HARI INI PRESIDEN SOEHARTO KUNJUNGI TAJ MAHAL
Rabu pagi ini, dalam kunjungannya hari ketiga di India, menurut rencana Presiden Soeharto dan rombongan akan mengunjungi kota Agra di negara bagian" Uttar Pradesh untuk melihat Taj Mahal, bangunan pualam megah yang sering disebut sebagai salah satu keajaiban dunia.
Taj Mahal adalah makamyang dibangun raja Shah Jehan pada tahun 1632 untuk isterinya yang sangat dicintai, Mumtaz Mahal.
Sore hari ini juga, Presiden Soeharto dan Ny. Tien serta rombongan kembali ke New Delhi.
Kerja Sama Non Blok
Dalam acara jamuan makan malam hari Senin di Istana Rashtrapati Bavan, New Delhi, Presiden Soeharto menyatakan harapannya agar negara-negara Non Blok bekerjasama bahu-membahu dalam mengikuti semangat murni gerakan ini karena jika terperangkap dalam sesuatu kekuatan, Non Blok tidak akan ada artinya lagi
Presiden menyatakan keprihatinannya terhadap perpecahan dalam gerakan non blok yang disebabkan adanya tekanan untuk menyeret gerakan ini ke dalam pengaruh salah satu kekuatan besar di dunia.
Presiden meyakinkan bahwa bagi Indonesia yang sejak mulai berdirinya telah menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif, prinsip Non Blok akan tetap menjadi landasan.
Kepala Negara mengatakan bahwa sekarang terlihat bahwa perdamaian dunia dan keadilan masih jauh dari kenyataan. Bahkan sebaliknya makin mengkhawatirkan akhir2 ini, kata Presiden Soeharto.
“Persaingan dan pertarungan berebut pengaruh antara kekuatan2 besar di dunia tidak semakin mereda. Tapi kenyataannya, kita sama2 menyaksikan adanya kecenderungan yang sangat berbahaya, misalnya dalam bentuk intervensi militer terhadap negara lain," kata Presiden.
"Sementara itu sama2 dapat kita saksikan pula dengan penuh kesedihan dan keprihatinan berkelanjutannya peperangan antara dua negara ketiga, yaitu Iran dan Irak,” tambahnya.
Kenyataan ini hendaknya menyadarkan negara2 Non Blok bahwa semua usaha harus dilakukan untuk menciptakan perdamaian dunia atau setidak2-nya semua pihak tidak mengambil langkah yang semakin memperburuk keadaan.
"Ini merupakan satu2nya alternatif, karena jika terlambat dan semakin meluasnya sengketa bersenjata ini, akhirnya akan mengarahkan dunia pada kehancuran dan tragedi," kata Presiden.
Dalam menghadapi kenyataan ini, kata Presiden menekankan, Indonesia merasakan perlunya mengkonsolidasikan gerakan Non Blok.
Prinsip yang Sama
Ketika menyinggung hubungan antara Indonesia dan India, Presiden Soeharto menyatakan bahwa sampai sekarang keduanegara sama2 menghormati prinsip yang sama menghormati kedaulatan nasional suatu negara, tidak mencampuri masalah dalam negeri suatu negara, meningkatkan hubungan persahabatan dan kerjasama dengan semua negara dalam rangka menciptakan dunia yang bebas dari dominasi, sehingga perdamaian dunia dan keadilan dapat dinikmati oleh setiap orang.
"Zaman sudah jauh berubah. Tantangan yang kita hadapi dan jawaban yang harus diberikan kemungkinan berbeda pula. Tapi bagaimanapun juga kedua negara masih sama2 menghormati prinsip yang sama," kata Presiden.
Presiden Soeharto mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan kunjungannya yang pertama kali ke India. Tapi Kepala Negara menyatakan tidak merasa asing di antara rakyat India.
Bagi berjuta2 rakyat Indonesia, India sangat terkenal. Hubungan sejarah dan peradaban antara kedua negara sudah berurat berakar sejak berabad2 yang lampau.
Berbagai bentuk kebudayaan dan peninggalan sejarah merupakan bukti hidup yang nyata eratnya hubungan ini. Oleh karena itu, Presiden menyatakan keyakinannya bahwa hubungan kebudayaan dan peradaban yang sedemikian eratnya itu merupakan landasan yang memungkinkan timbulnya pandangan hidup yang sama antara kedua bangsa.
Dalam masa sulitnya perjuangan fisik, untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia tahun 1945, Indonesia menerima dukungan yang sepenuh hati dan solidaritas dari India, yang tidak dapat dilupakan bangsa Indonesia.
"Dukungan dan rasa persaudaraan yang demikian itu mendapat tempat yang terhormat dalam perasaan rakyat Indonesia," demikian presiden Soeharto menambahkan.
Hubungan erat antara kedua negara semakin diperkuat lagi ketika Indonesia dan India tampil kemuka dalam suatu gerakan yang kemudian menyebabkan terselenggaranya konperensi Asia Afrika 1955 yang menghasilkan Dasasila Bandung yang terkenal itu yang memberikan pengaruh besar bagi timbulnya negara2 merdeka di kedua benua.
Sejarah juga mencatat bahwa kekuatan Non Blok mulai berakar pada hakekat nya sejak konperensi Asia Afrika yang pertama itu. Oleh karena itu, Presiden menyatakan keyakinannya bahwa hubungan persahabatan yang erat dan kerjasama itu jelas menunjukkan banyak pandangan yang sama antara kedua negara dalam menghadapi berbagai persoalan dunia.
Setelah mengemukakan bahwa tantangan utama yang dihadapi umat manusia dewasa ini adalah pembangunan bangsa2 terutama pembangunan negara2 berkembang, Presiden menekankan perlunya ditingkatkan kerjasama dan saling membantu diantara negara2 berkembang sendiri, termasuk antara Indonesia dan India.
Sebagai negara yang sedang berkembang dan sadar akan harkat kemerdekaan nasional, kata Presiden, kita sadar bahwa tanggungjawab dan beban pembangunan sepenuhnya terletak di bahu kita masing2.
Pembicaraan dengan Indira Gandhi
PM Ny. Indira Gandhi, hari Senin, mengunjungi Presiden Soeharto di Ashtrapati Bhavan setibanya di negeri tersebut untuk kunjungan kenegaraan selama empat hari.
Ini merupakan kunjungan pertamanya ke India, dan kedua pemimpin negara itu membicarakan keadaan di Asia Tenggara, termasuk Kampuchea, di samping masalah bilateral. Kedua pemimpin bertemu hari Selasa dalam jamuan makan siang yang diadakan Ny.Gandhi. (DTS).
…
New Delhi, Suara Karya
Sumber: SUARA KARYA (03/12/1980)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 671-673.