KUNJUNGAN KENEGARAAN DIMANFAATKAN UNTUK MEMPERLUAS KERJASAMA

KUNJUNGAN KENEGARAAN DIMANFAATKAN UNTUK MEMPERLUAS KERJASAMA

Kunjungan kenegaraan ke tiga negara, masing2 ke Kerajaan Inggeris, ke Sri Lanka dan Bangladesh yang dilakukan Kepala Negara tanggal 11 s/d 21 Nopember, menurut Menteri Sekretaris Negara Sudharmono SH dimanfaatkan untuk memperluas kerjasama bilateral di segala bidang termasuk bidang perdagangan, enerji dan kerjasama teknis.

Sekretaris Negara mengungkapkan hal itu setibanya di bandar udara Halim Perdanakusuma Rabu sore setelah mendampingi Kepala Negara dalam kunjungan kenegaraannya ke tiga negara tersebut.

Meskipun namanya kunjungan kenegaraan, tetapi Presiden Soeharto memanfaatkan kunjungan itu untuk membicarakan beberapa aspek kerjasama yang bermanfaat bagi pelaksanaan hubungan bilateral antara Indonesia – Inggeris antara Indonesia – Sri Lanka dan antara Indonesia dengan Bangladesh.

Dalam pembicaraannya bersama PM Inggeris Ny. Margareth Thatcher, dikeluarkan pemyataan bersama yang menegaskan perluasan kerjasama di segala bidang serta perluasan hubungan dagang RI – Inggeris.

Menteri Sekretaris Negara menjelaskan pula, kedua negara sepakat untuk memperlancar kerja sama regional ASEAN dengan MEE, di mana kedua pihak akan mengusahakan pelaksanaan nyata kerja sama yang sudah terbina sejak sebelum adanya pertemuan tingkat Menteri ASEAN – MEE sampai kepada Konperensi ASEAN – MEE di Jakarta baru2 ini.

Menteri Soedharmono juga mengungkapkan, kedua negara berusaha memperlancar dialog Utara – Selatan dan Indonesia menghadapi sikap pemerintah Inggeris yang ingin mendekatkan keinginan negara2 berkembang dalam dialog Utara Selatan tersebut.

Presiden Soeharto beserta Ibu Tien Soeharto dan rombongannya mendarat di bandar udara Halim Perdanakusuma terlambat beberapa menit dari rencana semula, yang direncanakan jam 17.00.

Di tangga pesawat Boeing 707 Pelita Air Service "Republik Indonesia", Kepala Negara disambut Wapres Adam Malik beserta Ny. Nelly Adam Malik dan para Menteri Kabinet Pembangunan III serta para ketua Lembaga Negara Tertinggi RI dan anggota korps diplomatik.

Di antara para penyambut Kepala Negara terdapat "cucu-cucu" yang segera menghambur di antara para penyambut, dan memperoleh perhatian khusus dari Kepala Negara setelah menyalami para crew pesawat dan pramugarinya.

Menjaga Kemurnian Non-Blok

Menurut Mensesneg, Soedharmono SH, kunjungan ke Sri Lanka menghasilkan kesamaan pendapat antara sesama negara berkembang dan kedua negara menandatangani perjanjian kerjasama teknis selain berusaha membuka kemungkinan perluasan perdagangan.

Komoditi penting Indonesia seperti semen dan kayu sangat dibutuhkan di Sri Lanka. Dalam rangka memantapkan sikap kedua negara, RI dan Sri Lanka dalam suatu pemyataan bersama menegaskan kembali sikap mereka untuk menjaga kemumian Gerakan Non-Blok karena kedua negara termasuk pendiri gerakan ini.

Indonesia dan Bangladesh berhasil memperkokoh persahabatannya setelah kunjungan balasan Presiden Soeharto ke Bangladesh, yang menghasilkan perjanjian kerjasama teknis serta peijanjian kerjasama bidang kebudayaan serta pendidikan.

Sepanjang memungkinkan kedua negara akan berusaha melaksanakan kerjasama memperluas perdagangan kedua negara, kata Mensesneg.

Mengenai bidang enerji Bangladesh berusaha memanfaatkan keahlian Indonesia mengelola hasil tambang minyak dan gas bumi. Bangladesh juga memerlukan semen batu clinker (bahan semen) untuk menunjang pembangunan negara itu.

Kedua negara dalam suatu pernyataan bersama menegaskan kembali usaha memperluas kerjasama di berbagai lapangan yang bermanfaat bagi kedua pihak sebagai negara yang sama2 masih berkembang.

Dihari2 mendatang, Bangladesh dan Indonesia akan saling mengirimkan rnisi teknik dan industri serta misi dagang.

Masalah Pengungsi Indocina

Khusus mengenai masalah pengungsi Indocina, Indonesia berhasil menyakinkan pihak Inggris bahwa masalah itu perlu diselesaikan secara se-baik2nya demikian pula lnggris menyetujui resolusi ASEAN mengenai Kampuchea.

Atas pertanyaan pers, Mensesneg juga menjelaskan, Indonesia berusaha meyakinkan ketiga kepala pemerintahan yang dikunjunginya agar mereka bersedia meningkatkan dukungan mereka dalam masalah Timor-Timur.

Atas pertanyaan mengenai keinginan Bangladesh bergabung ke dalam ASEAN, Mensesneg Soedharmono menjelaskan, keinginan itu bisa disalurkan melalui mekanisme khusus, misalnya mengundang Bangladesh menjadi peninjau dalam sidang KTT ASEAN atau mekanisme yang lain yang disetujui ASEAN. (DTS)

Jakarta, Antara

Sumber: ANTARA (22/11/1979)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 242-244.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.