Negeri.

Corea juga menggambarkan sebagai suatu yang baik keputusan PM Jepang Masayoshi Ohira untuk menghadiri UNCTAD di Manila.

Ia mengatakan keputusan tersebut menunjukkan berkepentingannya salah sebuah negara maju di dunia dalam masalah-masalah sebelum konferensi (UNCTAD) diadakan di wilayah Asia.

Corea yang usahanya terus menerus untuk menjadikan UNCTAD badan musyawarah dan pembuat keputusan yang lebih efektif, telah ditentang negara-negara industri, merasa optimis bahwa mereka (negara industri) akan berubah melunakkan pendiriannya dalam UNCTAD – V

Negara-negara industri dulu menyuarakan kekhawatiran bahwa UNCTAD sedang mencoba mengambil alih beberapa kegiatan yang sudah ditugaskan kepada organisasi-organisasi PBB lainnya.

Corea mengatakan, ia mendasarkan optimismenya pada perubahan yang terjadi di negara-negara industri sesudah keberhasilan perundingan-perundingan yang diadakan dalam rangka UNCTAD, seperti persetujuan Dana Bersama dan kemajuan dalam masalah-masalah lainnya, ini telah memperkuat tuntutan UNCTAD untuk menjadi organisasi tempat perundingan yang serius, katanya.

“Saya mengharapkan sekali bahwa negara-negara industri akan mendukung perlunya memperkuat peranan UNCTAD”, Corea menambahkan.

Dana Bersama

Setalah tiga tahun sejak pertemuan UNCTAD terakhir di Nairobi, Kenya, titik berat pembahasan menyangkut masalah persetujuan komoditi dan pembentukan suatu Dana Bersama guna membiayai cadangan/penyangga guna menghilangkan masalah yang dihadapi, “putter primer” Tujuan dana ini ialah menjamin suatu imbalan yang adil kepada produsen di negara sedang membangun serta mencegah terjadinya fluktuasi pada saat terjadi kelangkaan dan kelebihan komoditi dipasaran.

Kemajuan dalam masalah ini masih lambat. Namun, baru-baru ini di Jenewa, dimana UNCTAD berkantor pusat, persetujuan prinsip telah tercapai menyangkut pembentukan Dana Bersama dengan suatu modal kerja US $ 750 juta.

Tanda2 lainnya yang memberi harapan di antaranya kemajuan ke arah persetujuan stabilisasi harga komoditi karet, gula, minyak zaitun dan yute.

Rasa optimis atas hasil2 pertemuan UNCTAD di Manila ini telah dinyatakan Sekjen UNCTAD Gamani Corea dari Sri Lanka.

Tahap Baru

“Saya berharap kita sedang memasuki suatu tahap barn dari kemandegan dalam tiga tahun terakhir ini hanya merupakan suatu periode persiapan ke arah pencapaian sejumlah persetujuan”, katanya kepada para wartawan.

Ia mengatakan, Dialog Utara-Selatan antara negara industri dan dunia ketiga mengalarni kemajuan, dari masa perdebatan ke masa perundingan dan kini mulai menuju ke arah tercapainya persetujuan2.

Rasa optimis Sekjen UNCTAD ini tidak sepenuhnya didukung sebagian besar negara sedang membangun. (DTS)

Jakarta, Angkatan Bersenjata

Sumber: ANGKATAN BERSENJATA (07/05/1979)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 142-145.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.