KUNJUNGAN KE INDIA DAN PAKISTAN LANCAR & SUKSES
Presiden dan Rombongan Tiba di Tanah Air
Tepat jam 18.30 WIB kemarin sore, pesawat DC-10 Garuda yang membawa rombongan Presiden Soeharto dan lbu Tien Soeharto beserta rombongan mendarat empuk di lapangan udara Halim Perdanakusumah.
Empat jam sebelumnya, dalam suatu keterangan pers yang berlangsung di dalam pesawat yang sedang melintasi samudera Indonesia itu/Menteri Sekretaris Negara Sudharmono yang juga Menpen a.i. menjelaskan, kunjungan kenegaraan Presiden ke Pakistan dan India telah berlangsung dengan baik dan lancar dalam suasana penuh keakraban dan persahabatan.
Kunjungan menghasilkan dua komunike bersama, masing-masing antara Indonesia-Pakistan dan Indonesia-India, berisi pokok-pokok pikiran tentang pandangan dan sikap mengenai situasi internasional, regional hubungan bilateral antara Indonesia-Pakistan dan Indonesia-India.
Pembicaraan-Pembicaraan
Dalam jumpa pers yang juga, dihadiri Menteri Ekuin Widjojo Nitisastro dan Menlu Mochtar Kusumaatmadja, Menteri Sudharmono menjelaskan, kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto ke Pakistan dan India umumnya betjalan lancar dan baik serta mendapat sambutan hangat, penuh rasa persahabatan sesuai dengan suasana dan irama masing-masing pihak.
Antara Presiden Soeharto dan Presiden Zia-Ul-Haq dari Pakistan dan Presiden Soeharto dan PM Indira Gandhi dari India telah dilakukan pembicaraan dan pertukaran pikiran yang cukup luas dan mendalam. Setelah kunjungan ini, menurut Sudharmono, pengisian kerjasama yang telah ada selama ini akan lebih ditingkatkan.
Bersamaan dengan pembicaraan dan pertukaran-pikiran antara kepala pemerintahan diadakan pula pembicaraan tingkat Menteri dengan lingkup dan sifat yang lebih menjurus di masing-masing bidang.
Di bidang ekonomi dari pihak lndonesia dipimpin Menko Ekuin Widjojo Nitisastro dengan dari pihak Pakistan dipimpin Menteri Keuangan, Perencanaan dan Kordinasi Ghulam Ishaq Khan. Sedang dengan pihak India dipimpin Menteri Perdagangan Shri Pranab Mukherjee.
Antara Presiden Soeharto dengan Presiden Zia-Ul-Haq dari Pakistan telah dibicarakan masalah bilateral, regional dan internasional. Mengenai hubungan kerjasama bilateral Indonesia – Pakistan, setelah negara dan pemerintahan meninjau kemajuan kerjasama yang dilakukan dalam rangka IPECC (Kerjasama Ekonomi dan Kebudayaan Indonesia-Pakistan), kedua Kepala Negara dan Pemerintahan menyatakan keyakinannya, bahwa perluasan kerjasama akan sangat menguntungkan kedua negara serta memperkuat ketahanan nasional masingmasing pihak.
Untuk mencapai tujuan itu, suatu delegasi pejabat-pejabat senior pemerintahan Pakistan dalam waktu dekat akan mengunjungi Indonesia untuk menjajagi dan mengidentifikasi bidang-bidang yang akan diberi prioritas dan merumuskan usul-usul konkrit. Segera setelah itu, IPECC akan mengadakan pertemuan di Islamabad.
Mengenai usul dan perjuangan ASEAN menjadikan Asia Tenggara sebagai daerah damai, merdeka dan netral, Presiden Pakistan menyatakan dukungan Pakistan. Apalagi ini memang sejalan dengan usaha yang dilakukan yang diambil Pakistan usul Pakistan untuk menjadikan wilayah Asia Selatan sebagai daerah bebas senjata nuklir.
Tentang Non Blok Juga dengan India
Tentang perkembangan di Asia, dengan PM Indira Gandhi juga diperoleh kesamaan pandangan, bahwa kedua Kepala Pemerintahan merasa khawatir tentang perkembangan dunia, khususnya di Asia, apalagi dengan intensifikasi kehadiran kekuatan-kekuatan militer dunia di Samudera lndonesia. Kedua Kepala Pemerintahan sependapat agar pertikaian dan perbedaan yang timbul diselesaikan melalui jalan damai.
Akan halnya gerakan Non Blok, Presiden Suharto dan PM Indira Gandhi menyatakan lagi keyakinan mereka dalam politik Non Blok. Selanjutnya mengharapkan, bahwa dengan tetap dipertahankannya prinsip-prinsip murni Non Blok serta persatuan di antara anggotanya, gerakan Non Blok akan dapat memperkuat perdamaian dan keamanan internasional.
Sikap dan pandangan yang sama tentang gerakan Non Blok juga dicapai antara Presiden Soeharto dan Presiden Zia-Ul-Haq dari Pakistan.
Bidang Ekonomi
Mengenai situasi ekonomi dunia, khususnya menyangkut ekonomi negara-negara berkembang, Presiden Soeharto dan Presiden Pakistan menggaris bawahi bahaya proteksionisme dan mendesak perlu segera langkah-langkah yang efektif dan cepat untuk meningkatkan iklim ekonomi dunia serta pembangunan orde ekonomi dunia baru.
Tentang masalah yang sama, dengan PM Indira Gandhi juga dicapai kesamaan sikap dan pandangan serta menyatakan keyakinan untuk bekerja sama dengan dunia ketiga dalam membangun orde ekonomi dunia baru berdasarkan persamaan dan keadilan.
Masalah Iran – lrak
Tentang sengketa Iran dan Irak, baik dengan Presiden Zia-Ul-Haq mau pun PM Indira Gandhi, Presiden Soeharto mencapai kesamaan pandangan untuk membaharui himbauan agar kedua belah pihak menyelesaikan persengketaan mereka melalui jalan damai.
Mengenai masalah Afghanistan, Presiden Soeharto dan Presiden Zia-Ul-Haq mengatakan dukungan penuh atas kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial dan status Non Blok Afghanistan.
Sedang dengan PM Indira Gandhi, Presiden Soeharto dan pemimpin lndia itu menyatakan kekhawatiran tentang kehadiran kekuatan militer asing di Afghanistan dan Kampuchea serta menekankan pentingnya penarikan mundur militer asing dari kedua negara itu.
Di samping kesamaan sikap dan pandangan yang di peroleh antara Presiden Soeharto dengan Kepala Pemerintahan India dan Pakistan yang dituangkan dalam dua komunike bersama, pembicaraan antara para Menteri dan pejabat senior telah menghasilkan pokok-pokok pikiran mengenai bidang ekonomi dan politik yang akan dijadikan landasan bagi pengisian yang lebih terperinci untuk masa datang. (DTS)
…
Jakarta, Suara Karya
Sumber: Suara Karya (15/12/1980)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 742-745.