RI SAMPAIKAN PESAN ASEAN TENTANG KAMPUCHEA
Dari Kunjungan Presiden ke India
India Minta Bantuan RI
Menteri Luar negeri Prof. Mochtar Kusumaatmadja, hari Senin malam telah menyampaikan keinginan dan pesan negara-negara ASEAN agar rezim Heng Samrin tidak duduk sebagai wakil Kampuchea dalam Konperensi Non Blok yang akan datang di New Delhi. Dalam pembicaraan selama dua jam dengan Menlu India P.V. Narashimha Rao, Menlu menjelaskan posisi ASEAN mengenai masalah Kampuchea dan mengharapkan agar India sebagai ketua dan tuan rumah konperensi Non Blok tingkat menlu bulan Februari yang akan datang, tidak memihak salah satu pihak tertentu.
Presiden Soeharto sendiri dalam pertemuan empat mata, dengan PM Indira Gandhi selama satu setengahjam lebih, Senin malam, diperkirakan telah menyinggung pula masalah tersebut. Menurut juru bicara Kementerian Luar negeri India, J.N. Dixit, soal non blok merupakan salah satu pokok pembicaraan yang penting antara kedua kepala pemerintahan.
Dan menurut juru bicara tersebut, Indonesia sepakat untuk bekerjasama dengan India dalam mensukseskan konperensi Non Blok yang akan datang. Sumber-sumber yang dapat dipercaya mengatakan bahwa India dalam hal ini berusaha untuk menjadi ketua dan tuan rumah yang baik dan tidak ingin menyalahgunakan kedudukannya sebagai ketua konperensi. Negara tersebut nampaknya ingin menghindari kejadian seperti KTT Non Blok Havana, di mana Kuba sebagai tuan rumah dicap memihak salah satu negara tertentu.
Seperti diketahui, India berbeda pendapat dengan negara-negara ASEAN mengenai masalah Kampuchea. Jika ASEAN tidak mengakui rezim Heng Samrin, maka India sejak semula memang tidak menyetujui pemerintahan Pol Pot.
Dalam KTT Non Blok di Havana akhir tahun lalu, India menyarankan agar kursi Kampuchea dikosongkan. Sikap yang sama diambil pula di PBB. Dalam konperensi PBB untuk dasawarsa wanita nampak memihak rezim Heng Samrin. Dan pada tanggal 7 Juli 1980, negara itu dengan resmi mengumumkan pengakuannya terhadap rezim Heng Samrin.
Minta Bantun RI
Dalam pembicaraan antara kedua Menlu itu disinggung pula mengenai bantuan OPEC kepada negara-negara berkembang. Dalam hal ini India minta bantuan Indonesia agar memperjuangkan supaya negara itu dapat pula memperoleh bantuan dari danakhusus OPEC.
Sebelumnya fudia telah mengutus bakas Menlu Swaran Singh ke Indonesia untuk tujuan yang sama.
Menurut ketentuan dana khusus OPEC, India digolongkan ke dalam kategori ketiga, yaitu negara yang sudah maju perkembangannya sehingga tidak berhak lagi menerima bantuan-bantuan seperti yang dimaksudkan bagi negara berkembang yang paling miskin seperti Bangladesh, Nepal, dan lain-lain.
Akan tetapi dilihat dari konsumsi minyak per kapita, India tergolong yang paling rendah, yaitu 0,2 barellhari. Padahal negaraitu setiap tahunnya harus mengimpor minyak bumi sebanyak 16,5 juta ton untuk mernenuhi kebutuhannya.
Hal ini dirasakan sangat berat, terutama dengan adanya kenaikan harga minyak. Juga dengan terjadinya konflik senjata antara Iran dan Irak (dua negara yang merupakan sumber utama bagi impor minyak India), negara itu mengalami kesulitan yang besar.
Menurut sumber-sumber yang mengetahui, pihak lndonesia di dalam pembicaraan tersebut telah menjanjikan untuk ikut memperjuangkan kepentingan India di OPEC.
Kecuali masalah-masalah di atas, kedua Menlu antara lain telah membahas pula masalah konflik senjata antara lrak dan Iran. Menurut sumber-sumber yang dapat dipercaya, soal Afghanistan tidak disinggung di dalam kesempatan itu, karena ”kedua belah pihak telah mengetahui posisi masing-masing". Namun soal Timor Timur disinggung sebentar, ketika Menlu Mochtar Kusumaatmadja mengucapkan terimakasihnya untuk dukungan India dalam masalah TimorTimur di PBB.
Pertukaran Delegasi
Di bidang ekonomi, Menko EKUIN Widjojo Nitisastro dan Menteri Perdagangan India Pramab Mukerjee, sepakat untuk meningkatkan pertukaran delegasi yang terdiri dari para pejabat maupun teknisi, sesuai dengan kebutuhan.
Menurut juru bicara Kementerian Luar negeri India, J.N. Dixit, kedua pihak merasa setuju untuk meningkatkan hubungan bilateral antara kedua negara khususnya di bidang-bidang perdagangan, industri dan joint-ventures. Ekspor RI ke India dalam tahun 1978/1979 berjumlah US$ 15,5 juta, sedangkanimpor RI dari India berjumlah US$ 10 juta.
Berziarah ke Makam Gandhi
Hari Selasa pagi, Presiden Soeharto beserta rombongan berziarah dan meletakkan karangan bunga pada makam bapak India Mahatma Gandhi di Raj Ghat. Di sini Kepala Negara memperoleh satu set buku berupa hasil karya Gandhi.
Dari Raj Ghat kepala negara menuju ke "Nehru Memorial Museum", dan setelah menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar negeri India P. V. Narashimha Rao, Presiden dengan didampingi oleh para menteri meninjau institut penelitian pertanian di New Delhi. Sementara itu Nyonya Tien Soeharto beserta Nyonya Widjojo Nitisastro, Nyonya Mochtar Kusumaatmadja dan Nyonya Sudharmono menyaksikan peragaan pakaian tradisional India.
Hari Rabu pagi, Kepala Negara beserta rombongan akan berkunjung ke Agra untuk menyaksikan Taj Mahal yang sangat terkenal. (DTS)
…
New Delhi, Kompas
Sumber: KOMPAS (03/12/1980)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 671-673.