SUATU LANGKAH MAJU
KUNJUNGAN Presiden Soeharto ke India nampaknya membuka babak baru untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dan teknik dengan India. Indonesia akan memanfaatkan antara lain mesin-mesin dari India untuk pembangunan pabrik semen Indarung III.
Juga kerjasama dalam industri baja dan di bidang nuklir untuk tujuan damai, di samping usaha untuk mengembangkan tanaman gandum di daerah tropis. Indonesia akan membantu India mengusahakan bantuan OPEC dan akan memberinya kesempatan untuk melakukan eksplorasi serta eksploitasi minyak di negeri kita. Indonesia akan mengusahakan pula peningkatan ekspor minyak kelapa sawit, semen, pupuk dan besi spons.
PENINGKATAN kerjasama di bidang ekonomi dan teknik itu tentu tidak akan terlaksana sebagaimana dicita-citakan, apabila kedua belah pihak tidak mengembangkan iklim yang mendukungnya. Dan ini tidak hanya terbatas pada tingkat pemerintahan, tapi juga masyarakat khususnya mereka yang bergerak di bidang ekonomi-perdagangan dan teknik.
Iklim saling menghormati dan menghargai, saling percaya dan saling mau mengerti. Ini perlu mendapat perhatian dalam pembicaraanÂpembicaraan penjajakan yang akan dilakukan oleh para ahli dari kedua belah pihak.
SEPERTI pernah dikemukakan dalam ruangan ini, hambatan psikologis masih cukup kuat di Indonesia untuk mengembangkan kerjasama dengan India, akibat telah mengakarnya berbagai prasangka dan "ressentiment".
Maka para eksponen peningkatan kerjasama Indonesia-India perlu membantu mengembangkan cara-cara pendekatan yang tepat. Pengaruh dari sikap-tindak masyarakat India di Indonesia mempengaruhi pula akan berhasil-tidaknya usaha pendekatan baru itu.
MESKIPUN selalu dikatakan, bahwa hubungan India-Indonesia telah menyearah, tetapi kenyataannya, saling kenai antara kedua belah pihak, baik kalangan pemerintahan maupun rakyat, masih sangat kurang. Kita belum banyak tahu mengenai kemajuan India di bidang teknologi.
Sebaliknya di kalangan masyarakat India mungkin banyak yang memandang Indonesia sebagai sebuah negara yang masih patut digurui di banyak bidang. Mengenai kemajuan-kemajuan yang telah kita capai, mungkin banyak yang belum mereka ketahui ADA kesan, para warga negara-negara berkembang sampai sekarang masih lebih mengorientasikan diri pada bekas negara-negara penjajahnya daripada kepada sesama negara berkembang.
Baik dalam usaha mengembangkan kerjasama ekonomi dan teknik, maupun dalam pemikiran dan sikap-tindak. Tidaklah mengherankan, seperti kata Menteri Widjojo, kalau membangun pabrik biasanya kita membeli mesin dari negara-negara maju.
Tidak terlintas sedikitpun pikiran untuk mempertimbangkan kemungkinan membelinya dari sesama negara berkembang. Nampaknya menyusup sikap saling memandang rendah di kalangan negara-negara berkembang sendiri.
Kerjasama regional seperti yang dilakukan ASEAN dan kerjasama yang hendak dikembangkan antara Indonesia dengan India, merupakan langkah maju pula dalam usaha menumbuhkan saling pengertian dan saling menghargai antara sesama negara berkembang. (DTS)
…
Jakarta, Kompas
Sumber: KOMPAS (06/12/1980)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 676-677.