DARI PAKISTAN DAN INDIA
PRESIDEN Soeharto, lbu Tien Soeharto dan seluruh rombongannya telah tiba kembali dengan selamat di Tanah Air. Kita bersyukur, dan kita mulai merangkum kesan-kesan pertama dari perjalanan yang sangat berat itu yang telah pula menunjukkan betapa ulet kesehatan Presiden itu.
PERTAMA-TAMA kita catat sambutan hangat yang diterima Presiden di Pakistan dan India, karena sambutan itu menyatakan perasaan rakyat dan pemerintah kedua negara yang dikunjungi, terhadap rakyat dan pemerintah Indonesia.
Terpeliharanya hubungan bersahabat kita catat secara khusus, karena atas dasar persahabatan itu segala macam hubungan positif dapat dikembangkan, dan pandangan-pandangan yang berbeda pun takkan sempat berkembang menjadi benih pertentangan.
DENGAN Pakistan kebetulan pula tidak ada perbedaan pandangan mengenai masalah-masalah khusus dalam dunia internasional, baik yang langsung mengganggu Pakistan maupun yang merupakan gangguan bagi Asean dan Indonesia.
Dengan India, perbedaan pandangan tentang penarikan pasukan asing dari Afghanistan dan Kampuchea misalnya, tidak dibiarkan berkembang, sehingga pertemuan dapat secara produktif mengembangkan sikap-sikap bersama yang penting untuk disumbangkan kepada perdamaian dunia.
Di bidang politik itu, pertemuan pendapat yang terpenting baik dengan Pakistan maupun dengan India, terletak dalam tekad bersama untuk menjaga kemurnian Gerakan Non Blok, dan dalam dukungan kepada gagasan menjadikan Asia Tenggara Wilayah Perdamaian, Kemerdekaan dan Kenetralan.
Dalam kedua hal itu pulalah kunjungan Presiden R.I. ke Asia Selatan memberikan sumbangan sangat besar dan konkrit kepada perdamaian dunia.
SUNGGUHPUN seperti biasa bidang ekonomi tidak dirumuskan dengan terperinci dalam pernyataan bersama, jelaslah kepada kita bahwa kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto ini telah menjadi pula kunjungah kerja yang membawakan dasar-dasar kerja sama yang sangat konkrit di bidang ekonomi, dengan hasil yang mungkin lebih penting tidak saja bagi hubungan Indonesia-Pakistan dan Indonesia-India, tetapi juga bagi hubungan ekonomi internasional, khususnya antara negara-negara sedang berkembang.
SELAMA kunjungan ke Pakistan dan India, kita lihat terselenggaranya pertemuan-pertemuan tingkat menteri yang menghasilkan dasar-dasar untuk hubungan perdagangan dan industri, dan untuk kerja sama teknologi, yang akan digarap lebih lanjut oleh pejabat-pejabat di tingkat teknis.
Seperti telah diumumkan, kita akan menyelidiki lebih lanjut tawaran pabrik gula dari Pakistan, sedang dari India kita merencanakan impor pabrik semen. Prospek ekspor semen, pupuk urea dan peningkatan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke India menjadi jelas. Di bidang besi-baja, India memerlukan besi beton dan besi spons kita, sedang kita dapat mengimpor pellets yang merupakan bahan baku industri besi baja kita. Telah pula diletakkan dasar-dasar kerja sama di bidang teknologi yang bervariasi dari tingkat teknologi nuklir sampai kepada teknologi penanaman gandum di daerah tropis.
HASIL-HASIL konkrit yang digambarkan beberapa di antara yang terpenting di atas itu jelas akan langsung memberi manfaat dan menjadi perekat dalam hubungan Indonesia-Pakistan dan Indonesia-India. Tetapi kalau Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja pun melihat pentingnya hasil kerja sama ekonomi, perdagangan dan teknologi yang merupakan hasil kunjungan, mungkin sebabnya karena Menteri juga melihat keberhasilan itu sebagai hasil suatu orientasi baru yang menembus konsepsi tradisional dalam pencarian sumber teknologi dan hasil-hasilnya.
Seperti diingatkan Menteri Ekuin, Widjojo Nitisastro, biasanya untuk memperoleh teknologi nuklir atau membeli pabrik seperti pabrik semen dan pabrik gula, negaranegara berkembang berpaling secara apriori ke negara- negara industri maju.
Dalam kunjungan ke Pakistan dan India ini telah diletakkan dasar-dasar kerja sama ekonomi, perdagangan dan teknologi, di mana negara sedang berkembang yang satu mensuplai negara berkembang yang lain dengan teknologi dan produk teknologi yang biasanya dicarikan di negara-negara industri maju itu. Di bidang ini, hasil perjalanan ke Pakistan dan India merupakan pendobrakan. (DTS)
…
Jakarta, Suara Karya
Sumber: SUARA KARYA (06/12/1980)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 677-678.